Senin, 14 Juni 2021 | 05:41 Wita
Hukum Orang yang Junub Tidur Sebelum Berwudhu
■ Dakwah Al-Bayan : Kajian Bhulughul Maram Kitab Taharah, Bab Mandi dan Hukum Junub (Hadits ke 109)
HidayatullahMakassar.id — Dikeluarkan oleh yang empat dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
وَلِلْأَرْبَعَةِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليهوسلم – يَنَامُ وَهُوَ جُنُبٌ, مِنْ غَيْرِ أَنْ يَمَسَّ مَاءً – وَهُوَ مَعْلُولٌ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tidur dalam keadaan junub tanpa mandi terlebih dahulu.” (Hadits ini ma’lul, punya cacat) [HR. Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah]. Hadits ini punya cacat sebagaimana kata Imam Ibnu Hajar.
Hal-Hal Penting dari Hadits
▪️Hadits di atas mempunyai cacat. Akan tetapi terdapat hadits-hadits shahih yang menerangkan bagaimana seharusnya orang yang junub (seusai berhubungan intim dengan istrinya).
▪️Seorang yang junub paling tidak ada tiga keadaan yang mungkin terjadi padanya. Boleh jadi dia mandi lalu tidur. Boleh jadi dia berwudhu lalu tidur atau boleh jadi dia tidak mandi dan tidak berwudhu kemudian tidur dalam keadaan junub. ‘Aisyah pernah ditanya oleh ‘Abdullah bin Abu Qais mengenai keadaan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam,
كَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ فِى الْجَنَابَةِ أَكَانَ يَغْتَسِلُ قَبْلَ أَنْ يَنَامَ أَمْ يَنَامُ قَبْلَ أَنْ يَغْتَسِلَ قَالَتْ كُلُّ ذَلِكَ قَدْ كَانَ يَفْعَلُ رُبَّمَا اغْتَسَلَ فَنَامَ وَرُبَّمَا تَوَضَّأَ فَنَامَ. قُلْتُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى جَعَلَ فِى الأَمْرِ سَعَةً.
“Bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika dalam keadaan junub? Apakah beliau mandi sebelum tidur ataukah tidur sebelum mandi?” ‘Aisyah menjawab, “Semua itu pernah dilakukan oleh beliau. Kadang beliau mandi, lalu tidur. Kadang pula beliau wudhu, barulah tidur.” ‘Abdullah bin Abu Qais berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan segala urusan begitu lapang.” (HR. Muslim).
▪️Dari hadits ‘Aisyah riwayat Muslim tersebut di atas, bahwa sesorang yang dalam keadaan junub sebaiknya mandi lalu tidur. Dan ini yang lebih sempurna.
▪️Keadaan kedua adalah orang yang junub dan tidak sempat mandi, maka sebaiknya dia berwudhu lalu tidur. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهْوَ جُنُبٌ ، غَسَلَ فَرْجَهُ ، وَتَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa jika dalam keadaan junub dan hendak tidur, beliau mencuci kemaluannya, lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat.” (HR. Bukhari).
▪️Keadaan ketiga adalah orang yang junub tanpa mandi dan tanpa wudhu, lalu tidur. Seperti ini masih dibolehkan.
Wallahu a’lam bish shawwab.■
Oleh: Ust Abdul Qadir Mahmud MA, Kadep Dakwah & Pelayanan Ummat Yayasan Al Bayan Hidayatullah, Makassar
Untuk menikmati sajian berseri Kajian Kitab Bhulughul Maram ini, serta info dan artikel dakwah lainnya, silahkan bergabung di
Group
● WA: Dakwah Al Bayan. Klik https://chat.whatsapp.com/HBSbB3fZ1Uk6fk71SkBm0Z ● Telegram: https://t.me/hidmanews ● Konsultasi & Pertanyaan ke 085255799111
Simak dan nikmati pula di :
● Portal: www.hidayatullahmakassar.id ● YouTube: Al Bayan Media TV https://youtube.com/chhannel/UC83a_coR66ZBb6fRxjKGyIA ● Facebook: Albayan Media Corp ( @albayanmediacorp )
Sebarkan!!! Semoga menjadi ladang pahala bagi kita semua. Aamiin
TERBARU
-
Jangan Mudah Meminta Izin untuk tidak Berhalaqah
25/12/2024 | 05:13 Wita
-
Prodi Pendidikan Guru Madrasah STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar Raih Akreditasi Baik
19/12/2024 | 06:21 Wita
-
Tim Akreditasi Visitasi Tadris Matematika STAI Al Bayan Makassar
18/12/2024 | 06:32 Wita