Selasa, 2 Juni 2020 | 19:11 Wita
Mau Kaya, Kuncinya Membaca
■ Oleh: H Idris Parakkasi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin
HidayatullahMakassar.id — Secara umum setiap orang didunia kalau ditanya siapa yang mau menjadi orang kaya pasti menjawab mau jadi orang kaya. Kaya adalah harapan, cita-cita bahkan menjadi kebutuhan bagi setiap manusia. Tidak ada orang didunia ini mau hidup miskin apalagi melarat, karena kemiskinan membuat hidup banyak mengalami kesulitan, rendahnya harga diri, status sosial terpinggirkan, kurang berperan dalam masyarakat bahkan menjadi beban sosial masyarakat, negara dan agama.
Dalam Islam hidup miskin merupakan perkara yang harus diselesaikan secara sistemik, karena kemiskinan dapat mengancam keyakinan, merusak moral atau harga diri, tidak produktif serta menjadi beban masyarakat.
Kenapa kaya selalu menjadi obsesi setiap orang? Karena hidup kaya banyak hal yang bisa dilakukan. Kita bisa hidup dengan enjoy dengan menikmati harapan dan kebutuhan, bisa membantu dan membahagiakan orang-orang tercinta. Kita bisa berbagi secara sosial dengan orang lain. Dapat membuat usaha yang melibatkan orang banyak serta berbagai hal yang bisa bermanfaat pada orang lain.
Rasulullah saw bersabda alangkah indahnya kalau harta itu dimiliki oleh orang beriman. Karena dengan harta itu bisa memberikan manfaat kepada dirinya dan orang lain dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah.
Lalu apa hubungannya menjadi kaya dengan membaca, sementara membaca tidak ada hubungannya dengan aktivitas mencari kekayaan, bahkan membaca banyak menyita waktu sehingga mengurangi waktu untuk aktivitas mencari harta.
Secara umum manusia memahami bahwa kalau mau menjadi kaya harus bekerja keras, buat usaha yang banyak, berbisnis atau berdagang. Pemahaman ini tidak selamanya salah, bahwa berbisnis atau bekerja adalah asbab mendapatkan harta yang banyak. Namun kalau kita menyimak secara mendasar dan mendalam bahwa seseorang memperoleh banyak harta, menjadi kaya dan sukses karena adanya pengetahuan, pengalaman atau informasi lewat membaca, baik membaca literasi, membaca keadaan, sharing pengalaman orang lain, membaca informasi sampai membaca kata hati.
Dari berbagai model cara membaca ini seseorang akan terbuka pikirannya, wawasannya semakin bertambah, semakin yakin apa yang akan dilakukan, paham bagaimana cara memperoleh kekayaan, cara meningkatkan kekayaan, bagaimana menjaga harta serta bagaimana memanfaatkan kekayaannya.
Bagi orang yang kurang membaca pasti akan sering mengalami kegelisahan dan khawatir tentang kondisi diri dan keluarganya karena kurang tahu bagaimana mengatasi kelemahan dan keterbelakannya. Apalagi mungkin dia sering melihat dan membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih baik dari dirinya dari segi kekayaan dan status sosial. Hal ini bisa berdampak buruk bagi diri dan keluarganya secara fisik, fsikis dan moral.
Semua ini terjadi karena ketidaktahuan dalam menyelesaikan masalahnya karena kurangnya informasi pada dirinya melalui membaca. Banyak membaca akan membuka relung-relung pikiran yang tertutup dari pengetahuan yang sempit, membaca akan memperbanyak pisau analisis terhadap masalah yang dihadapi.
Dengan membaca kita bisa belajar dari pengetahuan dan pengalaman orang lain yang sukses, bagaimana bisa sukses, bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan bahkan kegagalan. Membaca akan mengajarkan kepada kita untuk mengenal siapa diri kita, siapa pencipta kita, untuk apa kita diciptakan, apa yang harus kita lakukan, tahu apa potensi kita miliki dan bagaimana memaknai hidup ini.
Membaca juga mendorong kita mengenal lingkungan kita yang beraneka ragam latarbelakang, cakupan hidup yang luas sehingga mendorong kita untuk melakukan interaksi, komunikasi, dan kerjasama. Dengan bacaan yang banyak dan luas bahkan mendunia kita bisa menjadikan pikiran dan wawasan untuk berselancar secara global bahkan bisa dibuktikan dalam bentuk nyata untuk keliling dunia untuk membuktikan bacaan yang kita baca.
