Minggu, 24 November 2024 | 07:58 Wita
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
HidayatullahMakassar.id — Taujih Subuh Dewan Pertimbangan Hidayatullah dan Dewan Pembina Hidayatullah Makassar Dr Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi
Di Masjid Ummul Qura, Ahad, 24 November 2024 :
Dalam Grand strategi Hidayatullah dikatakan bahwa masa transisi Hidayatullah yang paling penting 10 tahun ke depan, tahun 2023-2033. Inilah masa transisi dari generasi yang dididik langsung ust Abdullah Said rahimahullahu Ta’ala kepada kader yang tidak mendapatkan sentuhan didikan dari pendiri Hidayatullah tersebut.
Saat beliau wafat, beliau tidak meninggalkan catatan tertulis apalagi blue print (cetak biru) langkah-langkah Hidayatullah tetapi alhamdulillah ada jejak dokumentasi berupa rekaman ceramah dan lainnya sehingga kita masih bisa melacak konsep dan gagasan beliau.
Selepas wafatnya ustadz Abdullah Said Kami bersama BPU dan ustadz lainnya bermujahadah memikirkan Hidayatullah ke depannya. Maka dengan segala dinamikanya Hidayatullah Alhamdulillah masih eksis sampai saat ini, meski tentu ada perubahan dan perbedaan sebagai sebuah keniscayaan.
Hal ini menepis anggapan bahwa Hidayatullah seumur dengan pemimpinnya, tentu kepemimpinn sekarang tidak bisa disamakan dengan kepemimpinan ust Abdullah Said dengan segala kompetensinya.
Pada 10 tahun ke depan akan terjadi banyak perubahan, para kader senior sudah ada yang uzur dan akan ada dinamika zaman yang menuntut kompetensi untuk mengelola lembaga ini, akibat kemajuan teknologi dan pengaruh geopolitik.
Ini masa transisi yang sangat serius bagi Hidayatullah, ada karena uzur dan ada karena tuntutan zaman. Karena itu badan pekerja Munas tahun depan yang terdiri dari sembilan orang, salah satu tugas pentingnya memikirkan masa transisi Hidayatullah 10 tahun ke depan.
Saat ini Hidayatullah masih memiliki persoalan-persoalan besar, sejak ditinggal ust Abdullah Said kita masih bergeliat dengan konsepsi, transformasi dan transmisi (proses pengiriman pesan atau informasi) termasuk terkait jati diri Hidayatullah yang masih banyak yang harus dibenahi.
Bersamaan dengan kondisi itu kita dihadapkan pada tuntutan rejuvenasi dan regenerasi, sehingga disinilah peran pentingnya para senior untuk melakukan transformasi kepada generasi muda.
Kami sejak beberapa tahun silam telah melakukan turba atau turun ke bawah, untuk melakukan konsolidasi jati diri tetapi yang lebih utama sebenarnya adalah interaksi, sering saya katakan kepada kader yang berusia 50 tahun ke bawah bahwa saya hanya ingin menceritakan apa yang saya alami dan pahami selama di Hidayatullah.
Saya hanya ingin bercerita apa yang saya alami selama kebersamaan dengan ustadz Abdullah Said dan BPU, karena harus disadari bahwa saat ini kita berhadapan dengan generasi yang tidak hanya membutuhkan transformasi tetapi juga transmisi.
Pada pertemuan beberapa saat lalu bapak pimpinan umum mengutip sebuah ayat di dalam surah Al Ahzab.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)
Ayat ini menunjukkan betapa krusialnya pembentukan akhlak yang bisa dimaknai sebagai pembentukan karakter, jika merujuk ayat ini maka dapat kita katakan proses transformasi dan transmisi kata kuncinya adalah ketauladanan. Kenapa pendidikan karakter di negara ini gagal padahal konsepnya sangat bagus, karena hanya diajarkan tanpa dicontohkan.
Karena itu para senior perlu memikirkan transformasi dan transmisi apa yang bisa kita wariskan kepada generasi muda, jika orang tua kepada anaknya itu lebih banyak urusan transmisi dibanding transformasi. Kalau saya melakukan transformasi dan transmisi bukan karena saya sangat memahami Hidayatullah tetapi karen posisi saya lebih senior.
Inilah tantangan Hidayatullah, sebuah proyek besar yang harus kita lakukan, maka perlu juga banyak menyerap pemikiran generasi muda melalui diskusi, misalnya di sebuah daerah saya arahkan untuk berdiskusi secara setara, sebab saya juga ingin mendengar aspirasi atau pemikiran generasi muda.
Komunikasi dan diskusi ini harus dilakukan secara intens, sebab kerap ada kendala dalam komunikasi antara kader senior dan yunior, meski sebenarnya sudah ada al Quran sebagai panduan komunikasi yang memuat nilai-nilai universal.
Keberadaan generasi muda di Hidayatullah ini sangat strategis, karena itu saya katakan idealnya, pengurus DPP pada munas tahun depan itu berusia 50 tahun ke bawah sebab Hidayatullah akan menghadapi tantangan besar ke depannya.
Inilah dua pekerjaan besar yang harus dilakukan secara intensif paling tidak satu tahun ke depan yaitu melakukan pembenahan-pembenahan terkait konsepsi dan implementasi sembari melakukan transformasi dan transmisi untuk transisi di Hidayatullah. (Jiho Manshur)
TERBARU
-
Jangan Mudah Meminta Izin untuk tidak Berhalaqah
25/12/2024 | 05:13 Wita
-
Prodi Pendidikan Guru Madrasah STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar Raih Akreditasi Baik
19/12/2024 | 06:21 Wita
-
Tim Akreditasi Visitasi Tadris Matematika STAI Al Bayan Makassar
18/12/2024 | 06:32 Wita