Jumat, 12 Mei 2023 | 18:51 Wita

Santri Menulis – Strict Parent, Kebaikan atau Keburukan bagi Anak ?

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

HidayatullahMakassar.id — Ini tentang kisah seorang anak yang mempunyai orangtua strict, kalau teman teman belum tahu strict adalah ketat.

Strict parents adalah orangtua yang berusaha menjaga anaknya tetapi berlebihan sampai anaknya merasa tidak ada kebebasan baginya di rumah.

Latar belakang keluarganya adalah ibunya seorang ibu rumah tangga dan ayahnya seorang direktur pada salah satu perusahaan dan seorang anaknya yang bernama Nanda. Nanda mempunyai saudara yang bernama Tasya dan mereka tinggal di keluarga yang berkecukupan.

Nanda adalah anak yang pintar di bidang matematika dan bahasa Inggris dan dia juga sudah kuliah di Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Bahasa Inggris semester 2. postur tubuh dan penampilan Nanda tidak sebagus secantik cantik Tasya saudarinya. Tasya juga sudah sekolah di SMAN 8 Yogyakarta

Pada suatu hari saat diantar ayahnya, berkata, “Jaga diri yah anak-anak. Sepulang sekolah kalian harus langsung pulang ke rumah tidak ada yang boleh nongkrong.” Nanda dan Tasya menyahut, “Iya ayah”.

Sepulang Tasya sekolah, pulang ke rumah, dan ternyata Nanda harus mampir ke cafe untuk mengerjakan tugas dari kuliahnya dan tanpa sengaja ayahnya pun melihat Nanda berada di cafe dan diapun segera berhenti dan menemui Nanda seketika ayah memarahi Nanda tanpa tahu alasan jelas mengapa Nanda memutuskan singgah di cafe tersebut.

“Kamu!! sudah ayah bilang langsung pulang ke rumah tidak boleh pergi kemanapun itu,” hardik ayahnya. “Tapi ayah aku cuma mau mengerjakan tugas di sini,” serah Nanda.

Ayah berkata, “Yah, mengerjakan tugas itu boleh tapi kenapa tidak dirumah? ayah gak percaya lagi sama kamu.”

Nanda pun membentak sang ayah dengan berkata, “Aku ini udah besar ayah aku juga ingin kebebasan, dari kecil ayah selalu menyuruh ku untuk di rumah terus aku juga bosan ayah. Aku selalu memendam perasaan ku yang ayah dan ibu pun tidak menghargai itu. kalian selalu mengatur waktu,makan,dan semua kehidupan ku,” sembari Nanda nangis.

ayah menjawab dangan nada emosi, “Ayah seperti ini jiga untuk kamu, untuk melindungi kamu.”

Nanda pun pergi ke rumah dengan keadaan sesegukan dan mengunci kamarnya. dan sesampainya ayah di rumah, menyuruh semua anggota keluarganya berkumpul di ruang tengah untuk mengecek gadget sang anak ibu mengecek gadget Tasya dan ternyata Tasya memiliki pacar, ayah dan ibu pun memarahinya.

Tasya pun memberontak dengan berkata, “Aku juga butuh kebebasan aku tidak ingin dikekang terus oleh kalian aku menganggap aku tidak punya rumah lagi, bahkan pendidikan ku pun diatur oleh ayah. Aku ingin sekolah di sekolah teman ku tapi ayah langsung mendaftarkan ku di SMAN 8 Yogyakarta jadi aku memilih untuk diam dan mengikuti perintah ayah agar ayah bangga dengan ku,”

Nanda pun berkata, “Puas kalian mengkekang anak kalian!! terima kasih telah merawat dan menjaga kami, kalian selalu ingin untuk didengarkan tapi tidak ingin mendengarkan perasaan anaknya dirumah. Kalian egois.”

Dari kisah di atas dapat dipetik pesan moral dan hikmah yang bisa diperim bahwa emosi apabila dipendam akan meledak suatu saat nanti.

Kedua menjadi orangtua tentu sangat ingin anaknya terjaga tetapi carilah cara lain agar anak merasa nyaman di rumah.(*)

Penulis : Naura Ghina Kamila Santri SMP Ponpes Al Bayan Hidayatullah Makassar