Rabu, 18 September 2024 | 10:11 Wita

Santri Menulis – Seniorku Sahabatku

Editor: admin
Share

HidayatullahMakassar.id — Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri

***

Di kala matahari menyinari langit Sulawesi, terbit pula rasa sedih serta bahagia. Burung-burung pun seperti ikut merasakan suasana hari itu. Hari di selenggarakan ramah tamah, juga hari yg di nantikan oleh sekian banyak pelajar

Kami begitu senang mendapat kabar bahwa kelas kami terpilih untuk mempersembahkan tampilan di acara ramah tama tersebut, juga memberikan bunga kepada santri yang akan tamat. Tentu saja aku memilih untuk memberikannya pada kakak kelas yang ku anggap sahabat dekat.

Orang yang telah menemaniku di situasi ketika aku sendiri, sedih, maupun senang sekalipun. Namun aku sedikit kecewa karena kami dekat ketika ia akan lulus. Tapi, tak mengapa yang penting kan dekat.
Namun, seiring jarum waktu melewati tiap detik kebersamaan kami, aku takut akan cepat berlalu dan selesai.

Tak terlewat dari pandanganku, setiap derap langkahnya. Tak tahu sampai kapan langkah itu akan menemaniku lagi. Begitu pula tutur kata dan suara khasnya, yang akan menjadi hal yang buat diriku rindu tentangnya. Bahkan di situasi yang berusaha menjauhkan kami, aku masih yakin bahwa kau tak seperti apa yang mereka bilang, karena kita tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Salah satu pelajaran yang aku dapat darinya yaitu, ‘cemburu’, bukan selalu soal cinta pada lawan jenis, tapi bisa pada teman karib, saudara kandung, dan keluarga sekalipun. Hal ini yang ku dapat dari rasa iri yang timbul karena temanku yang ku dengar sempat akrab dengannya. Ya, seperti itulah pertemanan.

Selain itu. Ada alasan yang membuatku merasa kehilangan sosok sepertinya. Hal yang paling menonjol darinya adalah terkenalnya ia di mata santri dengan kategori “anak pelanggar”. Namun, diluar hal itu, tak sepenuhnya ia seperti apa yang mereka katakan.

Terlepas dari kesadaran mengenainya, la adalah orang yang mengajakku pada kebaikan. la juga orang yang selalu mengajak dan merangkulku di saat banyak yang memojokkan. Ia orang yang mendengar keluh kesahku yang tak bisa kuluapkan kepada siapapun Selain dirinya. Orang yang menasehati dan membuatnya menjadi solusi yang baik dan jalan keluar yang masuk akal.

Di lain waktu, la tak lupa menyesalkan perbuatan yang menjelekkan namanya. la sadar bahwa memang salah, tapi terlanjur sudah la diakui jelek di lingkungan kami. Maka dari itulah, la menyuruhku jangan terpeleset dan menjaga nama baikku di temannya maupun kakak kelas lainnya.

la bagaikan saudara yang lebih dari cukup untuk dikenal baik. Tak jarang aku sedihkan hak yang harus ia miliki, yaitu dianggap baik tak di bawa-bawa namanya dalam masalah yang tidak ada campur tangannya.

Dan dari sini, aku mengerti kalau lingkungan pergaulan benar-benar berpengaruh. la seperti wabah yang cepat menguasai diri seseorang yang mendekat padanya. Sebab itulah, bagaimana pun lingkungan kita, Jagalah selalu diri dan teman sepergaulan kita. Jagalah iman jangan sampai kita terjerumus ke dalam jurang keburukan. Karena teman bukan sekedar teman, namun la juga jadi penentu akhir akhirat kita.

Dari sinilah aku paham, tak selamanya kami akan terus bersama, la akan pergi dan meninggalkan milyaran kenangan yang mustahil terlupakan, tapi akan tetap terlukis indah dalam kanvas memory kita.

Terkadang kita menganggap hal ini adalah hak milik. dan itu merupakan argumen yang kurang tepat, karena itu hanyalah takdir, dan takdır itu tak akan melewatkan dirimu bagaimana pun kau menghindarinya. Namun terima kasih, karena pernah mewarnai hari abu-abu ku kemarin.

Kini penggantinya belum kunjung ku jumpai. kalaupun ada, aura khasnya tak mungkin sama Lagi. Kini biar doa kita yang bertemu di angkasa saja. Dan pertemuan kita, berujung di Jannah Nya.(*)

*) Penulis: Najwaa Tsurayya, Santriwati kelas VIII SMP Integral Al Bayan Ponpes Hidayatullah Makassar, asal Ambon Maluku



BACA JUGA