Rabu, 13 Mei 2020 | 14:43 Wita

3 Pelajaran dari Al Qashash : 23

Editor: Firman
Share

■ Faidah Tadabburiyah: Darul Idam Lc, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Qashim, KSA

HidayatullahMakassar.id — Allah ta’ala berfirman

‎وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّىٰ يُصْدِرَ الرِّعَاءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ

“Dan tatkala ia (Musa) sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya” QS. Al Qashash : 23

Saudariku, selama masih bisa menghindari campur baur dengan laki-laki asing, maka hindarilah. Dengan itu Allah akan menjaga kehormatanmu serta mengangkat derajatmu.

Tidak mengapa seorang wanita mengerjakan pekerjaan laki-laki terkhusus jika dalam rangka bentuk bakti kepada orangtua yang telah lanjut usia dan tidak memiliki saudara laki-laki, dengan tetap memperhatikan batas-batas syar’i bagi seorang muslimah.

Budayakan menawarkan bantuan sebelum diminta. Inilah Nabi Musa yang memberi minum ternak kedua wanita itu tanpa keduanya meminta secara langsung.

Buraidah, 20 Ramadan 1441 H



BACA JUGA