Selasa, 7 April 2020 | 06:29 Wita
Zona Menghadapi Corona
■ Oleh: Syamril, Direktur Sekolah Islam Althirah
HidayatullahMakassar.id — Tiga pekan terakhir sangat terasa hiruk pikuk postingan di media sosial mengenai Covid-19. Sebagian besar isi postingan adalah berita negatif mengenai jumlah korban yang terus bertambah dan cara penyebaran yang begitu mudah. Semua itu membuat kita berada dalam zona ketakutan. Mudah cemas, khawatir, stress bahkan jadi gampang marah.
Lebih lanjut jadi panik sehingga belanja berlebihan makanan, masker dan obat-obatan. Perilaku di media sosial dengan cepat membagi informasi yang belum pasti kebenarannya. Apalagi harus berdiam diri di rumah. Bisa membuat jenuh.
Seiring dengan perjalanan waktu sebahagian besar dari kita bisa mengelola emosi diri dengan baik. Mulai menerima kenyataan. Menyadari situasi dan berpikir sebelum bertindak.
Tidak lagi belanja berlebihan. Berhenti membaca berita yang membuat cemas. Stop share info yang tidak jelas kebenarannya. Menyadari bahwa semua pihak berusaha melakukan yang terbaik. Itu adalah ciri bahwa kita telah masuk pada zona belajar.
Lebih lanjut mulailah kita melakukan kontemplasi. Mencari hikmah dari peristiwa ini. Apa tujuan Allah menguji manusia dengan virus corona. Sampai akhirnya menyimpulkan bahwa ini semua tidaklah sia-sia. Ada teguran dari Allah agar kita kembali ke jalan yang benar.
Selama ini manusia telah mengotori bumi dengan polusi industri dan kendaraan. Corona hadir telah membuat langit bumi kembali biru. Selama ini manusia sibuk keluar rumah sampai lupa keluarga. Corona hadir membuat kita berkumpul setiap hari dengan anak dan suami atau istri.
Selama ini manusia banyak yang sombong dan merasa telah menjadi penguasa dunia. Corona hadir sebagai makhluk yang tak kasat mata membuat manusia ketakutan dan sadar bahwa ada Allah yang Maha Kuasa.
Itu semua menjadi jalan naiknya keimanan. Dampaknya amal kebajikan pun juga bertambah. Mulai memikirkan orang lain dan bagaimana membantunya. Muncullah gerakan sosial di berbagai group. Berbagi APD bagi tenaga kesehatan dan berbagi makanan bagi mereka yang tidak mampu. Tumbuhlah rasa kasih sayang pada diri sendiri, keluarga dan orang lain. Menjaga emosi tetap bahagia dan menyebarkan optimisme.
Jika itu yang kita rasakan artinya kita telah masuk pada zona pertumbuhan. Itulah tanda-tanda bahwa sabar dan syukur telah hadir dalam diri kita. Sabar menghadapi segala kondisi dan mencari cara untuk beradaptasi. Juga tetap bersyukur bahwa Allah telah memberi nikmat yang banyak dalam waktu yang lama. Ujian ini membuat kita kembali ingat kepada Allah.■
Makassar, 6 April 2020
TERBARU
-
Kadep Perkaderan Hidayatullah Raih Doktor di UIN Makassar. Ungkap Strategi Komunikasi Dakwah Pendiri Hidayatullah
26/11/2024 | 13:38 Wita
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita