Senin, 27 Januari 2020 | 07:41 Wita

Disrupsi Bisnis pada Era VUCA

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Dr. H. Idris Parakkasi, MM,  Wakil Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sulsel

HidayatullahMakassar.id — Kondisi perkembangan  informasi dan inovasi yang begitu cepat dihampir setiap aspek kehidupan,  menjadikan kondisi bisnis saat ini memasuki era VUCA, di mana dunia bisnis saat ini sangat mudah mengalami kondisi yang penuh gejolak (Volatility), tidak ada kepastian (Uncertainty), sangat rumit (Complexity), dan tidak jelas  (Ambiguity). Pelaku bisnis di era ini dituntut  untuk terus adaptif agar tetap bisa bisa survive  pada kondisi VUCA. 

Era VUCA muncul  beriringan dengan  perubahan/disrupsi dunia bisnis yang cukup pesat dan meluas. Disrupsi yang terjadi karena didorong dan didukung oleh meningkatnya pembelian dan penjualan melalui online (e-commerce), ride sharing service seperti Gojek dan Grab, dan pembayaran menggunakan e-money. “Disrupsi  terjadi ketika suatu pihak hadir menawarkan layanan yang lebih praktis, mudah dengan harga yang lebih rendah dan tersedia setiap saat dengan varian bisnis yang begitu banyak, sehingga masyarakat banyak yang beralih ke layanan baru tersebut. Inilah hasil inovasi era VUCA yang begitu spektakuler dimana banyak memberi dampak terhadap perkembangan bisnis baik positif atau sebaliknya.

Contoh-contoh di atas cukup menggambarkan perubahan dan perkembangan bisnis hari ini yang telah jauh berbeda dibanding masa lampau. Dan dapat dipastikan dunia bisnis akan selalu berubah setiap waktunya. Di sisi pelanggan, dengan perkembangan saat ini pelanggan dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan pengetahuan (knowledge) tentang karakter produk dari sebuah industri. Sehingga pelanggan saat ini lebih kritis terhadap produk/jasa yang akan mereka terima.

Dan yang tidak kalah penting, competitor pun juga senantiasa bergerak dengan cepat untuk terus mengakselerasi bisnisnya agar dapat menjadi yang terdepan di pasar.
Di masa yang penuh tantangan ini, sudah saatnya setiap bisnis memiliki partner untuk menciptakan solusi kreatif untuk dapat merespon perubahan tersebut. Dibutuhkan perusahaan atau usaha  yang memiliki formulasi inovatif yang menciptakan kombinasi antara strategi, desain yang tepat guna, serta chemistry antara perusahaan dan customer-nya baik di bidang Digital Solution, Activation Solution, serta Strategic Sustainability Solution. Untuk menghadapi era VUCA ini ada beberapa strategi yang harus diupayakan antara lain:

1. Digitalisasi, perusahaan atau usaha yang dapat bertahan di era ini harus mampu merubah strategi bisnis offline dengan mengembangkan strategi online. Bisnis yang tidak mengikuti perkembangan ini akan ditinggalkan oleh pelanggannya.

2. Branding; setiap bisnis hendaknya memiliki branding sebagai keunggulan kompetitif. Dimana bisnis kita mudah dikenal orang lain dan lebih professional

3. Community Leader; Era ini diperhadapkan tantangan yang begitu kompleks. Kita tidak bisa mengandalkan kemampuan sendiri, kita perlu kerjasama dengan orang lain atau usaha lain dengan membangun sinergitas dan kolaborasi. Saatnya meninggalkan gaya kepemimpinan  “Superman” menjadi gaya “Superteam”.

4. Hapuskan birokrasi yang panjang dan rumit, era sekarang dibutuhkan percepatan proses dan eksekusi yang cepat dan tepat. Upayakan birokrasi dan transaksi yang efektif dan efisien.

5. Kondisi kerja yang fleksible. Kondisi bisnis sekarang tidak bisa lagi dibatasi dengan ruang dan waktu, pelanggan harus dilayani kapan dan dimana saja, sehingga kondisi kerja bisa disesuaikan dengan keadaan dan tempat yang lebih rileks dan fleksibel, yang penting tujuan dan target perusahaan/organisasi bisa dipenuhi.

6. Usaha bisa diatur volume dan pengembangan sesuai kondisi bisnis dan pasar. Sebab kondisi bisnis perubahannya sangat cepat, sehingga kita lebih leluasa dalam pengeloaan bisnis.

7. Fokus pada konsumen, era bisnis sekarang adalah bagaimana memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen sesuai kebutuhannya. Karena era ini konsumen sangat mudah mengakses informasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daya belinya. Konsumen dapat dimanjakan.

8. Dibutuhkan sikap “Tenang” dalam menghadapi era yang mengalami erupsi begitu cepat dan tidak menentu. Jangan panik, harus rasional dan punya strategi.

9. Berani membuat keputusan yang cepat dan tepat. Lambat membuat keputusan akan ditinggalkan oleh pelanggan. Dan orang lain meninggalkan kita. Tidak ada keputusan yang sempurna, butuh proses pematangan berikutnya.

*) Hasil FGD Bank Indonesia  Jumat 24 Januari 2020 di Bank Indonesia Makassar, bersama bersama mantan Deputi senior BI Prof. Dr. Miranda S. Goeltom



BACA JUGA