Jumat, 14 Februari 2020 | 14:35 Wita

2020 Kembangkan Amal Usaha, Hidayatullah Targetkan Pembiayaan Rp 200 Miliar dari Bank Muamalat

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Organisasi masyarakat (ormas) Islam Hidayatullah menargetkan pembiayaan sebesar Rp200 miliar pada tahun 2020 dari Bank Muamalat.

Ketua Bidang Perekonomian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Asih Subagyo menyampaikan bahwa sebesar Rp70 miliar diantaranya diperkirakan akan cair pada Maret 2020.

“Kami berharap bisa Rp 200 milia, sebenarnya bisa lebih besar lagi tetapi tentunya kami tidak ingin terlalu drastis peningkatannya,” jelas Asih Subgyo usai menandatangani kerja sama dengan Bank Muamalat di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (12/2).

Hingga akhir 2019, pembiayaan yang disalurkan pada Hidayatullah sebesar Rp 93,2 miliar. Subagyo mengatakan pembiayaan tersebut disalurkan ke 14 lokasi cabang Hidayatullah yang ada di seluruh Indonesia dengan segmen usaha ritel seperti minimarket, sekolah, dan klinik.

Hidayatullah memiliki lini bisnis yang disebut amal usaha. Dengan jaringan pesantrennya mencapai 580 pesantren di seluruh Indonesia yang mayoritas diantaranya sudah memiliki unit bisnis.

“Mereka mengajukan proposal untuk pembiayaan amal usaha, kita seleksi melalui komite investasi di pusat (DPP Hidayatullah), jika lolos kita berikan corporate guarantee,” katanya.

Sehingga DPP akan menanggung tanggung jawab jika pembiayaannya bermasalah. Untuk awalan kuartal I 2020, sudah ada proposal yang akan diajukan dengan nilai sekitar Rp 70 miliar.

Mayoritas diantaranya untuk sekolah. Subagyo menyampaikan sebanyak 70-80 persen dari total portofolio pembiayaan disalurkan untuk segmen pendidikan ini.

Setelah diadakanya perjanjian bersama dalam bentuk penandatangan MoU antara kedua bela pihak, dilanjutkan diskusi bersama pada focus group discussion (FGD), Kamis (13/2/2020).

Kata Subagyo, tujuan FGD ini tentunya sebagai forum penyamaan presepsi antara Muamalat dan juga Hidayatullah yang mana saat di lapangan seringkali terjadi miss presepsi antara keinginan Bank dan keinginan Hidayatullah.

“FGD ini dilaksanakan agar presepsi-presepsi yang tidak sama yang dapat menimbullkan miss comunication dapat diatasi dan juga dicarikan solusinya,” terang Asih Subagyo dilansir dari official web hidayatullah.or.id.

Subagyo menjelaskan bahwa usaha untuk membentuk persamaan presepsi ini bukan semata-mata Hidayatullah mencari kemudahan semata. Beliau menjelaskan bahwa hal ini bertujuan agar menghindari masalah yang tidak diharapkan akan muncul dikemudian hari.

Salah satu isi kesepakatannya ialah dibentuknya komite investasi dari Hidayatullah yang bertugas untuk menyeleksi proposal-proposal yang akan masuk pada lembaga bank, sehingga sebelum proposal itu masuk ke bank, proposal itu telah sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

“Dengan demikian ketika ada jaringan Hidayatullah yang mengakses ke lembaga pembiayaan harus sepengetahuan komisi investasi, agar nanti komite investasi mengeluarkan corporate guarantee. Dari corporate guarantee menjadi pegangan lembaga pembiayaan bahwa proposal ini telah mendapat jaminan dari DPP Hidayatullah,” jelasnya.■ Amanji Kefron/fir


Tags:

BACA JUGA