Senin, 30 November 2020 | 07:25 Wita
Mencintai Quran untuk Meraih Cinta Allah
HidayatullahMakassar.id — Cinta kepada Allah (mahabatullah) merupakan pokok dalam agama Islam. Seorang muslim dan muslimah dituntut menghadirkan perkara ini dan mewujudkan bukti nyata cintanya kepada Allah. Bukan sekadar pengakuan dan omong belaka. Tapi wajib buktikan.
Tidak disebut cinta kepada Allah dan tidak pantas mengaku cinta kepada-Nya orang yang tidak meneladani Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam-. Oleh karena itu, Allah menceritakan tentang ucapan orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam firman-Nya :
وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ وَٱلنَّصَٰرَىٰ نَحۡنُ أَبۡنَٰٓؤُاْ ٱللَّهِ وَأَحِبَّٰٓؤُهُۥۚ [ المائدة
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Qs Al-Maidah : 18
Pengakuan semata tanpa bukti nyata, semua orang pun bisa berbuat seperti itu. Di sinilah Allah memadamkan seluruh pengakuan dan menyingkap kedok kepalsuannya dalam firmanNya :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ [ آل عمران/31]
“Katakanlah jika kalian benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan memaafkan dosa-dosa kalian, dan Allah maha pengampun lagi penyayang.” Qs Ali-Imron : 31
Ayat ini merupakan ujian kejujuran kita. Maka mari kita ikuti dan jalankan perintah Allah dan Rasulullah serta mari kita tinggalkan apa yang dilaknat Allah dan Rasulullah.
Bagaimana seorang muslim menampakkan rasa cinta kepada Rabb?. Allah menjelaskan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 165
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
Yang menjadi tugas dan perhatian kita selanjutnya bagaimana meraih cinta Allah. Ini bukan perkara mudah. Tapi akan mudah dengan taufiq Allah.
Ada 10 perkara atau amalan untuk meraih cinta Allah sebagaimana dijelaskan Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Madarijus Salikin.
Amalan pertama dari 10 amalan tersebut yakni membaca, mentadabur, memahami, merenungi dan mengamalkan isi quran. Bagaimana bisa Allah cinta jika kita malas membaca dan memahami quran.
Termasuk kerugian, Allah berikan kita waktu 24 jam kemudian tiada sedetik pun kita membaca quran. Bagaimana bisa kita meraih cinta Allah jika kita lalai membaca quran.
Jika beralasan sibuk dan tak ada waktu. Siapa yang lebih sibuk dari para amirul mukminin. Utsman bin Affan berkata “Sungguh aku membenci, satu hari berlalu tanpa melihat (membaca) Alquran.” (al-Bidayah wa an-Nihayah oleh Ibnu Katsir, 10: 388).
Jika beralasan tak lancar membaca quran. Itu bukan alasan. Baca saja karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ
“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, dia berada bersama para malaikat yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Al-Qur’an serta mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala” yakni pahala membaca dan pahala atas upayanya.
Maka bisa jadi rasa malas dan kelalaian kita dari berinteraksi dengan quran karena hati kita kotor oleh terlalu banyak kemaksiatan sehingga terasa berat membaca quranul karim.
Utsman bin Affan juga berkata “Jika hati kita suci, maka ia tidak akan pernah puas dari kalam Rabb nya.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, bab al-Adab wa at-Tasawwuf).
Dan banyak orang yang bisa membaca quran namun sedikit yang mentadaburi, memahami dan melaksanakan
Allah azza wajalla berfirman:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci.” (QS. Muhammad: 24)
Abu Hurairah berkata Rasulullah bersabda “Al quran itu hujjah yang akan menyelamatkan (jika dibaca dan mentadaburi). Sebaliknya quran akan menjadi hujjah yang akan menjerumuskan ke neraka jika hanya dibaca dan dipahami tapi tak diamalkan”
Maka bacalah quran karena akan datang memberikan syafaat..” Dalam hadis shahih Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه، اقرءوا الزهراوين البقرة، وسورة آل عمران، فإنهما تأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان، أو كأنهما غيايتان، أو كأنهما فرقان من طير صواف، تحاجان عن أصحابهما
“Bacalah Al-Qur’an karena Al-Quran akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya (dengan tadabbur dan mengamalkannya). Bacalah al-Zahrawain (dua cahaya) yaitu surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya, keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut.” (HR. Muslim: 1910).
Hanya saja jika membacanya namun tak ikhlas maka akan menjadi golongan orang pertama yang dihempaskan ke neraka yakni orang membaca quran tapi tak ikhlas dan jauh dari mengamalkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
….. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ
“Dan didatangkan pula seseorang yang mempelajari ilmu dan membaca Al-Qur’an, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan, sehingga ia mengetahuinya dengan jelas.
Allah bertanya: ‘Apa yang telah kamu perbuat?
Dia menjawab, ‘Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur’an demi Engkau.’
Allah berfirman: ‘Kamu dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu agar dikatakan “seorang ‘alim” dan kamu membaca Al Qur’an agar dikatakan seorang “Qari’” , dan kini kamu telah dikatakan seperti itu, kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.(HR. Muslim : 1905).
—000—
Sedangkan 9 amalan lain. Yakni
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan amalan yang sunnah sesudah amalan yang wajib.
3. Terus-menerus berdzikir kepada Allah dalam setiap kondisi, baik dengan lisan, hati, perbuatan maupun keadaan, karena kadar kecintaan tergantung pada dzikirnya.
4. Mengutamakan apa-apa yang Allah cintai daripada apa yanvg engkau cintai ketika hawa nafsu berkuasa.
5. Hati senantiasa menelaah serta memperhatikan nama Allah dan sifat Allah serta mendalaminya di taman dan medan ilmu pengetahuan.
6. Menyaksikan berbagai kebaikan dan nikmat Allah yang lahir maupun batin.
7. Merasa rendah dan tunduk hatinya di hadapan Allah dan ini merupakan sebab yg sangat menakjubkan.
8. Menyendiri untuk beribadah pada sepertiga terakhir dari waktu malam dan membaca kitab-Nya (Al-Quran Al-Karim), lalu menutup (bacaan)nya dengan istighfar dan taubat.
9. Bermajelis dengan orang-orang yang mencintai Allah dengan jujur, mengambil buah yang baik dari perkataan mereka dan engkau tidak berbicara kecuali tampak kuat adanya maslahat dalam berbicara, serta engkau tahu akan manfaat bagi dirimu dan orang lain.
10. Menjauhi setiap sebab yg menjadi penghalang antara hati dengan Allah.■ fir
*) Dari catatan on the spot takllim spesial oleh Al ustadz Abu Abdillah Sahl hafizhahullah di Masjid Nur Istiqomah BTP blok M Tmalanrea Makassar.
TERBARU
-
Spirit Pembina, Bingkai Kerja Kelembagaan dengan Manhaj dan Jatidiri
14/01/2025 | 07:00 Wita
-
Pra Raker Al Bayan, Ust Aziz Ungkap Rencana Pengembangan Hidayatullah Tombang
13/01/2025 | 17:13 Wita
-
Giliran Prodi Ekonomi Syariah STAI Al Bayan Proses Akreditasi. Dua Prodi Raih Akreditasi ‘Baik’
10/01/2025 | 21:18 Wita