Kamis, 30 April 2020 | 10:14 Wita

Mensyukuri Mushaf Al Quran

Editor: Firman
Share

Oleh: Syamril, Direktur Sekolah Islam Athirah

HidayatullahMakassar.id — Seorang Ustadz bercerita tentang kondisi di kampung terpencil Afrika yang sulit mendapatkan mushaf Al Qur’an. Satu kampung yang punya mushaf Al Qur’an hanya satu orang. Maka mushafnya harus dibagi-bagi per juz. Anak-anak dan orang dewasa bergiliran membacanya.

Melihat kondisi itu mereka menjadi ‘kreatif dan inovatif’. Daripada harus bergiliran dan tidak bisa membaca Al Qur’an setiap saat maka mereka berusaha menghafalnya. Harapannya mereka bisa membaca kapan saja dari hafalannya. Akhirnya lahirlah banyak penghafal Al Qur’an.

Bandingkan dengan kondisi di rumah kita. Coba periksa mungkin ada yang punya lebih dari 5 mushaf Al Qur’an. Ada tanpa terjemahan. Ada mushaf hafalan. Al Qur’an dengan terjemahan dan tafsir. Mushaf warna-warni. Ada juga mushaf saku. Tapi mushaf tersebut sebagian besar masih tersimpan rapih di lemari. Jarang dibuka apalagi dibaca. Apalagi di luar bulan Ramadhan.

Mari bertekad di bulan Ramadhan ini untuk banyak berinteraksi dengan Al Qur’an. Bertekadlah minimal di Ramadhan ini khatam 30 juz dan lanjutkan lagi di bulan lain. Lebih bagus lagi membaca terjemahan dan merenungi maknanya. Lalu menghafalnya sehingga lepas Ramadhan ada tambahan hafalan. Jadi bisa membaca Al Quran tanpa pakai mushaf.

Sungguh segala sesuatu yang terkait dengan Al Qur’an itu mulia. Bulan turunnya yaitu Ramadhan jadi mulia. Malam turunnya juga mulia yaitu lailatul qadr. Malaikat Jibril yang membawanya juga jadi mulia dan Rasulullah yang menerimanya menjadi manusia paling mulia. Raihlah juga kemuliaan itu. Mari bersahabat dengan Al Qur’an. Itulah wujud syukur kita atas mushaf Al Quran yang kita miliki.■


Tags:

BACA JUGA