Rabu, 6 Januari 2021 | 12:47 Wita

Waktu Dikabulkannya Do’a dan Keutamaan Shalat Malam

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَـةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُـلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ. 

“Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.”

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menetapkan adanya waktu dikabulkannya do’a pada setiap malam, dan mengandung dorongan untuk selalu berdo’a di sepanjang waktu malam, agar mendapatkan waktu itu.”

Di antara doa yang mustajab (mudah diijabahi atau dikabulkan) adalah doa di sepertiga malam terakhir. Namun kita sering melalaikan hal ini karena waktu malam kita biasa diisi dengan tidur lelap. 

Cobalah kita bertekad kuat untuk mendapatkan waktu tersebut. Malamnya kita isi dengan shalat tahajjud dan memperbanyak do’a pada Allah atas setiap hajat kita.

Beberapa Keutamaan Shalat Malam

[1]. Allah menjamin kedudukan yang terpuji bagi orang yang melaksanakan malam.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam, bertahajud-lah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Israa : 79)

[2]. Shalat Lail atau shalat malam akan menghindarkan seseorang dari fitnah dan tanda kemuliaan baginya.

Sebagaimana dalam hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,

اسْتَيْقَظَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَقَالَ سُبْحَانَ اللهِ مَاذَا أَنْزَلَ اللَّيْلَةَ مِنَ الْفِتَنِ وَمَاذَا فَتَحَ مِنَ الْخَزَائِنِ , أَيْقِظُوْا صَوَاحِبَاتِ الْحُجْرِ فَرُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٌ فِيْ الْآخِرِةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun pada suatu malam lalu bersabda, ‘Subhanallah terhadap segala sesuatu yang diturunkan pada malam ini berupa fitnah dan segala sesuatu yang dibuka berupa berbagai perbendaharaan. Bangunkanlah (para perempuan) pemilik kamar karena (mereka) kadang berpakaian di dunia, (tetapi) telanjang di akhirat.’” (HR. Al-Bukhari no. 115, 1126)

وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزَّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

“Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin adalah shalatnya pada malam hari dan keagungannya adalah perasaan cukupnya terhadap (segala sesuatu yang berada di sisi) manusia.’” (Disnilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 831)

[3]. Malam adalah penggugur kejelekan dan pencegah perbuatan dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ ، وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ

“Hendaknya kalian mengerjakan Malam karena (ibadah) itu adalah rutinitas orang-orang shalih sebelum kalian serta (ibadah) itu adalah hal yang mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, penggugur segala kesalahan, dan pencegah perbuatan dosa.” (HR. At-Tirmidzi, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan selainnya. Dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil no. 452)

[4]. Sebab baiknya jiwa ia akan terjaga dari kerusakan dan penyakit hati.

Dadanya lapang dan semangatnya anggota badan. Karena terlalu banyak tidur juga dapat menyebabkan rusaknya hati, karenanya dengan qiyamul lail dia bisa mengurangi tidurnya.

[5]. Sebab dimasukkannya hamba ke surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.

“Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah silaturahmi, dan kerjakanlah shalat pada waktu malam ketika manusia sedang tidur. Niscaya, kalian akan dimasukkan ke dalam surga dengan keselamatan.” (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah no. 569)

[6]. Orang yang mengerjakan shalat malam termasuk manusia terbaik.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ اللَّيْلِ

“Sebaik-baik seorang lelaki adalah Abdullah bin ‘Umar andaikata dia mengerjakan shalat malam.” (HR. Al-Bukhari no. 1121, 1122, dan Muslim no. 2479)

[7]. Orang-orang yang mengerjakan shalat malam tergolong sebagai orang yang banyak berdzikir kepada Allah.

Rasulullah bersabda,

إِذَا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ

“Apabila seorang lelaki bangun tidur pada malam hari, kemudian membangunkan istrinya, lalu keduanya mengerjakan shalat dua raka’at, keduanya telah ditulis sebagai golongan laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, Abu Dawud no. 1453, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 1/413, Ibnu Majah no. 1335, Ibnu Abid Dunya dalam At-Tahajjud wa Qiyamul Lail no. 233).■

*) Dari berbagai sumber



BACA JUGA