Senin, 20 Januari 2020 | 06:12 Wita

Belenggu Jiwa

Editor: Irfan Yahya
Share

Ngopi Peradaban, Oleh: Irfan Yahya ST MSi

HidayatullahMakassar.id – Dewasa ini tak terhitung jumlahnya orang yang memiliki kecerdasan luarbiasa hebatnya, tapi sangat sedikit yang mampu mencapai kebenaran yang hakiki

Mereka dapat melihat keajaiban alam jagat raya tetapi tidak mengantarkannya makin beriman, malah kesombongannya yang tumbuh. Perkembangan iptek yang mestinya membawa kesejahteraan tetapi malah mendatangkan malapetaka

Akar masalah dari semua ini adalah karena pengembangan sains dan teknologi belum berlandaskan
bismirabbik. Banyak orang yang luar biasa kemampuan membaca segala macam penomena alam
tapi tidak membaca dengan landasan keimanan dan ketuhanan sebagaimana perintah dalam Al
Qur’an: Iqra bismirabbik.

Dengan kondisi itu kadang kebenaran sudah didepan mata, tapi manusia tak dapat atau tidak mau mengambilnya. Terdapat beberapa kendala yang membelenggu jiwa manusia sehingga tidak mampu menuju kebenaran

Seruan – seruan kebenaran tidak mereka gubris, berita – berita tentang akhirat dan akhir zaman yang menggemparkan tidak dipercayai. Semua dianggap sebagai angin lalu saja

Jika demikian mengapa itu bisa terjadi?, dalam Al Qur’an dijelaskan beberapa “belenggu jiwa” yang menjadikan seseorang susah untuk melakukan pembacaan dengan landasan ketuhanan dan keimanan

Diantara “belenggu jiwa” itu adalah kesembongan akal. Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat yang memberi penghargaan kepada orang-orang yang berakal dan menggunakan akalnya secara optimal dan benar

Akan tetapi jika kecerdasan akal ini sudah dibanggakan, berarti bahaya sudah membayang. Orang yang sudah bangga dengan akalnya menganggap dirinya kaya karena
kepandaiannya. Lupa bahwa itu karunia Allah SWT. “belenggu jiwa” lainnya adalah nafsu yang diikuti, bila kekuatan nafsu yang ada dalam diri manusia bisa dikendalikan dengan iman, maka nafsu akan menjadi kendaraan mencapai tujuan kebaikan.

Akan tetapi nafsu yang tidak terkendali akan senantiasa mengajak manusia kepada kesenangan dunia dan lupa akan Tuhannya. Dan yang terakhir
“belenggu jiwa” yang membuat seseorang susah untuk ber iqra’ bismirabbik adalah cinta dunia lupa
mati.

Jika orang sudah cinta dunia maka hatinya akan diliputi oleh kesibukan menumpuk harta sebanyak banyaknya dan lalai atas perintah Allah SWT. Demikianlah beberapa hal yang dapat membelenggu jiwa kita sehingga kita sulit menemukan kebenaran hakiki, semoga kita semua bisa terhindar dari “belenggu jiwa” tersebut. Wallahu musta’an

*) Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar



BACA JUGA