Kamis, 23 November 2023 | 09:02 Wita

Hidayatulllah Kemarin dan 50 Tahun Mendatang

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : KH. Hamim Thohari, MSi, Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah

HidayatullahMakassar.com — Alhamdulillah kata yang paling pantas diucapkan saat ini. Silatnas (Silaturahmi Nasional) yang kita laksanakan hari ini sesungguhnya sudah dilakukan berulang-ulang bahkan sejak almarhum ustadz Abdullah Said (pendiri Hidayatullah) juga sebenarnya sudah menyelenggarakan Silatnas.

Bedanya Silatnas saat itu dilaksanakan bulan Muharram dan dilaksanakan setiap tahun. Kemudian seiring perkembangan Hidayatullah yang meluas dan melebar kemana-mana lalu tradisi Silatnas pelaksanaan tiap lima tahun sekali.

Masjid Ar Riyadh di kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak hari ini penuh dengan jamaah ini merupakan indikasi perkembangan terakhir dari Hidayatullah. Insyallah pada Silatnas akan datang akan semaakin melebar berkembang meluas lagi, meningkat berlipat kali lipat lagi.

Jika beberapa tahun lalu masjid ini belum jadi dan jamaah susah melaksanakan ibadah, sekarang jamaah berkembang meluber hingga ke belakang. Ini adalah tanda sebuah pertumbuhan.

Kehidupan itu ditandai perkembangan. Jika sebuah organisasi tidak ada pengembangan maka organisasi itu Sudah selesai.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan lugas menyatakan Hidayatullah sebagai ormas Islam paling cepat pertumbuhannya.


Kita tahu abad 15 diperingati dan dijadikan sebagai spirit kebangkitan Islam. Hidayatullah tahun 1973 berdiri dan tumbuh di Gunung Tembak juga disemangati oleh kebangkitan itu.

Suasana eksternal pada saat Hidayatullah didirikan sesungguhnya secara nasional dalam suasana mencekam karena ummat Islam dibayangi “hantu-hantu” ancaman tuduhan subversif (sama sekarang tudingan teroris) sehingga harus super hati-hati.

Namun dengan kondisi tersebut Islam tetap tumbuh. Dakwah bergerak terutama di kalangan pemuda dan mahasiswa di kampus-kampus besar dengan munculnya fenomena jilbabisasi.

Tahun 1979an dan 1980an awal sebagai starting poin awal perintisan Hidayatullah, hanya satu dua mahasiswi di sebuah kampus yang memakai jilbab. Tapi lihatlah saat ini yang dulu orang berjilbab minoritas sekarang di pasar dan mall dan terminal dimana saja justru yang tak berjilbab menjadi minoritas.

Sesuatu yang harus kita syukuri bersama-sama. Tentu saja tak cukup puas dengan dakwah dan jihad ini. Kita ingin lebih jauh lagi bagaimana negara kita menjadi baldatun toibatun warabun gafur, Allah ridho dan memberi ampunan bagi seluruh warga negaranya.

Karena tentu saja Allah akan ridho jika Indonesia ini bersyariah. Sebagaimana Syaikh Ali Jaber punya harapan besar bahwa Indonesia pada 2045 akan dipimpin oleh seorang hafidz Qur’an.

Hidayatullah lahir bersama-sama dengan bangsa ini, walaupun berada di ujung dunia bernama Balikpapan. Bersama dengan ummat lain membangun kebangkitan bersama sama.

Hasil dakwah yang kita raih saat ini belum memuaskan tapi telah terjadi perubahan yang sangat besar, bahkan oleh dunia Barat kebangkita itu sangat menakutkan.
Itulah sebabnya lahir sekarang Islamphobia di kalangan mereka.

Mereka dibayangi ketakutan sendiri. Mereka membayangkan hukum syariah akan menjadi pengekang kebebasan hawa nafsunya. Mereka tidak akan bisa semau, sekehendak hati tapi dibatasi syariat Islam.

Alhamdulillah Hidayatullah bergerak bersama ummat Islam. Hari ini, menandai 50 tahun Hidayatullah, di Silatnas kali ini kita dokumentasikan perkembangannya dalam sebuah buku yang menceritakan bagaimana tantangan yang Hidayatullah telah lewati dan pencapaian yang telah diraih.

Buku “50 Tahun Hidayatullah” ini sebarkan dan jadikan sarana ta’aruf kepada siapa saja.

Sudah 50 tahun kita lalui, pekan lalu dilaksanakan MMS (Musyawarah Majelis Syuro) Hidayatullah, yang terjadi semuanya luar biasa baru kali ini MMS dihadiri lengkap anggotanya, tapi tak dihadiri seorang pun para penasihat, karena dibekap masalah kesehatan masing-masing.

Maka inilah masa dipergulirkan. 50 tahun para perintis dan pendiri sudah berbuat dan mereka telah bekerja. Sekarang adalah tugas kita.

Tugas kita saat ini adalah bagaimana menghimpun sebanyak-banyaknya kader dakwah agar dakwah dan pergerakan Islam ke depan semakin berkembang.

Alhamdulillah grand desain Hidayatullah telah selesai dibuat berisi bagaimana langkah Hidayatullah 50 tahun ke depan.

Inilah masa yang paling strategis menuju 50 tahun ke depan karena merupakan masa yang sangat luar biasa ketika itu Indonesia juga memasuki 100 tahun kemerdekaannya pada 2045.

Itu adalah saat dinantikan dan Hidayatullah ikut menyongsong Indonesia Emas dan juga Islam Emas di Indonesia dalam satu tarikan nafas

Namun ada waktu yang sangat kritis yaitu 10 tahun pertama dari 50 tahun yang akan kita lewati, yakni sekarang. Saat itu satu per satu senior kita mulai harus purna tugas.

Ketika pewarisan nilai keHidayatullah-an tidak terjadi dengan baik maka ke depan Hidayatullah akan berat langkah perjuangannya. Tetapi jika kita sukses lewati 10 tahun ke depan dengan pewarisan nilai maka InsyaAllah kita akan sukses pada tahun dan masa berikutnya.

Mari satu kata kita perbaiki silaturahmi, kita rekrut kader sebanyak-banyaknya, insyallah selanjutnya kita akan lewati dengan sukses.(fir)

*) Disarikan dari tausyiah subuh Silatnas Hidayatullah di Masjid Ar Riyadh Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan, Kamis (23/11/2023)