Jumat, 7 Februari 2020 | 06:42 Wita
Islamic Worldview, Ketika Islam Menjadi Asas Peradaban
HidayatullahMakassar.id–Istilah Islamic worldview mulai populer akhir-akhir ini. Sebenarnya apa sih islamic worldview?
Jika dilihat dari kata. Islamic sudah tentu berasal dari kata Islam. Dan lebih tepatnya agama Islam.
World berarti dunia. View berarti cara pandang. Maka dapat disimpulkan bahwa islamic worldview ialah cara islam memandang dunia.
Istilah ini sebenarnya bukan istilah yang baru. Sebelumnya ini juga sudah banyak istilah-istilah berbeda namun mengacu pada makna yang sama. Yakni cara Islam memandang dunia.
“Worldview ibarat mata air. Mata air akan menghasilkan sungai. Nah, misalkan kita sekarang di dekat sungai. Terus kita rasa airnya. Oh, airnya gak ada rasanya. Oh airnya tawar, tapi sedikit ada rasa kapurnya. Semua bisa dideteksi. Worldview adalah dasarnya seperti mata air. Sedangkan sungai adalah hasil dari mata airnya,” kata Dr Sabriati Aziz MPd di aula STAI Al Bayan, Kamis, 11 Jumadil Akhir 1441 H (6/2/2020).
Islamic worldview, bukan hanya sekedar tema daurah 40 hari STAI Al Bayan. Namun, ia juga menjadi tema sentral di Perguruan Tinggi Hidayatullah.
Jika kita memasuki aula STAI Al Bayan. Maka kita akan menemukan baliho bertuliskan “Islamic Worldview Membangun Peradaban Islan dengan Ulil Albab dan Kader Tangguh.”
Semua agama memiliki worldview-nya. Cara agama memandang fisik, memandang dunia, memandang akhirat. Semua agama memilikinya. Namun jika digabungkan dengan istilah worldview, tentu akan sedikit berubah maknanya.
Nah, disinilah perbedaan mendasar tentang islamic worldview dan worldview yang lain.
Jika barat menjadikan agama sebagai elemen dari peradaban. Maka Islam menjadikan agama sebagai asas atau dasar dari peradaban itu.
Ambillah contoh. Misalkan konsep ilmu dilihat dari perspektif worldview dan Islamic worldview. Ilmu menurut worldview ialah mentransfer ilmu dan mendapatkan bayarannya. Maka Jslam hadir meluruskan pandangan tersebut. Menurut ilmu Islam bukan hanya sekadar mentransfer ilmu. Tapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
“Kewajiban setiap orang ialah menuntut ilmu. Dan kewajiban orang yang berilmu ialah membagi ilmunya. Saya di sini hadir karena saya ingin membagu ilmu saya. Karena saya memiliki Islamic worldview. Saya paham. Bahwa ilmu musti diamalkan.
العلم بلا عمل كشجر بلا ثمر…
Ilmu bila tidak diamalkan bagaikan pohon tak berbuah,” kata Ustadzah Dr Sabriati Aziz MPd.
Bukan hanya itu. Islamic worldview juga memiliki tantangan tersendiri. Di antaranya tercampurnya Kslamic worldview dengan beberapa pandangan. Misalnya Islamic worldview yang tercampur dengan pluralisme. Maka melahirkan pandangan bahwa semua agama adalah sama. Karena tujuannya ialah tuhan. Tentu pandangan ini sangat berbeda dengan dasar kita yakni Al-Qur’an.
Olehnya STAI Al Bayan hadir dengan tema sentral Islamic Worldview membangun peradaban dengan ulil albab dan kader yang tangguh. Diharapkan kader-kader Hidayatullah bukan hanya sekadar memahami Islamic worldview. Tetapi juga menjadi ulul albab serta memiliki jiwa yang tanguh.■ Evianingsih
Ali Imran[3] : 190
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاˇولِى الْاَلْبَابِۙ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
TERBARU
-
Prodi Pendidikan Guru Madrasah STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar Raih Akreditasi Baik
19/12/2024 | 06:21 Wita
-
Tim Akreditasi Visitasi Tadris Matematika STAI Al Bayan Makassar
18/12/2024 | 06:32 Wita
-
BI Sulsel Pilih Al Bayan Hidayatullah Makassar Ponpes Percontohan Wakaf Tunai
10/12/2024 | 09:38 Wita