Kamis, 27 Februari 2020 | 06:21 Wita

Butuh Sinergi dengan Ormas Islam, Perbesar Pasar Perbankan Syariah di KTI

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Pihak perbankan syariah memastikan masih butuh upaya maksimal untuk terus memperbesar pasar lembaga perbankan syariah di Sulsel dan Indonesia timur (KTI) umumnya.

Hal ini diutarakan Pimpinan Wilayah Indonesia Timur BNI Syariah Ali Muafa di sela kunjungannya di Ponpes Hidayatullah Makassar, pekan ini.

Salah satu upaya dimaksud, urai praktisi perbankan syariah sejak 1995 itu, memperbanyak kerjasama dan meningkatkan sinergi dengan ormas.

“Antara lain, perbankan syariah itu butuh komitmen dan keberpihakan ormas Islam. Misalnya kita bersyukur Hidayatullah Makassar melirik BNI Syariah untuk rencana pengembangan infrastruktur lembaga pendidikannya,” jelas Ali.

Pola sinergi serupa harapnya, bisa pula dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi berlabel Islam. “Kami punya pengalaman dengan Universitas Muslim Indonesia (UMI) mensuport pembiayaan untuk pembelian Rumah Sakit 45 menjadi RS Ibnu Sina sekarang,” ungkapnya.

Upaya lain memperbesar kue perbankan syariah yakni memaksimalkan sosialisasi, literasi hingga edukasi. “Saya tidak tahu persis berapa persen pangsa pasar yang sudah diambil perbankan syariah di KTI. Tapi yang jelas secara nasional baru 6 persen, kecil sekali (di negara mayoritas Muslim ini),” ujarnya.

Lebih khusus, Ali mengungkapkan pihaknya saat ini memang sedang fokus dan ekspansif menggarap pasar di sektor dunia usaha, kemasyarakatan, pendidikan seperti kampus maupun sektor kesehatan yakni  rumah sakit.

Demikian pula seiring trend peningkatan volume di industri halal tourism, BNI Syariah juga masuk ke pasar ini.

“BNI Syariah berkomitmen turut kembangkan halal tourism di banyak destinasi halal dan mata rantainya seperti travel. Seperi halnya objek wisata Gunung Bromo kita bangunkan masjidnya, agar pengunjung Muslim ada tempat shalatnya,” tambahnya.

Data dihimpun hidayatullahmakassar.id menyebutkan BNI Syariah sepanjang 2019 lalu mencatat penyaluran pembiayaan sebesar Rp32,58 triliun, naik 15,13% dari posisi 2018 sebesar Rp28,30 triliun.

Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp15,33 triliun (47,1% dari total pembiayaan).

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah (giro dan tabungan) sebesar 39,47% sehingga meningkatkan rasio CASA dari 55,82% menjadi 63,13% di akhir 2019.

Pertumbuhan DPK BNI Syariah tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 15,23% year on year (data SPS per November 2019 BUS-UUS).■ fir


Tags:

BACA JUGA