Kamis, 16 Maret 2023 | 06:08 Wita

Merawat Kader, Melandingkan Dakwah dan Perjuangan Islam (1)

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Muh Arvah MM, Kadep Tarbiyah Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.id — Dalam pengantar bukunya yang berjudul Spirit Berislam, ust Sholeh Hasyim mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :

« اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِى جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ». قَالَ وَكَانَ أَحَبَّهُمَا إِلَيْهِ عُمَرُ

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih engkau cintai dari kedua laki-laki ini: Abu Jahal atau Umar bin Al-Khattab.”

Hadits ini berbicara tentang sumberdaya manusia, dimana Rasulullah sallallahu alaihi wasallam lebih dahulu meminta kepada Allah Subhanahu Wa taala sumberdaya manusia sebelum meminta yang lain, kenapa?

Karena Rasulullah faham betul bahwa untuk melandingkan dakwah dan perjuangan ini, dibutuhkan “tenaga” yang cerdas, kuat dan berpengaruh. Itulah esensi dari doa Rasulullah di atas, bukan berarti keberadaan sarana dan fasilitas pendukung tidak penting.

Dan benar saja, ketika Umar radiyallahu anhu bergabung dalam barisan ummat Islam, hasilnya dahsyat sekali, resonansi dakwah kian meluas, dakwah Nabi dan para sahabat lebih massif. Dulu dakwahnya sembunyi-sembunyi tetapi sejak Umar bergabung , kemudian ajaran Islam disampaikan secara terang-terangan.

Bahkan ketika ummat Islam yang lainnya hijrah diam-diam karena khawatir ditangkap dan disiksa, Umar Bin Khattab justru mengumumkan bahkan menantang orang yang menghalangi hijrahnya ke Madinah.

Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi sebuah lembaga atau organisasi, maju mundurnya sebuah organisasi sangat ditentukan oleh sumberdaya manusianya.

Hidayatullah termasuk ormas Islam yang memberikan perhatian sangat serius terhadap sumberdaya manusianya khususnya penyiapan kader.

Berbagai rekayasa dilakukan agar dapat melahirkan kader-kader yang berkualitas, baik secara formal seperti menyelenggarakan pendidikan integral berbasis tauhid, gerakan pandu Hidayatullah, halaqah santri, daurah marhalah ula maupun non formal seperti pernikahan mubarak dan penugasan.

Allahuyarham KH. Abdullah Said pendiri Hidayatullah dalam berbagai kesempatan ceramahnya mengatakan bahwa kader itu mahal, kader itu pewaris perjuangan, karenanya keberadaanya harus diperhatikan, kebutuhannya harus dipenuhi karena mereka siap “menjual dirinya” untuk perjuangan ini.

Begitu pentingnya menyiapkan kader pewaris, Nabi Ibrahim Alaihissalam sempat galau ketika usianya menginjak 86 tahun tapi belum dikaruniai anak yang akan melanjutkan perjuangannya.

Banyak lembaga, organisasi, bahkan perusahaan besar bubar karena gagal dalam perencanaan SDM/Kader. Untuk itu sebagai Pimpinan wilayah, Pimpinan daerah maupun ketua yayasan hendaknya meletakkan urusan SDM ini sebagai sesuatu yang prioritas, disuppport maksimal, disekolahkan dan diberi anggaran yang cukup.

Sebaliknya jangan memudah-mudahkan memandirikan kader (baca: melepas) hanya karena dianggap tidak lagi mampu beradaptasi dengan keputusan organisasi.

Perlu ada rekayasa agar mereka tetap berada dalam barisan perjuangan ini
meskipun dengan segala dinamika yang ada, tentu ini tidak mudah namun harus diupayakan sebagai bentuk penyelamatan terhadap kader yang telah merasakan banyak dinamika dalam perjuangan ini.

Wallahu A’lam. (*)


Tags: