Jumat, 9 Oktober 2020 | 10:20 Wita
Keutamaan Sifat Malu
■ Faidah Tadabburiyah: Darul Idam Lc, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Qashim, KSA
HidayatullahMakassar.id — Sifat malu adalah salah satu sifat terpuji yang memilki banyak keutamaan dalam Islam, kendatipun sifat ini identik dengan kaum Hawa, namun bukan berarti kaum Adam menjauhi sifat ini. Justru ia merupakan di antara sifat mulia Rasulullah SAW dan pada diri beliaulah suri tauladan itu disematkan. Allah SWT berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا [سورة الأحزاب:21]
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan (bagimu) yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan datangnya hari kiamat serta banyak mengingat Allah” QS.Al Ahzab : 21
Abu Sa’id al Khudriy -radhiallahu ‘anhu- salah seorang sahabat pernah mengabarkan bahwa Rasulullah SAW lebih pemalu dari seorang anak gadis yang dipingit di dalam kamarnya (HR.Bukhari & Muslim). Maka dari itu sejatinya bagi para pengikut Beliau untuk memiliki sifat yang mulia ini.
Di antara keutamaan sifat malu yang disebutkan dalam hadis-hadis Rasulullah SAW adalah :
1. Sifat malu adalah bagian dari cabang keimanan. Rasullah SAW bersabda :
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ . وفي رواية مسلم : بضع وسبعون شعبة
“Iman itu memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari cabang keimanan” (HR.Bukhari), dan dalam riwayat muslim “Lebih dari tujuh puluh cabang…”
Suatu ketika Rasulullah SAW berjalan melewati salah seorang sahabat dari kalangan Anshar yang ketika itu sedang memberi nasehat kepada saudaranya tentang malu, maka tatkala Rasulullah mendengarnya beliau berkata kepadanya “Biarkanlah ia (dengan sifat malunya itu) karena sesungguhnya malu itu bagian dari iman. (HR.Bukhari,Muslim dan selainnya).
Dalam kesempatan yang lain, Rasulullah SAW bersabda :
الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيمَانِ ، وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ ، وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ ” .
“Sifat malu adalah bagian dari iman, sedangkan iman itu tempatnya di Surga, sebaliknya perkataan yang keji itu itu berasal dari watak dan perangai yang keras, sedangkan kekerasan tempatnya di Neraka” HR.Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad
2. Sifat malu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda :
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Sifat malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan” HR.Bukhari & Muslim
Bahkan Rasulullah SAW sebagaimana dalam Sunan Abi Daud mensifati sifat malu tersebut sebagai sifat yang semua jenis kebaikan terkandung di dalamnya.
3. Sifat malu di antara sifat yang dicintai Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ حَلِيمٌ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسِّتْرَ ، فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ .
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla Maha Pemurah, Maha Malu dan Maha Tertutup. Dan cinta terhada rasa malu, maka apabila salah seorang di antara kalian mandi, maka hendaklah ia menutup dirinya” HR.An Nasaai
Dan dalam sunan ibnu Majah, Rasulullah SAW berkata kepada Al Asyaj AL Ashry
“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai Allah ; sifat santun dan malu”
4. Sifat malu menghiasi segala sesuatu.
Rasulullah SAW bersabda :
مَا كَانَ الْفُحْشُ فِي شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ ، وَمَا كَانَ الْحَيَاءُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ
“Tidaklah sifat buruk berada dalam sesuatu kecuali akan memperburuknya,dan tidaklah sifat malu berada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya” HR.Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad.
5. Sifat malu adalah perangai dan karakter Islam
Rasulullah SAW bersabda :
إن لِكُلِّ دِينٍ خُلُقاً ، وَإن خُلُقَ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak, dan akhlak Islam itu adalah sifat malu” HR.Ibnu Majah
Adapun di antara perkataan salaf tentang sifat malu :
1. Berkata Umar radhiallahu ‘anhu :
مَن قلَّ حياؤه قلَّ ورعه، ومَن قلَّ ورعه مات قلبه
“Barangsiapa yang sedikit sifat malunya, maka sedikit pula sifat wara’nya. Dan barangsiapa yang sedikit sifat wara’nya, maka hatinya akan mati”
2. Berkata Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya “Madaariju As Saalikin” :
حياة القلب يكون فيه قوَّة خُلُق الحَيَاء، وقلَّة الحَيَاء مِن موت القلب والرُّوح، فكلَّما كان القلب أحيى كان الحَيَاء أتم.
“Hidupnya sebuah hati tergantung bagaimana kuatnya rasa malu di dalamnya, dan sedikitnya rasa malu disebabkan matinya hati dan ruh. Maka semakin hati seseorang hidup maka semakin sempurnalah rasa malu dalam dirinya”
3. Berkata Fudhail bin Iyadh dalam Syuabul Iman :
خمسٌ مِن علامات الشَّقاوة: القسوة في القلب، وجمود العين، وقلَّة الحَيَاء، والرَّغبة في الدُّنْيا، وطول الأمل
“Lima tanda kesengsaraan : Kerasnya hati, keringnya air mata, sedikitnya rasa malu, terlalu berambisi terhadap dunia dan panjang angan-angan”
Demikianlah di antara keutamaan sifat malu yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dan juga beberapa perkataan salaf tentang sifat dan rasa malu, semoga Allah SWT senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat yang terpuji ini.■
TERBARU
-
Kadep Perkaderan Hidayatullah Raih Doktor di UIN Makassar. Ungkap Strategi Komunikasi Dakwah Pendiri Hidayatullah
26/11/2024 | 13:38 Wita
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita