Senin, 30 Januari 2023 | 08:08 Wita

Diskusi STAI Al Bayan, Adian Husaini Ungkap Tantangan Pendidikan Islam

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

HidayatullahMakassar.id — Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar menyelenggarakan diskusi Pengembangan Pendidikan Islam menghadirkan ulama dan tokoh nasional Dr H Adian Husaini MA di meeting room Yayasan Al Bayan, BTP Tamalanrea, Makassar, Ahad malam (29/1/2023).

Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) tersebut memaparkan perkembangan dan tantangan pengembangan pendidikan Islam di Indonesia saat ini.

Hadir pada diskusi yang dimoderatori Rektor STAI Al Bayan Ust Abdul Qadir Mahmud MA tersebut, nampak Ketua DPW Hidayatullah Sulsel Ust Nasri Bukhari MPd, Dewan Murabbi Wilayah Hidayatullah Sulsel Ust Dr Khairun Misjaya, Ketua Yayasan Al Bayan Ust Suwito Fatah MM dan jajaran.

Ketua Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah Al Bayan M Arfah Bandule MM dan jajaran kepala sekolah serta guru Al Bayan Islamic School.

Menurut Pimpinan Pesantren At Taqwa Depok tersebut saat ini pendidikan Islam di Indonesia telah meraih dua hal berupa kepercayaan ummat dan pengakuan dari pemerintah.

“Dakwah kita baru berhasil di sektor pendidikan, sementara pada sektor lain politik, ekonomi hingga kesehatan belum mampu bersaing,” ungkap sosok yang produktif menulis tersebut.

Hanya saja, lanjutnya, pendidikan Islam yang dilaksanakan di pesantren maupun di lembaga pendidikan oleh ormas Islam masih menghadapi juga dua tantangan utama.

Tantangan pertama, menurut mantan jurnalis Republika itu, pendidikan Islam masih dalam cengkraman sistem pendidikan sekuler. “Sehingga belum leluasa memenej sistem dan korikulum sendiri, pemerintah masih mengatur,” jelasnya.

Tantangan lain, sebagaimana kekhawatiran Rasulullah rawannya perpecahan bahwa ummat Islam ketika pintu-pintu dunia terbuka baginya maka mudah terpecah.

Lebih khusus, penulis buku ‘Beginilah Pendidikan Nasional yang Ideal’ itu memastikan, keberhasilan pendidikan Islam baru level menengah karena masih menggunakan mindset lama yakni ukuran sukses mendidik jika anak berhasil lulus perguruan tinggi negeri?

Juga masih dicengkram oleh pikiran materialisme bahwa anak sukses jika berhasil bekerja dengan gaji dan penghasilan besar.

“Padahal pendidikan Islam itu untuk penanamkan nilai, bukan sekadar transfer knowladge, dengan tujuan akhir melahirkan mujahid perjuangan Islam yang beriman dan taqwa, berakhlak, serta memiliki skill khusus diantaranya mampu menulis dan berkomunikasi dengan baik,” rincinya.

Menurutnya, di era destrupsi saat ini harusnya menjadi kesempatan bagi pendidikan Islam sebagai solusi berbagai problematika dan dampak kemajuan digital.

“Bahwa pesantren dengan enam rukunnya adalah sistem terbaik untuk menghadapi kondisi sekarang, karena adanya keteladanan, tafakufiddin paham agama, penanaman spirit dakwah, jiwa kemandirian, harus tanamkan akhlak mulia, memberikan pemahaman tantangan dakwah dan pemikiran kontemporer,” urainya.

Diskusi berlangsung hingga pukul 22.30 itu ditutup dengan penyerahan buku “Spirit Al Bayan” oleh Ketua Yayasan Al Bayan. Ust Suwito menyampaikan apresiasi atas kesempatan menimba wawasan tersebut dan berharap ada sinergi yang terjalin untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan Islam.

Saat ini Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar menyelenggarakan unit pendidikan Al Bayan Islamic School dari TK Al Wildan, SD, SMP dan SMA Integral Hidayatullah serta STAI Al Bayan.

Salah satu kekhususan dan keunggulannya menekankan pada pendidikan karakter yakni penyelenggaraan korikulum khusus untuk bimbing peserta didiknya memiliki keimanan, ketaqwaan dan akhlak. (fir).



BACA JUGA