Kamis, 8 Mei 2025 | 12:53 Wita

Membangun Kader Intelektual Berjiwa Dakwah: Refleksi Jelang Wisuda Perdana STAI AlBayan

Editor: admin
Share

Oleh: Dr Abdul Kadir Mahmud MA, Ketua STAI Al-Bayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.id — Akhir pekan ini, Sabtu (10/5/2025), STAI Al-Bayan akan melaksanakan wisuda perdana. Wisuda perdana ini bukan hanya seremoni akademik, melainkan momentum bersejarah.

Menjadi penanda bahwa STAI Al-Bayan sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi telah menunaikan amanahnya: mengantarkan mahasiswa menuju gerbang pengabdian dan kiprah nyata di tengah masyarakat.

STAI Al-Bayan Hidayatullah Makassar hadir sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Hidayatullah (PTH) yang memiliki karakteristik khas.

Di tengah iklim akademik yang kompetitif, STAI Al-Bayan tetap memegang komitmen untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian intelektual, tetapi juga menanamkan nilai-nilai dakwah dan perjuangan.

Hal ini tercermin dalam visi besar Hidayatullah untuk mencetak kader ulama dan pemimpin umat.

Perguruan tinggi pada hakikatnya adalah dunia akademik dengan atmosfer intelektual yang kental. Di sinilah mahasiswa ditempa dengan pemikiran kritis, budaya ilmiah, dan semangat pembaruan.

Namun bagi Hidayatullah secara umum, hal tersebut belum cukup. Intelektualitas tanpa idealisme dan nilai akan melahirkan kecerdasan yang hampa arah. Oleh karena itu, PTH merumuskan konsep yang lebih utuh melalui Panca Dharma Perguruan Tinggi Hidayatullah.

Panca Dharma ini merupakan pengembangan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sudah dikenal luas; pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

Tri Dharma ini kemudian ditambahkan oleh PTH dengan menambahkan dua pilar khas Hidayatullah, yakni: Kepesantrenan dan Kepengasuhan.

Dimensi Kepesantrenan memberikan pondasi tauhid, kedekatan dengan Al-Qur’an, membentuk karakter yang sarat dengan spritual dan gaya hidup sederhana.

Sementara Kepengasuhan membangun ketangguhan mental, kedisiplinan, kesiapan menerima amanah dakwah dan kepekaan sosial yang menjadi modal penting dalam membina umat dalam bingkai peradaban Islam.

Dengan pendekatan ini, diharapkan lulusan STAI Al-Bayan tidak hanya menjadi insan akademik, tetapi juga menjadi kader ideologis yang memahami peta perjuangan umat dan siap menempatkan diri dalam barisan perubahan.

Mereka tidak sekadar menjadi “sarjana” dalam pengertian formal, tetapi menjadi pelanjut risalah dakwah dan penguat simpul-simpul kebangkitan Islam di masyarakat.

Bagi Hidayatullah, Pendidikan dan Dakwah merupakan dua sisi dari mata perjuangan yang tidak terpisahkan akan tetapi saling menguatkan, sehingga kampus-kampus Hidayatullah termasuk di dalamnya STAI Al-Bayan dapat menjadi madrasah peradaban tempat lahirnya intelektual yang militan dengan spiritual yang tercerahkan.

Kami di STAI Al-Bayan percaya, bahwa dunia saat ini tidak hanya membutuhkan orang-orang pintar, tetapi juga orang-orang benar.

Dunia tidak cukup diselamatkan oleh teori dan teknologi, tetapi oleh nilai, keteladanan, dan keberanian untuk berdiri di garis depan perjuangan. Inilah makna kaderisasi dalam bingkai pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai wahyu.

Wisuda perdana ini adalah awal, bukan akhir. Ia adalah pernyataan bersama bahwa kita siap menyumbangkan pikiran, tenaga, dan waktu demi kemaslahatan umat.

Ia adalah tonggak sejarah bahwa STAI Al-Bayan hadir bukan untuk sekadar eksis, tetapi untuk berperan dan memberi warna dalam peta pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

Selamat kepada para wisudawan. Kalian adalah kebanggaan kami, dan sekaligus harapan umat. Bawalah semangat ini ke mana pun kalian melangkah. Karena di luar sana, dunia sedang menanti kader-kader intelektual yang berjiwa dakwah, seperti kalian.(*)



BACA JUGA