Kamis, 7 Mei 2020 | 10:32 Wita

Ramadhan Bukti Cinta Allah

Editor: Firman
Share

Ramadhan Mubarak: Supriadi Yosup Boni, Penulis Buku “Apa Salah MLM,”

HidayatullahMakassar.id — Kemampuan masing masing kita memosisikan dan menempatkan ramadhan kali ini sangat menentukan tingkat keberhasilan kita di penghujung ramadhan nantinya. Dengan kata lain, sikap dan mindset kita terhadap kehadiran ramadhan sangat berpengaruh terhadap cara kita menghabiskan hari harinya yang terbatas itu.

Apabila kita memosisikan ramadhan hanya sebatas rutinitas tahunan, maka kita pun akan mengisinya sekadarnya, semuanya berjalan biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial yang kita kerjakan di dalamnya. Ia tidak ubahnya dengan bulan-bulan ramadhan sebelumnya atau bahkan bulan-bulan lainnya.

Untuk mengujinya, kita tengok diri kita saat ini sembari menghitung sudah berapa kali kita ketemu dengan bulan ramadhan. 10, 20, 30 dan seterusnya. Kemudian pindah ke pertanyaan kedua, sudah seberapa besar pengaruh ramadhan terhadap peningkatan kualitas kepribadian kita, ibadah kita, ketaatan kita kepada Allah, rasa takut yang terhunjam dalam diri, iman dan takwa kita kepada Allah.

Bukankah di setiap ramadhan di setiap tahunnya kita mendengarkan dan mendengungkan bahwa ramadhan datang untuk membentuk dan mengantarkan kita menjadi pribadi yang takwa? Jadi, persoalannya, bukan pada seberapa banyak kita bertemu dengan ramadhan, tapi seberapa besar pengaruh ramadhan meningkatkan kualitas diri, iman dan takwa.

Berbeda jika kita memandang kehadiran ramadhan kali ini sebagai bukti cinta spesial Allah kepada masing masing kita. Tentu perasaan itu akan mendorong kita untuk lebih memaksimalkan hari-harinya dengan ragam aktivitas yang positif. Baik yang sifatnya wajib maupun sunnah. Baik yang tujuannya untuk meningkatkan keshalehan personal atau keshalehan sosial kita.

Mengapa demikian? Karena kita memandang pertemuan dengan ramadhan merupakan moment paling berharga dalam hidup, moment spesial yang hanya ditujukan Allah kepada kita. Sebab, sangat mudah bagi Allah untuk memanggil kita sebelum ramdhan datang atau sebelum ramadhan berakhir. Dengan begitu kita akan kehilangan kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepadanya.

Setidaknya, ada dua point yang perlu diperhatikan agar ramadhan kali ini bisa kira maksimalkan.

Pertama, apabila hasil evaluasi diri kita menunjukkan kalau kita sudah tergolong orang baik menurut standar Allah, maka diizinkannya kita bertemu dengan Ramadan kali ini bermakna Allah ingin agar kita menjadi lebih baik lagi. Allah belum ingin panggil kita karena Allah siapkan tingkatan surga yang lebih tinggi untuk kita.

Kedua, apabila hasil evaluasi diri kita menunjukkan kalau kita belum menjadi baik seperti yang Allah inginkan, maka pertemuan kita dengan ramdhan kali ini merupakan kesempatan yang Allah berikan ke kita untuk berubah menjadi lebih baik. Artinya, Allah ingin memanggil kita di saat hati kita, iman dan takwa kita sudah sesuai dengan standar Allah ta’ala.

Diharapkan Bila kita mampu memahami pesan tersirat dari pertemuan kita dengan ramadhan kali ini seperti kedua point di atas maka In sya Allah kita termasuk yang berhak dipanggil denga panggilan cinta dan kasih sayang penuh dari Allah ta’ala:

Firman Allah dalam surah al fajr ayat 27-30:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah engkau kepada Rabmu, dalam keadaan ridha dan diridhai, masuklah engkau ke dalam kelompok hamba hamba-Ku, masuk dan nikmatilah semua kenikmatan surgaku yang kU siapkan untukmu”

Wallahu a’lam.■



BACA JUGA