Sabtu, 4 Februari 2023 | 06:09 Wita

Meraih Karunia dan Rahmat Allah dengan Tazkiyah Diri (1)

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Dr KH Ir Abd Aziz Qahhar Mudzakkar MSi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.com — Karunia dan rahmat dua istilah yang selalu Allah ta’ala disandingkan dalam setiap firmaNya. Maka dua hal ini pula yang selalu kita usahakan dan mujahadahkan untuk diraih.

Sebagaimana doa masuk dan keluar masjid, kedua doa itu untuk meminta karunia dan rahmat Allah. Oleh karena keberkahan di masjid kita disunnahkan memintai rahmat Allah saat masuk dan saat keluar memohon karunia Allah.

Inilah dua terminologi yang sangat sentral dalam Quran. Kita diperintah mencari fadilah/karunia dan rahmat yang merupakan otoritas Allah. Sebagimana firman Allah dalam surah An Nur ayat 21

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Bahwa kalau bukan karena karunia dan rahmat dari Allah tak ada yang bisa meraih kesucian. Kesucian merupakan salah satu syarat landingnya iman dalam diri sekaligus untuk meraih kenikmatan iman.

Demikian pula pada aktivitas tadabur alam (yang dilakukan melalui program Spiritual Camping dari Yayasan Al Bayan dan Karpalah/Kader Pencinta Alam Hidayatullah) sebagai upaya meraih kondisi mendekatkan diri kepada alam semesta.

Karena alam merupakan makrokosmos bagi mikro kosmos jiwa kita. Alam semesta adalah sistem sunatullah yang sangat besar dan jiwa manusia dan tubuh manusia seluruhnya adalah mikrokosmos sunatullah.

Salah satu ungkapan yang sangat masyhur di kalangan praktisi tasawuf Islam dari dahulu hingga sekarang adalah man arafa nafsahu arafa rabbahu. ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Karena sistim pada diri kita adalah sunatullah dan alam semesta ini seluruhnya merupakan sebuah sistem kehiduapan. Sekarang uraian di atas sudah terkonfirmasi oleh kemajuan sains dan ilmu pengetahuan terutama sekali oleh ilmu Neurosain dan juga ilmu Fisika Quantum. Ilmu ini telah membuka rahasia keajaiban karena dekat dengan dunia fsik dan metafisika.

Fisika quantum adalah fisika yang tidak lagi bersifat fisik, misalnya hukum gravitasi sebagai fisika fisik, tapi menjelaskan bahwa semua benda ini pada akhirnya mengandung unsur terkecilnya atom dan dalam atom ada inti yang mengandung elektron dan proton bahkan adalagi unsur lain.

Elektron sudah susah disebut sebagai benda fisik karena susah dilacak tempatnya. Inilah kemudian melahirkan fisika quantum itu. Dan ini kemudian membuktikan sebenarnya semua benda mati pada dasarnya hidup, unsur terkecilnya merupakan makhluk hidup.

Ini pulalah yang mengkonfirmasi seluruh benda itu hidup dan berzikir dan bertasbih kepada Allah ta’ala.

Inilah dasar teoritis keilmuan untuk mengkonfirmasi bahwa kita sedang berinteraksi dengan alam sehingga spiritual kita merasakan dalam tadabur alam.

Andai kita memiliki kualitas diri kita yang tinggi maka akan merasakan semua pohon dan makhluk lainnya bertasbih demikian pula benda mati seperti batu juga bertasbih. Tapi kalau tidak sampai level spiritual kita ya.. kita rasakan yang bisa kita rasakan oleh panca indra semata.

Demikianlah para sufi bisa merasakan pohon bersujud. Sebagaiman ada guru spiritual saya di Bontocane, Bone, luar biasa spiritualnya. Dia tak punya ponsel, tapi selalu datang ke BTP (Pesantren Hidayatullah) kalau saya ada. Kalau bercerita pun lebih banyak tentang mimpi-mimpinya saja.

Ini semua tentang tajkiyah diri mensucikan diri agar meraih rahmat dan karunia Allah. Konsep tajkiyah termasuk konsep sentral dalam pembahasan dan pelaksanaan manhaj berislam Hidayatullah, Sistimatika Wahyu.

Salah satu firman Allah yang sering diceramahkan allahuyarham Abdullah Said (pendiri Hidayatullah) , surah Al Jumu’ah yat 2

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ

Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Ayat inilah yang menjadi tema sentral dalam kajian bagaimana bertilawah, tazkiyah taklimah.(fir/bersambung)

*) Disarikan dari tausiyah pada Spiritual Camping Karpalah di camping ground kawasan agrowisata Wadi Barakah, Hidayatullah Tompobulu, Pucak, Maros



BACA JUGA