Senin, 20 Januari 2020 | 01:43 Wita
Menata Hati Dalam Spirit Perjuangan dan Dakwah
HidayatullahMakassar.id — Di sela Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Pimpinan Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad memberikan tauziyah kepada jamaah untuk senantiasa memantapkan ketaatan kepada Allah. Berimut resume tauziyah tersebut :
Bahwa dengan pengorbanan dan perjuangan, kita bisa hadir dalam rangka konsolidasi real dalam program-program lima tahun yang akan datang untuk menata hati kita dalam ketaatan kepada Allah. Yakni dengan Iman dan Islam sehingga semakin mantap ibadah kita kepadaNya.
Hati yang tidak diikat dengan Iman dan Islam akan berserakan sebab kata Allah Ta’ala dunia itu sungguh kecil. Manusia dijadikan makhluk yang memiliki ambisi dan dunia adalah cobaan dari ambisi itu. Obatnya adalah Iman sebab dunia ini tidak akan cukup untuk perebutan manusia maka Iman adalah penawarnya.
Harus dipahami kedudukan materi di dunia ini, Nabi memerintahkan untuk membangun rumah yang luas bukan rumah yang megah.
Bahwa dalam berjuang kader Hidayatullah harus siap selalu sebagaimana Khalid bin Walid kala ditanya oleh sahabat tentang pencabutan dirinya sebagai panglima perang oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab kala itu.
“Saya berperang bukan karena Umar,” kata Khalid bin Walid, jadi kita ini berjuang bukan karena Hidayatullah melainkan berjuang karena Islam.
“Kenapa kamu belum berangkat? Belum ada penjemputnya, pejuang apa itu ?”
Kita ini memimpin dengan hati, manusia itu khalifah. Hatinya memimpin, otaknya mengatur, kita tidak boleh sombong, kita ini membutuhkan musyawarah, membutuhkan pendapat dari orang lain.
Memimpin itu harus Ready for Action. tentu Ready for Action itu empat hal yamg harus dipenuhi. Pertama Organisasi yang struktural, Kedua pengaturan kerja, ketiga sumber daya manusia dan keempat adalah sarana prasarana yang menunjang.
Untuk mencapa itu kita harus melangkah lebih jauh, khususnya kepada kader pemuda Hidayatullah, langkah pemuda jangan satu atau dua jengkal, pemuda itu langkahnya loncat, apalagi bagi seorang kader geraknya itu progressif dan revolusioner, progressif itu langkah yang membuat kemajuan dan revolusioner itu pembaharu keadaan.
Jangan sedikit bekerja banyak berbicara. Jadi pekerjaan utama kita dalam Al-Quran, pertama membebaskan manusia dari kejahiliyan, yang kedua membebaskan bumi Allah ta’ala dari kerusakan.(luqman/fir)
TERBARU
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita