Rabu, 1 April 2020 | 08:03 Wita
Mari Berbagi di Masa Sulit
■ Oleh : Syamril, Rektor Kalla Business School
HidayatullahMakassar.id — Rata-rata setiap hari pasien positif Covid-19 bertambah lebih dari seratus orang. Per 31 Maret 2020 sudah ada 1.528 orang. Melihat kondisi itu Presiden memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dan penerapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat agar bisa lebih tegas, disiplin dan efektif.
Penerapan kebijakan ini semoga berdampak positif untuk membatasi, mengurangi sampai menghentikan penyebaran virus corona.
Tentu saja setiap kebijakan pasti ada dampak negatifnya. Sebelum ada Kedaruratan Kesehatan Masyarakat saja dampaknya sudah terasa pada bidang bisnis dan ekonomi. Omset pengusaha besar, menengah dan kecil semua turun sangat drastis. Bahkan ada yang tidak ada pemasukan karena harus tutup.
Tapi itu adalah pilihan terbaik dari yang ada. Meminjam istilah Presiden Ghana “Saya tahu cara menghidupkan perekonomian, tapi saya tidak tahu cara menghidupkan orang mati yang jadi korban corona”.
Lapisan masyarakat yang langsung merasakan dampaknya adalah golongan ekonomi lemah yaitu pedagang kecil dan tenaga harian yang tidak ada penghasilan tetap. Mereka tidak akan ada penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari jika tidak bisa bekerja mencari nafkah.
Pemerintah menjanjikan akan memberikan bantuan khusus sejenis Bantuan Langsung Tunai di zaman Presiden SBY dulu. Ini sangat bagus meskipun belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama masa darurat.
Oleh karena itu saatnya membangun semangat gotong royong dan saling membantu antar sesama anggota masyarakat. Golongan menengah ke atas membantu kaum dhuafa dengan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk diberikan kepada mereka yang kesusahan.
Beberapa perumahan kelas menengah serta lembaga sosial keagamaan mulai bergerak. Seperti warga di kawasan Bukit Baruga melalui Ketua RT dan RW bersama pengurus masjid sedang menggalang seribu paket bantuan kebutuhan pokok. Tentu didahului dengan mendata warga sekitar yang masuk kategori dhuafa.
Juga lembaga sosial kemanusiaan dan keagamaan melakukan penggalangan dana bantuan. Termasuk perusahaan melalui dana CSR dan zakat usahanya. Contohnya Kalla Group melalui Yayasan Hadji Kalla. Selain melakukan penyemprotan dan membagi APD ke rumah sakit dan Puskesmas juga mulai menyiapkan ribuan paket bahan makanan pokok seperti beras, telur, mie dan lainnya untuk dibagikan ke masyarakat dhuafa.
Semoga kepedulian kita semua selain berpahala sebagai infak dan shadaqah juga menjadi perekat sosial dalam kehidupan masyarakat.
Rasa peduli, kasih sayang dan cinta akan membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi pemberi dan penerima. Ketenangan dan kebahagiaan itu akan membuat tubuh lebih meningkat imunitasnya. Selain juga tentu meningkat keimanan karena menjalankan perintah agama melalui berinfak dan sedekah. Di masa sulit seperti ini kita butuh iman dan imun agar menang melawan corona. Mari berbagi.■
Makassar, 31 Maret 2020
TERBARU
-
Kadep Perkaderan Hidayatullah Raih Doktor di UIN Makassar. Ungkap Strategi Komunikasi Dakwah Pendiri Hidayatullah
26/11/2024 | 13:38 Wita
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita