Jumat, 27 Maret 2020 | 08:06 Wita
Dulu Masjid Ditutup Saat Wabah, Ulama Berdiam di Rumah

HidayatullahMakassar.id — Dahulu, masjid-masjid pun ditutup dan para ulama berdiam di rumah karena wabah penyakit.
Al Imam Al Hafizh Adz Dzahabi Rahimahillahu berkata:
وفي سنةِ ثمانٍ وأربعين وأربعمائةٍ كَانَ القَحْطُ عَظِيْماً بِمِصْرَ وَبَالأَنْدَلُس، وَمَا عُهِدَ قَحْطٌ وَلاَ وَبَاءٌ مِثْله بقُرْطُبَة، حَتَّى بَقِيَت المَسَاجِدُ مغلقَة بِلاَ مُصَلٍّ، وَسُمِّيَ عَام الْجُوع الكَبِيْر. ينظر سير أعلام النبلاء (18/311) طبعة الرسالة من الشاملة.
“Pada tahun 448 H, terjadi kekeringan (paceklik) besar di Mesir dan Andalusia. Belum pernah sebelumnya terjadi kekeringan dan tidak pula wabah seperti itu di Cordoba, hingga masjid-masjid terpaksa ditutup dan tidak ada orang yang shalat. Saat itu dinamakan Tahun Kelaparan Hebat”.(Adz Dzahabi, Siyar A’lam An Nubala’, 18/311).
Al Maqriziy berkata tentang wabah Thaa’un yang terjadi tahun 749 di Mesir:
وتعطل الأذان من عدة مواضع وبقي في الموضع المشهور بأذان واحد… و غلقت أكثر المساجد و الزوايا
(السلوك لمعرفة دول الملوك 88/4)
“Di banyak tempat Azan ditiadakan. Tinggallah azan hanya sekali di satu tempat yang terkenal… (Saat itu) banyak masjid dan surau-surau yang terpaksa ditutup”. (As Suluk li Ma’rifah Dual Al Muluk, 4/88).
Diriwayatkan dari seorang Tabi’in yang mulia, Masruq bin Al Ajda’ Al Wadi’i Rahimahullah:
كان يمكث في بيته أيام الطَّاعُونِ ويَقُولُ: أَيَّامُ تَشَاغُلٍ فَأُحِبُّ أَنْ أَخْلُوَ لِلْعِبَادَةِ فَكَانَ يَتَنَحَّى فَيَخْلُو لِلْعِبَادَةِ ,
قَالَت زوجته:
فَرُبَّمَا جَلَسْتُ خَلْفَهُ أَبْكِي مِمَّا أَرَاهُ يَصْنَعُ بِنَفْسِهِ وَكَانَ يُصَلِّي حَتَّى تَوَرَّمَ قَدَمَاهُ”.
(الطبقات لابن سعد ج٦ ص٨١)
“Beliau berdiam diri dalam rumahnya pada hati-hari merebaknya wabah Thaa’un, seraya berkata: “Hari-hari penuh kepayahan, dan aku ingin fokus beribadah”. Lalu beliau mengambil sudut rumah dan berkhalwat untuk ibadah.
Istrinya berkata: “Kadang aku duduk di belakangnya sambil menangis menyaksikan apa yang beliau lakukan atas dirinya. Adalah Beliau shalat hingga kedua kakinya bengkak-bengkak”.(Ibnu Sa’ad, Ath-Thabaqaat, 6/81).■
*) Alih Bahasa: Rapung Samuddin.

TERBARU
-
Abdullah Said, Bayang Syanggit dalam Mimpi Seorang Kader
21/04/2025 | 06:25 Wita
-
Abdullah Said, di Sini Jalan itu Kembali Kutemukan
18/04/2025 | 09:13 Wita
-
Abdullah Said, Sang Kader di Tengah Arus Sejarah Politik
13/04/2025 | 10:36 Wita
FOTO

Galeri – Powerfull Ramadhan di Ponpes Al Bayan Bersama Tokoh Muda
17/03/2025 | 07:19 Wita
Galeri – Powerfull Ramadhan Bersama Al Quran, Tarhib Ramadhan Al Bayan
23/02/2025 | 06:20 Wita
Galeri – Visitasi Asesmen Prodi Ekonomi Syariah STAI Al Bayan
09/01/2025 | 20:50 Wita