Membaca akan menambah nutrisi otak kita yang selalu haus akan ilmu, karena kebutuhan ilmu jauh lebih banyak dibanding kebutuhan makan, minum, pakaian dan lainnya. Karena ilmu setiap saat kita butuhkan mulai kita lahir sampai meninggal, dari tidur, bangun dan kembali tidur senantiasa dibutuhkan ilmu.
Membaca akan membuat hidup seseorang menjadi bermakna dan berkualitas karena dari membaca kita mendapat informasi bagaimana hidup yang sehat, bagaimana hidup disiplin dan teratur, bagaimana menjadi kaya, bagaimana sesungguhnya hakekat kekayaan serta bagaimana hidup ini penuh manfaat.
Membaca juga mengajarkan seseorang bagaimana bekerja yang lebih efektif, efisien dan memaknai bekerja. Dengan membaca seseorang tidak akan diperbudak oleh kekayaan sehingga dia tidak terjebak dengan fitnah harta dan dunia.
Wahyu yang pertama turun (Surah Al-alaq) terkait dengan perintah membaca mengisyaratkan dan menegaskan bahwa seseorang yang ingin melakukan perubahan terhadap dirinya dan menjadi agen perubah di masyarakat pertama yang harus di miliki dan dilakukan adalah membaca.
Hal ini telah diwahyukan oleh Allah swt dan dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam memulai misi yang suci yaitu membangun sebuah peradaban mulia (madani) yaitu masyarakat yang bertauhid, teratur, sejahtera, berahlak dan berpengetahuan dimulai dengan perintah membaca.
Dengan perintah membaca ini masyarakat yang dahulunya diliputi dengan kebodohan (jahiliyah) dengan berbagai keadaan masyarakat yang rusak seperti, perpecahan, penyembah berhala, kemaksitan, kerusakan moral dan keterbelakangan menjadi masyarakat yang memiliki kemuliaan ahlak, kecerdasan, kesejahteraan dan kebersamaan.
Begitu pula sampai pada zaman-zaman keemasan Islam kemajuan-demi kemajuan diperoleh seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Selanjutnya Eropa, Asia, Amerika, dan lainnya mengalami kemajuan karena ilmu pengetahuan lewat kesadaran membaca.
Hal lain kalau kita berkaca bahwa hampir semua orang yang sukses sejak dulu sampai sekarang, baik dari sisi status sosial maupun jumlah kekayaan adalah sosok individu yang sangat doyan dalam membaca. Baik dari kalangan ulama, ilmuwan cendikiawan, pebisnis, dan politikus serta orang-orang terkaya di dunia ini adalah rata-rata mereka adalah sosok yang sangat perhatian dalam membaca.
Kenapa minat dan budaya membaca masyarakat kita masih rendah? Hal ini disebabkan karena buah penjajahan yang membatasi aktivitas membaca dan telah turun menurun. Selain itu pembiaasaan dari awal dari keluarga tidak dilakukan, budaya malu kurang membaca belum di miliki, fasilitas pendukung dalam membaca masih terbatas baik dirumah, di masyarakat, tempat kerja serta di fasilitas umum.
Selanjutnya era digital dari berbagai fasilitas media yang ada didalamnya membuat seseorang banyak terjebak pada hal-hal yang kurang produktif. Dan yang paling merusak pikiran masyarakat adalah bahwa membaca dianggap aktivitas yang kurang produktif , membosankan dan menghabiskan waktu.
Olehnya itu paradigma dan tantangan yang dihadapi dalam memasyarakatkan budaya membaca perlu dilakukan secara sistemik yang dimulai sejak dini, peran rumah tangga, peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pendidik sangat penting untuk menanamkan semangat membaca.
Selain itu regulasi pemerintah yang mendukung terciptanya sistem, fasilitas dan budaya membaca harus ditegakkan. Dan yang paling penting adalah perlunya dibangun pradigma kesadaran bahwa membaca adalah perintah Allah, wajib membaca, membaca adalah ibadah, membaca adalah kebutuhan utama setiap manusia serta membaca adalah kunci sukses untuk meraih kebahagian, kesejahteraan, kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat.
Jadi mau kaya dan sukses kuncinya adalah membaca!■
TERBARU
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita