Sabtu, 29 Oktober 2022 | 09:12 Wita

Al Qur’an, Pramuka Hidayatullah dan Istigfar

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Ust Dr Ir H Abd Aziz Qahhar Mudzakkar MSi, Dewan Pertimbangan Hidayatullah dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.id — Hajatan acara kepanduan (Pramuka Hidayatullah) di lingkungan Wadi Barakah adalah salah satu bonus dan bentuk kenikmatan bagi kita sebagai manusia yang dihadirkan ke muka bumi ini oleh Allah ta’alla yang patut disyukuri.

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur

Manusia hadir tidak mengerti apapun. Maka itulah kemudian Allah menurunkan wahyu. Wahyu berfungsi sebagai hudan atau petunjuk, penjelasan, furqon maupun ar Ruh.

Untuk menyempurnakan agar wahyu diterima dan dilaksanakan manusia, kemudian Allah ta’alla kirimkan nabi dan rasul untuk peragakan wahyu secara sempurna.

Karena manusia tidak mengerti apa-apa sebelum ada wahyu. Maka Allah terus-menerus mendatangkan nabi dan wahyuNya.

Dan setiap kali ada sebuah kejahatan yang hidup di masyarakat yang sangat merajalela maka Allah datangkan nabi dan diberikan mukjizat wahyuNya untuk mengatasi dan menjadi solusi. Nabi dan rasul diberi mukjizat untuk melemahkan kejahatan.

Makanya kita tahu seperti mukjizat Nabi Nuh dengan pembuatan kapal di gunung yang tak masuk akal. Itulah, mukjizat itu irasional karena untuk atasi hal yang rasional.

Bahkan jumlah nabi tak ada yang tahu persis berapa jumlahnya. Ibnu Qayyim memperkirakan 120 ribu.

Karena tanpa nabi, manusia tak mengerti mana benar dan salah dan mana baik dan buruk. Makanya walaupun sebuah komunitas tidak banyak dan ada kejahatan maka Allah kirimkan lagi nabi.

Nabi Luth misalnya hanya untuk sebuah desa yang di situ terjadi praktik kemaksiatan. Padahal saat itu ada Nabi Ibrahim.

Semua itu ketika masa sebelum nabi berakhir sampai Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diutus.

Rasulullah tidak diberikan mukjizat spektakuler seperti nabi lain seperti Ibrahim tak terbakar, Nabi Isa bisa hidupkan orang mati, Nabi Musa membelah laut.

Walau pun ada mukjizatnya seperti sembelihan ternah seekor yang bisa dinikmati banyak orang. Namun Rasulullah diberi mukjizat terbaik yakni Alquran untuk atasi seluruh masalah manusia hingga akhir zaman.

Jadi satu-satunya cara atasi masalah hingga akhir zaman adalah Al Qur’an. Perhatikan peradaban manusia saat ini, seperti peradaban di Eropa, tidak bisa selesaikan persoalan. Malah menjadi sebab semakin banyaknya masalah.

Inilah mengapa kita benar-benar ingin menekuni Alquran semaksimal dan seoptimal mungkin.

Dan Alhamdulillah pendiri Hidayatullah alahuyarham Abdullah Said mendorong kita menekuni Alquran dengan pendekatan konsep Sistimatika Wahyu yang memudahkan kita berIslam.

Hal paling mendasar masalah manusia adalah keyakinan pencarian manusia tentang Tuhan pada surah Al Alaq

Lalu di surah al Qalam penekanan pada berquran atau quranisasi. Bahwa jika kita tak berquran maka pasti akan gila.

Jika pada masa kepemimpinan Abdullah Said karena tuntutan diawal pendirian Hidayatullah lebih menekankan pada perluasan lahan dakwah dan meneguhkan eksiskan kepemimpinan. Maka pada periode kepemimpinan Hidayatullah saat ini lebih menukik pada Qur’an dengan berbagai programnya

Jadi kita melalui program Tahfizh ingin lebih dini mengakrabkan anak-anak dengan Qur’an dengan benar. Seluruh warga Hidayatullah wajib belajar tajwid dan tahsin Qur’an.

Salah satunya dengan peran dan keberadaan Pandu Hidayatullah sebagai salah satu kurikulum pendidikan Hidayatullah yang penting.

Karena dalam profile Pandu Hidayatullah bertekad memiliki ilmu luas, keterampilan dan kuat fisik serta spiritualnya.

Di Wadi Barakah kita ingin jadi pusat miniatur peradaban untuk peragaan ajaran Islam. Sebisa mungkin diterapkan ajaran Al quran dan sunnah, shalat tepat waktu, warganya ramah, hingga kebersihan terjaga.

Insyallah di Wadi Barakah ini akan menjadi kampus Gunung Tembak kedua dengan target luas lahan 100 hektar atau minimal 50 hektar. Maka kita akan buat lokasi Jambore Nasional permanen milik Hidayatullah. Sebagai pusat Pandu Hidayatullah.

Maka patut kita kuat istighfar, doa dan usaha serta yakinlah Allah yang maha kuasa dan pemilik kekayaan akan memudahkan segala hajat kita.

Mengapa istighfar ? Karena dahsyatnya keutamaan beristigfar. Sebagaimana kisah tiga orang yang mengadukan kesulitan pada Syaikh Hasan Basri. Dan semuanya diberikan nasihat untuk perbanyak istighfar.

Karena Allah telah memberikan jaminanNya dalam surah Nuh 10-12

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

Serta pada kisah Imam Ahmad bin Hambal yang sangat ingin berkunjung ke suatu kampung. Lalu bertemu penjual roti yang terbiasa setiap saat beristigfar. Dia mengaku semua hajadnya terpenuhi kecuali belum bertemu Imam Ahmad.(fir)

*Disarikan dari tausyiah subuh pada kegiatan Jambore Wilayah 3 Hidayatullah Sulsel di kawasan Wadi Barakah Masjid Ummul Qura Hidayatullah Tompobulu



BACA JUGA