Minggu, 16 Februari 2020 | 17:37 Wita

Anak Eks ISIS Dinilai Potensi Bawa Virus Radikalisme, Syamsi Ali: Saya Tidak Melihat Mereka Ancaman

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Belakangan ini persoalan kepulangan eks ISIS ke tanah air menuai banyak perbincangan dari berbagai kalangan ormas, pengamay dan elit pemerintahan.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan tidak akan memulangkan eks ISIS ke Indonesia.

Di sisi lain, Wakil Presiden, Ma’ruf Amin menyatakan pemerintah masih membuka peluang untuk memulangkan anak-anak WNI eks ISIS di bawah umur 10 tahun dan yatim piatu ke Indonesia.

Ia menegaskan pemerintah sedang mengkaji secara mendalam terkait rencana tersebut. Ia tak berkeinginan bila anak-anak eks ISIS itu dapat menimbulkan virus radikalisme ISIS di kemudian hari.

HidayatullaMakassar.id melakukan wawancara bersama Imam Syamsi Ali, mengenai polemik eks ISIS, via ponsel. Sabtu, 21 Jumadil Akhir 1441 H (15/02/2020).

Bagaimana pendapat utstad mengenai keputusan pemerintah untuk menolak kepulangan eka ISIS?

Dalam hal ini ada dua hal yang menjadi pertimbangan. Pertimbangan hukum dan moral. Saya melihat keputusan itu secara hukum gamang. Masalahnya memang alasannya hanya kekhawatiran menularkan paham radikal ke masyarakat.

Alasan itu kurang rasional. Ideologi itu sifatnya paham. Bukan fisik. Karenanya orang atau bangsa bisa terpengaruh sebuah ideologi tanpa berinteraksi secara fisik. Apalagi dalam dunia informasi terbuka saat ini.

Karenanya keputusan melarang warga Indonesia sebab kekhawatiran itu sangat tidak bermoral. Padahal mereka adalah warga, ada wanita, ada anak-anak. Mereka tetap adalah bagian dari bangsa.

Apakah eks ISIS dapat menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia?

Saya tidak melihat mereka ancaman. Indonesia itu punya pengalaman dan kemampuan dalam deradikalisasi. Saya kira mereka diterima pulang dan dikarantina atau dipondokkan pada pesantren khusus yang bisa menangani mereka.

Pastinya ada jalan untuk memastikan bahwa paham mereka terbebas dari paham-paham radikal seperti ISIS.

Apakah ada harapan untuk memberikan penanganan terhadap anak-anak eks ISIS?

Sangat memungkinkan anak-anak mereka dididik dan hidup secara normal sebagaimana anak-anak lainnya. Ini masalah tenggang rasa sekaligus kemanusiaan (humanitarian).

Bagaimana dengan tanggap dari umat Muslim di Eropa mengenai eks ISIS yang Ustad ketahui?

Secara umum mereka juga berharap agar isu ISIS ini disikapi secara proporsional. Isunya adalah sekelompok orang di Timur Tengah yang punya kepentingan politik dan melakukan itu dengan cara-cara terror.

Maka mereka yang terlibat tetap dipilah-pilah. Maka yang memang tidak bisa lagi hidup normal. Dan mana yang masih memungkinkan kembali hidup normal sebagai manusia.■ Iqra


Tags:

BACA JUGA