Senin, 16 Maret 2020 | 11:56 Wita
Corona, Waspada Penting Panik Jangan
■ Oleh: Andi Aladin, Dosen Universitas Muslim Indonesia
HidayatullahMakassar.id — Dalam menyikapi fenomena wabah menular skala dunia yaitu virus corona, maka sebagai umat beriman, kaum muslimin sebaiknya janganlah panik berlebihan, tetap beraktivitas seperti biasa sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Seperti kita mengimani ayat Allah swt bahwa, ajal itu sudah keputusan final dari Allah swt, tidak bisa ditawar, tidak bisa dimajukan ataupun dimundurkan barang sedetikpun.
Surat An-Nahl ayat 61
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَٰكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
Namun waspada tetap perlu dilakukan dengan melakukan ikhtiar sebatas kemanusian kita, seperti menjaga kebersihan, konsumsi maksnan yang halal dan baik dan tidak berlebihan, melakukan penyemprotan hama sewajarnya, memakai pakaian pelindung sewajaranya dan seterusnya.
Selebihnya tetap melaksanakan aktifitas sehari mencari nafkah, melayani kebutuhan keluaraga dan masyarakat luas, sebab aktifitas tersebut itu adalah bentuk ibadah kita kepada Allah swt. Proses kerja kita itulah dinilai amal saleh dan pahala di sisiNya, terlepas hasil kerja tercapai atau tidak.
Dalam sebuah hadits dikatakan
إن قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
Artinya: “Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari & Ahmad)
Rasulullah dalam hadits di atas memberi pendapat yang clear bahwa andaikan dipastikan besok kiamat, maka tetaplah beraktifitas seperti biasa sebagai amal saleh dan ibadah kepadaNya.
Bukannya Nabi SAW menyuruh isolasi diri dalam rumah bertahannus di goa dan tempat kesepian dengan alasan ingin perbanyak zikir dan doa ansih.
Sehubungan wabah menular, Nabi saw sudah memberi tuntunan, seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)
Sekarang sebetulnya tinggal identifikasi yang positif/terindikasi corona, mereka perlu diisolasi/karantina termasuk menutup sementara pendatang dari LN, khususnya dari sumber corona yaitu China
Rakyat lainnya yang sehat tetaplah beraktifitas seperti biasa, sekalipun besok sudah dipastikan kiamat.
Andaikan pun dalam aktifitas sehari sebagai bentuk ibadah kepada Allah, lantas kita ditakdirkan mati karena serangan wabah menular seperti kolera dan corona, maka insya Allah kita sudah khusnul khatimah dengan mati syahid.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits riwayat muslim bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، قَالَ: إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ، قَالُوا: فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ،
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “RasululLah SAW bersabda: “Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian?” Para sahabat menjawab, “Wahai RasululLah, orang yang meninggal di jalan Allah itulah orang yang mati syahid.”
Beliau ﷺ bersabda: “Kalau begitu, sedikit sekali jumlah umatku yang mati syahid.” Para sahabat berkata, “Lantas siapakah mereka wahai RasululLah?”
Beliau ﷺ bersabda: “Barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena penyakit kolera juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid.”
Wallahu wa’lam.■
TERBARU
-
Perubahan
29/11/2024 | 08:04 Wita
-
Kadep Perkaderan Hidayatullah Raih Doktor di UIN Makassar. Ungkap Strategi Komunikasi Dakwah Pendiri Hidayatullah
26/11/2024 | 13:38 Wita
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita