Kamis, 13 Februari 2020 | 21:02 Wita

The Power of Tahajjud

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Tahajjud atau sering disebut shalat lail. Telah menjadi bagian/amalan harian ummat Islam. Bahkan sebelum QS Al Muzammil ayat 20 diturunkan. Semua umat islam diwajibkan untuk shalat tahajjud.

Perintah wajib ini tentu ada sebabnya. Namun, ada sebagian sahabat yang merasa sangat berat. Maka Allah memberikan rukhsah, atau keringanan.

Perintah Shalat Tahajjud termaktub dalam Q.S Al Isra ayat 79

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah näfilah bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Israa’: 79)

Sholat tahajud itu memang istimewa, bahkan amat sangat istimewa. Banyak sekali manfaat juga keutamaannya. Di antara keistimewaan, keutamaan dan manfaatnya adalah jalan meraih ridla Alläh ﷻ, dikabulkannya do’a dan juga pencegah dari berbuat dosa. Bahkan, Rasülulläh ﷺ menegaskan :

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ

“Sholat yang paling afdhol setelah sholat fardhu adalah sholat malam” (HR. An Nasa’i)

وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ

“Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang mukmin itu ada pada shalat malamnya” (HR. Hakim)

Imäm Ibnul Qayyim رحمه الله mengatakan : “Cobalah renungkan bagaimana Allah membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga.”

(هادى الأرواح إلى بلاد الأفراح : ٢٧٨ )

Imäm Al-Hasan Al-Bashri mengatakan : “Mengapa orang-orang yang membiasakan diri mengerjakan shalat tahajud di malam hari wajahnya tampak cerah, berseri-seri, dan berwibawa? Karena mereka selalu bercengkerama dengan Alläh ﷻ Tuhan Yang Maha Penyayang di tengah kegelapan malam. Dia memberikan cahaya kepada mereka dari sebagian cahaya-Nya.” Itu hanya sebagian rahasia hikmah shalat tahajud. Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan lainnya dari para pengamal Tahajjud.

Tidak ada ‘Ulama besar di muka bumi ini, kecuali mereka selalu mengamalkan shalat tahajjud, tanpa sengaja untuk meninggalkannya setiap malam. Shalat ini telah memberi mereka cahaya dan energi yang sangat dahsyat bagi kehidupan mereka. Kehidupannya benar-benar menjadi istimewa, seperti keistimewaan sepertiga malam bagi Alläh ﷻ.

Energi shalat tahajud yang terpancar akan membuat seseorang menjadi penuh optimis, bahagia, lapang dada, penuh semangat, memiliki tubuh yang sehat, cerdas, dan lain sebagainya. Maka, tahajjud memiliki segudang jawaban dari semua kebutuhan manusia, baik secara lahir maupun batin, baik material maupun spiritual.

Ambillah contoh orang yang gemar melaksanakan Shalat lail. Tentu ucapannya akan berbobot. Qoulan Tsaqila. Apa-apa yang diucapkannya menjadi hikmah bagi siapapun yang mendengarnya.

Shalat ini merupakan karunia yang sangat besar dari Allah ﷻ , yang hanya diberikan kepada makhluk-Nya yang beriman. Kita akan benar-benar sangat merugi jika menyia-nyiakannya.

Allah ﷻ akan mengangkat derajat seorang pengamal shalat tahajud dengan cara dan posisi yang dikendaki-Nya. Al-Isra'[17] : 19

وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا

Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.

Para Murobby Rühiyah kami, pendiri Pesantren Hidayatullah Balikpapan yang dipimpin oleh KH Abdullah Said رحمه الله adalah contoh teladan nyata dalam proses tarbiyah Rühiyah yang sangat luar biasa itu, bahkan jika beliau langsung yang memimpin qiyämullailnya, bisa 4 jam lamanya.

Apa yang biasa disebut, singa di siang hari dan Rahib di malam hari bukanlah cerita fiksi penghibur menjelang tidur malam, tetapi benar-benar nyata dalam kehidupan. Bahkan diteruskan sampai kini dibawah pimpinan KH Abdurrahman Muhammad حفظه الله serta mudah-mudahan sampai nanti.

Program dahsyat dan nyata itu terlihat sangat jelas yang dicanangkan oleh Pimpinan Umum Hidayatullah pada munas awal November 2018 dan milad 45 tahun Hidayatullah di Kampus Pusat peradaban Hidayatullah adalah GNH (Gerakan Nawäfil Hidäyatulläh).

Dari GNH ini para kader diharapkan menjadi kader yang tangguh. Bukan kader yang keder. Bahkan dosen kami di STAI Al Bayan, Ustadz Majid. Saat ia hendak membuka mata kuliahnya. Hal yang pertama kali ia tanyakan adalah shalat lail semalam? Dalam sepekan ini shalat lailnya full? Tadarusnya sudah sampai mana? Sudah infak hari ini?

Pertanyaan-pertanyaan yang terdengar sederhana. Namun bagi kami kader Hidayatullah. Itu pertanyaan juga hentakkan untuk kami. Agar kami senantiasa mendidik diri menjadi kader yang tangguh.

Qiyamullail telah menjadi kultur Hidayatullah sedari dahulu. “Kami dulu qiyamullail dipimpin langsung oleh ustadz-ustadz. Walau ngantuk, kami tahan. Dan di situlah kisah indahnya. Kalau kita batal, ya wudhu lagi. Padahal tempat wudhu kami lumayan jauh tempatnya. Tapi ghirah iman kami, memaksa untuk kembali ke mushala untuk melanjutkan qiyamullail. Bahkan disitu menjadi ajang fastabiqul khairat”. Kenang ustadzah Aminah selaku PJ Tahfidz Putri.

“Jadi kami terasa aneh gitu. Kalau seandainya kultur ini tidak ditanamkan dalam hati santri saat ini. Bagi kami, para ustadzah itu sudah menjadi hal yang wajib. Bahkan aneh rasanya jika kami belum melaksanakan GNH sebelum turun ke gelanggang. Wallahu Alam bissawab.■ Evianingsih