Rabu, 19 Februari 2020 | 07:15 Wita

Ummu Maryam dan 3 Anaknya Hafidz Quran

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id –  Ustadzah Asiah biasa disapa dengan ummu Maryam. Seorang guru di Ponpes Khodimul Ummah, Kampung Baru, Kajang Bulukumba.

Merupakan sosok yang berhasil mendidik tiga anaknya menjadi para penghafal qur’an dan di usia dini sudah mampu berbahasa Arab dalam kesehariannya.

Bahkan di keseharian di lingkungan keluarga, anak-anaknya tak bisa berbahasa indonesia, padahal mereka tinggal di Indonesia, bahkan mereka belum pernah menginjakkan kaki-kaki mereka ke Negara Arab. 

Tapi dengan didikan orang tuanya, mereka jadi anak-anak ajaib (gelar mereka jika disapa oleh santri).

Di usia 7 tahun anak pertama yang bernama Maryam Ar-robi’ sudah hafal kurang lebih 10 Juz dari al-Qur’an. Dan Mar’atu sholehah di usia 4 tahun sudah sangat lancar dalam bertadarus serta mempunyai hafalan kurang lebih 3 juz, juga adiknya yang bernama Marwah tak mau kalah dengan kakak-kakaknya yang masih berumur 2 tahun sudah mampu menghafal asmaul husna di luar kepala dan hafal Juz 30. 

Bukan hanya itu, mereka juga dibiasakan oleh ibunya mandi sebelum shalat lail, dan ikut jama’ah shalat lail bersama para santriwati. 

Bahkan menghukum mereka bila belum hafal apa yang ditargetkan ibunya, dengan berdiri di depan pintu sampai betul-betul hafal. Tak peduli mereka masih sangat belia.

“Anak adalah tanggung jawab orang tua, baik buruknya mereka itu tergantung didikan orang tuanya, tak apa jika mereka dapat hukuman seperti itu, toh itu untuk kebaikan mereka juga, agar nanti tak perlu bersusah payah lagi menghafal, karena sudah biasa dari kecil,” ujar Ummu Maryam. 

Apalagi katanya, sesuai istilah menghafal atau belajar di usia dini bagaikan menulis di atas batu. 

Anak-anak merupakan prospek masa depan dalam mengembangkan kesuksesan. Termasuk mengajarkan berbahasa yang baik. Akan menunjukkan kepribadian yang baik pula.◼Nurfi Dati Amrah

وعن ابن عباس مرفوعا :

“علقوا السوط حيث يراه أهل البيت فإنه لهم أدب “

Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda, “Gantungkan cambuk di tempat yang bisa dilihat oleh para penghuni rumah karena itu bermanfaat untuk mendidik mereka” [Silsilah Shahihah no 1447].