Minggu, 2 April 2023 | 09:38 Wita
Menyiapkan Pemimpin Kharismatik (1)
Oleh : Dr KH Abd Aziz Qahhar Mudzakkar MSi, Dewan Pertimbangan Hidayatullah dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
HidayatullahMakassar.id — Kajian tentang kepemimpinan kharismatik yang diamanahkan panitia akan saya ulas dengan penyesuaian pada model kepemimpinan di Hidayatullah.
Karena sebenarnya pemimpin kharismatik itu bukanlah istilah atau bukan produk Islam. Tidak ada terminologinya bisa kita temukan dalam Islam.
Namun demikian sebagai sebuah ilmu yang bersifat universal kita bisa terima, sebagaimana isitilah lainnya dari terminologi barat yang sering disandingkan selain kepemimpinan kharismatik juga ada kepemimpinan transformatif dan kepemimpinan transaksional.
Kepemimpinan kharismatik itu sangat mengandalkan kepada kekuatan pemimpinnya, daya tarik pemimpin, karakter yang sangat kuat, kepercayaan diri, visi kuat. Jadi energi organisasi sangat besar dari pemimpinnya.
Kepemimpinan ini juga pasti pemimpinnya cerdas, juga memiliki retorika yang bagus sangat bisa menjelaskan visinya, sangat meyakinkan dan sangat kuat mempengaruhi orang. Orang bisa berkorban sebesar-besarnya karena kekuatan dari motivasi seorang pemimpin kharismatik.
Dua pemimpin umum Hidayatullah Allahuyarham Abdullah Said dan KH Abdurahman Muhammad sangat kharismatik.
Model kepemimpinan yang kedua, kepemimpinan transformatif. Yaitu kepemimpinan yang walaupun pemimpinnya hebat tapi juga sangat mengandalkan kepada kekuatan tim, tidak hanya mengandalkan kekuatan pribadi seorang pemimpin.
Tapi juga sangat mengandalkan kepada rumusan visi organisasi, rumusan misi organisasi dan ada kekuatan tim, ada inovasi-inovasi tim, ada kreasi tim, ada keterbukaan yang lebih besar.
Sebenarnya Hidayatullah juga dalam model kepemimpinan seperti ini. Walaupun pemimpinnya sangat kharismatik tapi organisasinya juga sangat transformatif sistemnya.
Ketiga yaitu adalah kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan ini yang mengandalkan bonus-bonus, reward dan punishment, suka mengiming-iming (untuk mempengaruhi dan meningkatkan kinerja organisasi) . Model ini tidak salah juga dalam Islam.
Sebenarnya juga belakangan, banyak pemikir yang merumuskan apa yang disebut dengan kepemimpinan profetik atau kepemimpinan kenabian yaitu satu model kepemimpinan yang meniru kepemimpinan para nabi (nubuwah).
Kepemimpinan nubuwah yakni nilai-nilai kepemimpinannya dirumuskan dari nilai-nilai kepemimpinan para nabi bukan saja dari Rasulullah Muhammad.
Hidayatullah belakangan ini juga itu lebih meresmikan istilah kepemimpinan Nubuwah ini. Walaupun di Hidayatullah itu sebenarnya ada empat istilah kepemimpinan yang digunakan
Yakni kepemimpinan Imamah jamaah, kepemimpinan syuro, kepemimpinan spiritual dan kepemimpinan Nubuwah. Walau pernah Hidayatullah tidak terlalu suka menggunakan istilah kepemimpinan spiritual.
Pemimpin umum pernah sangat sering ceramah tentang kepemimpinan spiritual bahwa manhaj sistematika wahyu itu adalah muatannya kepemimpinan spiritual.
Jika seorang pemimpin di Hidayatullah lemah spiritualnya tidak bisa menjadi pemimpin. Misalnya ada ketua yayasan, kepala kampus, ketua DPD yang jam 3 subuh dikasih bangun shalat lail oleh orang lain maka ini tidak standar tidak bisa jadi pemimpin karena Al Mujamilnya tidak standar.
Istilah (allahuyarham) Ust Abdul Manan “Ada kader tidak bangun shalat lail maka cacat spiritualnya” karena manhaj Sistimatika Wahyu Hidayatullah memang sangat menekankan kepada kekuatan spiritual di al Muzamil-nya. Yang belakangan pemimpin umum rumuskan dengan Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH), atau saya menyebutnya dengan istilah “Al Muzammil Plus”.
Majelis Syuro Hidayatullah sepakat tak terlalu formalkan istilah kepemimpinan spiritual karena tak ingin Hidayatullah diidentikkan dengan kelompok tarekat karena harus punya Mursyid secara rijit.
Walau secara substantif kepemimpinan spiritual ini jelas adalah sebuah hal mutlak dalam kepemimpinan di Hidayatullah.
Keempat kepemimpinan nubuwwah. Jadi model kepemimpinan Hidayatullah itu keempatnya, dengan sangat banyak dalilnya yang menjelaskan dalam quran dan hadits.(bersambung/fir)
*) Disarikan dari Kajian Ramadhan 1444 H Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Ahad (2/4/2023)
TERBARU
-
Daurah Marhalah di kampus Al Bayan Spesial dan Cetak 36 Kader Wustha Sultanbatara
06/10/2024 | 20:36 Wita
-
Santri Menulis – Pertemanan dan Pendewasaan
05/10/2024 | 20:41 Wita
-
BSI Kembali Suport Pembangunan Gedung Sekolah Al Bayan
28/09/2024 | 15:36 Wita