Senin, 4 Mei 2020 | 17:57 Wita

Ihsan dalam Beribadah

Editor: Firman
Share

Faidah Tadabburiyah : H Darul Idam bin Idham Lc, Mahasiswa Program Master di Univ.Qossim Saudi Arabia

HidayatullahMakassar.id — Allah berfirman

‎لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Bagi orang-orang yang berbuat baik (ihsan), bagi mereka pahala terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya” QS.Yunus : 26

Ihsan dalam beribadah kepada Allah adalah kita beribadah seolah-olah kita melihatNya dan jika belum mampu untuk melihatNya maka sudah pasti Allah melihat kita. Dan inilah tingkatan keislaman tertinggi seorang hamba dalam beribadah.

Mayoritas sahabat menafsirkan yang dimaksud “tambahan” dalam ayat ini adalah memandang wajah Allah di Surga kelak, dan inilah balasan tertinggi yang akan didapatkan oleh orang-orang pilihan Allah kelak.

Maka selain meminta surgaNya dalam setiap doa kita, juga mintalah untuk melihat wajah Allah.

Dalam sebuah hadis disebutkan salah doa yang dianjurkan untuk kita berdoa dengannya : “Ya Allah, Aku mohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di Surga),rindu bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan.” (HR.An Nasaai).■

Buraydah,11 Ramadhan 1441 H