Senin, 18 Mei 2020 | 17:10 Wita
Iman itu Kebangkitan
■ Perspektif Iman 02: Ust Muhammad Shaleh Utsman, Ketua Departemen Pengkaderan DPP Hidayatullah
HidayatullahMakassar.id — Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata Bangkit diartikan bangun (dari tidur) lalu berdiri. Kebangkitan ; 1) Kebangunan (menjadi sadar), 2) Perihal bangkit dari mati.
Secara umum manusia terlahir di dunia ini dalam keadaan tidak sadar dan tidak tau apa-apa.
Allah SWT menjelaskan dalam alquran surah Annahl ayat 78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (78)
Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur. Sungguh kita semua ini dilahirkan di muka bumi ini dalaam keadaan tidak sadar, tidak mengerti situasi dan keadaan sekitar, tidak mengetahui sesuatu apapun.
Tidak satupun yang mampu merekam jejak dirinya pada saat berpindah dari alam rahim ke alam dunia. Bisa kita uji coba ingatan ini, semuanya berupaya mengingat ke belakang, mencoba menerawang bagaimana keadaan diri kita pada saat mulai mau bergeser dari rahim ibu kita masing-masing hingga kita menghirup oksigen di alam ini.
Pasti tak satupun di antara kita yang tersadar ketika itu. Paling jauh ingatan manusia ke belakang dia bisa merekam pada waktu sekolah TK, atau sedikit dia bisa ingat sebelum masuk TK.
Dalam keadaan seperti ini manusia akan selalu berada pada posisi jahil , tidak sadar dan tidak mengerti akan dirinya secara hakiki. Lalu kapan manusia bisa memiliki kesadaran akan eksitensi dirinya dan bisa bangkit untuk melakukan perubahan…?
Di sinilah urgensi surah AlAlaq ayat 1-5,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat ini diturunkan oleh Allah SWT sebagai pengenalan awal dan menjadi pintu gerbang keimanan. Di awali dengan perintah untuk membaca sebagai pintu gerbang ilmu, agar manusia yang asalnya tidak mengetahui sesuatupun perlahan bisa memiliki suatu pengetahuan.
Dan ilmu pengetahuan pertama yang harus dipahami oleh manusia lewat 5 ayat ini adalah eksistensi Allah sebagai Khaaliq, dan manusia sebagai makhluq. Kesadaran manusia sebagai ciptaan Allah SWT dan keyakinan manusia bahwa Allah sebagai Sang Khaliq(Pencipta), disebut sebagai kesadaran tauhid, dan sudah mulai hadir keimanan dalam dirinya.
Dari sinilah kita menyimpulkan bahwa Iman itu kebangkitan, orang yang beriman itu memiliki kesadaran, dan selalu berusaha melakukan yang terbaik, dan bangkit. Wallahu Ta’aala A’lam.■
TERBARU
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita