Selasa, 19 Mei 2020 | 09:12 Wita

Iman itu Kelezatan

Editor: Firman
Share

■ Perspektif Iman 03 : Ust Muhammad Shaleh UtsmanKetua Departemen Pengkaderan DPP Hidayatullah

HidayatullahMakassar.id — Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Kelezatan” diartikan 1) Keenakan, kesedapan. 2) Terlampau gemar. Kelezatan hidup : kebahagiaan, kesenangan. 

Manusia dalam perjalanan hidupnya senantiasa diperhadapkan pada pilihan-pilihan, dituntut untuk dalam waktu tertentu segera menentukan sikap. Pada saat manusia sudah menentukan sebuah pilihan maka pada gilirannya akan hadir sebuah konsekuensi dari pilihan tersebut.

Dan fakta menunjukkan bahwa tidak semua pilihan manusia itu berujung pada harapan yang diinginkan. Justru sering kali langkah yang diambil berakibat fatal dalam arti jauh bertolak belakang dengan apa yang telah menjadi impian. 

Semua manusia menginginkan hidupnya tenang, nyaman dan bahagia, namun realita sangat sedikit manusia yang menemukan apa yang dia inginkan, bahkan sangat jauh dari suasana tenang, nyaman dan sangat tidak bahagia. Tahu apa sebabnya..?

Mari kita tadabburi firman Allah SWT dalam surah Annahl :97

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (97 )

Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal kebajikan harus disertai iman

Sangat jelas dalam ayat ini bahwa iman itu merupakan persyaratan mutlak untuk bisa mendapatkan kehidupan yang baik, kehidupan yang tenang, yang nyaman dan bahagia.

Untuk mendapatkan kehidupan yang baik sesuai harapan maka tidak cukup sekadar bekerja, dan berusaha sekuat tenaga. Terbukti begitu banyak orang yang  sudah berusaha luar biasa, siang malam membanting tulang, namun apa yang menjadi harapan dalam hidupnya belum juga didapatkan. Hal itu disebabkan karena mereka dalam bekerja tidak menjadikan iman sebagai landasan gerak, iman belum menjadi faktor utama yang mendasari seluruh aktivitasnya. 

Oleh karena itu siapapun yang ingin mendapatkan kehidupan yang baik, kehidupan yang nyaman dan bahagia maka dia harus memastikan iman telah eksis dalam dirinya. 

Tidak ada ketenangan dan kebahagiaan tanpa iman. Tidak ada kelezatan dalam hidup tanpa keimanan. 

Wallahu a’lam bishawaab.■



BACA JUGA