Senin, 5 April 2021 | 08:50 Wita
4 Amalan Utama Ramadhan, Mujahadahkan untuk Ditingkatkan (2)
■ Oleh : DR Ir H Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi, Dewan Petimbangan Hidayatullah
HidayatullahMakassar.id — Selanjutnya amalan utama dan mendasar yang ketiga selama Ramadhan yakni memperbanyak infak/sedekah.
Sebagaimana keteladanan Rasulullah yang sangat pemurah. Dan pada Ramadhan tak ada batas kemurahannya Rasulullah, diistilahkan seperti “angin berhembus”, sudah tak ada hitung-hitungan.
Dituturkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma:
كَانَ النَّبِيُّ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ، حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ وَكَانَ جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَكَانَ رَسُوْلُ الله حِيْنَ يَلْقَاهُ أَجْوَدَ بِالخَيْرِ مِن الرِّيْحِ المُرْسَلَةِ
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”
Inilah komitmen yang harus kita bangun pada bulan Ramadhan untuk banyak berinfak. Tidak boleh ada yang merasa miskin untuk berinfak.
Karena infak bukan besarannya yang Allah nilai tapi kesungguhan kita mengeluarkan infak di jalan Allah sebagai tazkiyah pembersih jiwa untuk tak terikat pada harta.
Istilah menarik teman-teman Jamaah Tabligh “Uang itu simpan di kantong bukan di hati.” Agar lebih mudah dikeluarkan bersedekah. Pemurah dalam bersedekah itu sebuah karakter yang sangat diperlukan.
Karakter sama persis maknanya dengan istilah akhlak dalam bahasa Islam. Sebuah disertasi membahas pemikiran Ibnu Maskawaih (seorang cendekiawan Muslim yang berkonsentrasi pada bidang filsafat akhlak) mendefinisikan akhlak sebagai sikap mental yang memberikan sikap spontan pada realitas.
Misalnya seorang yang memiliki akhlak pemurah maka akan spontan dari hati mau membantu orang, tidak dari pikirannya.
Sama dengan pemberani. Dia langsung spontan bertindak namun jika masih pikir-pikiritu bukan karakter dan akhlak.
Akhlak atau karakter harus memang dibangun, bukan satu dua hari tapi dimulai dari rumah. Rasulullah sendiri mengaku diutusnya sebagai Rasul untuk sempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana sabdanya
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Dan akhlak itu sekali lagi sebagai kondisi hati yang menyatu dengan kebaikan tanpa melibatkan pikiran panjang dalam berbuat kebaikan. Ini obsesi Rasulullah kepada ummatnya.
Kata ulama ada 2 hal mendasar dalam membangun akhlak. Yakni
1. Uswah, contoh teladan
2. Pembiasaan.
Kata orang bijak satu perbuatan lebih baik daripada seribu nasihat. Para guru di Jepang tidak menasihatkan siswanya untuk disiplin, tapi cukup mentradisikan untuk menjemput siswanya di pintu kelas.
Kebiasaan shalat malam di pondok-pondok di Hidayatullah juga sebagai sarana pembiasaan agar menjadi karakter para santri.■ Bersambung/fir
*) Disusun dari tausiah pada Tabligh Akbar Sambut Ramadhan di Masjid Umar Al Faruk, Sabtu (3/4/2021)
TERBARU
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita