Sabtu, 9 Mei 2020 | 10:46 Wita

Husnul Khotimah

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Syamril, Direktur Sekolah Islam Athirah

HidayatullahMakassar.id — Seorang dokter senior menceritakan pengalamannya mendampingi pasien yang sedang sakaratul maut. Ada beragam kejadian yang bisa jadi pelajaran.

Suatu hari ada pemuda korban kecelakaan yang kondisinya kritis. Saat akan diambil tindakan dalam keadaan tidak sadar pemuda itu masih bisa mengucapkan kata kotor yang tidak sopan sambil mengacungkan jari telunjuk ke dokter.

Kemudian bapak dari pemuda itu tiba. “Ada apa ini pak, kok anak bapak seperti ini?” Dokter bertanya kepada orang tua pemuda itu. “Memang begitu kesehariannya. Kalau minta sesuatu dan tidak dipenuhi dia tunjuk kita dan teriak kata-kata kotor. Jawab orang tuanya. “Biarkan saja mati. Sudah pusing saya melihatnya,” lanjut bapaknya.

Kisah di atas adalah contoh akhir hayat yang buruk atau su’ul khotimah. Tentu kita tidak ingin mengalami hal seperti itu. Kita ingin akhir yang baik atau husnul khotimah. Kita ingin di akhir hayat kita bisa mengucapkan “laa ilaaha Illallah” atau kalimah thayyibah lainnya. Bagaimana caranya?

Menurut ajaran agama ada 2 cara yang bisa dilakukan. Pertama membiasakan diri mengucapkan kalimah thayyibah dalam keseharian. Bisa dalam bentuk aktivitas dzikir rutin pagi dan petang atau di saat senggang maupun sibuk tetap dalam aktivitas berzikir. Sering kita lihat ada orang yang membawa tasbih atau counter digital. Tiap saat terus berzikir.

Apakah cukup dengan itu? Tentu tidak. Bisa jadi itu hanya di lisan belum masuk ke dalam hati. Oleh karena itu perlu langkah kedua yaitu menghadirkan hati dengan menghayati apa yang diucapkan. Zikir dengan memahami apa yang diucapkan lalu direnungi dan diresapi ke dalam jiwa.

Lebih lanjut juga harus dibarengi dengan kehidupan sehari-hari yang penuh ketakwaan kepada Allah. Memurnikan niat dalam segala aktivitas semata-mata karena Allah, bersyukur atas segala nikmat dari Allah, berusaha sungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, ridha dan sabar dengan segala ketetapan Allah.

Semoga bulan Ramadhan dengan puasa, shalat dan tilawah serta amal saleh lainnya melatih diri kita untuk senantiasa dzikrullah, ingat kepada Allah. Jika itu masuk ke dalam alam bawah sadar dan menjadi darah daging kehidupan, insyaallah kita bisa meraih husnul khotimah.■


Tags:

BACA JUGA