Selasa, 19 Mei 2020 | 08:42 Wita

Pahala dan Tingkat Kesulitan

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Syamril, Direktur Sekolah Islam Athirah

HidayatullahMakassar.id — Dalam ilmu ekonomi bisnis dikenal istilah investasi. Ada modal, resiko dan keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan dibutuhkan modal. Tiap bisnis yang dijalankan pasti ada resikonya. Resiko ditentukan oleh tingkat kesulitan. Interaksi modal dan resiko menghasilkan keuntungan. Berlaku hukum bisnis yaitu modal dan resikonya besar biasanya keuntungannya juga besar. Demikian pula sebaliknya.

Dalam ibadah juga berlaku demikian. Keuntungan yaitu pahala. Besarnya pahala tergantung tingkat kesulitan. Semakin sulit semakin besar pahalanya. Contohnya pahala shalat isya dan subuh berjamaah. Shalat subuh berjamaah pahalanya sama dengan shalat semalam penuh.

Sedangkan shalat isya pahalanya sama dengan shalat 1/2 malam. Padahal rakaat shalat isya lebih banyak daripada shalat subuh. Jadi pahala bukan karena jumlah rakaat tapi tergantung kesulitannya. Shalat subuh lebih sulit daripada shalat isya.

Khusus di bulan Ramadhan Allah memberikan pahala yang berlipat ganda dengan rentang 10 sampai 700 kali dari ibadah di luar ramadhan. Tiap orang bisa dapat pahala yang berbeda pada rentang di atas. Tergantung keikhlasan masing-masing.

Ibadah puasa punya keistimewaan. Kata Allah dalam hadist Qudsi “…Kecuali puasa. Itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya”. Jadi bukan di rentang 10 sampai 700 kali tapi tak terbatas. Mengapa? Puasa ibadah paling berat. Jika shalat satu waktu hanya 5 menit dan ada jeda setelah itu. Demikian pula haji hanya 5 hari selesai. Zakat juga hanya sekali setahun dengan syarat nishab dan haul. Puasa sehari 13,5 jam dan selama 1 bulan.

Pada 10 hari terakhir Ramadhan Allah letakkan malam lailatul qadr dengan pahala yang luar biasa besar. Lebih mulia daripada 1000 bulan. Untuk meraihnya bukan ditunggu tapi dijemput dengan i’tikaf. Tingkat kesulitan semakin tinggi.

Mari raih pahala yang Allah janjikan. Kalau bukan ramadhan tahun ini, kapan lagi. Tidak ada jaminan kita masih hidup di ramadhan tahun depan.■


Tags:

BACA JUGA