Minggu, 7 Agustus 2022 | 20:21 Wita

Spirit Muharram, 5 Ancaman dan Tantangan Kehidupan Saat Ini. Bag 2

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Ust Dr H Abd Aziz Qahhar Mudzakkar Msi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar

TAUSYIAH, HidayatullahMakassar.id — Di pesantren Hidayatullah Al Bayan bermisikan tidak saja melahirkan para hafidz tapi seorang hamilul Qur’an yang membawa Qur’an pada perilaku, akhlak maupun karakternya. 

Sebagaimana Rasulullah berakhlak Qur’an. Maka sangat tidak mudah mendidik dan menjadi seorang hafidz yang akan memahkotai orangtuanya kelak di akhirat, apalagi di tengah tantangan besar saat ini.

Seorang tokoh nasional mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Rahmat Daihuri dalam sebuah artikel ilmiahnya menyebut ada 5 tantangan kehidupan sebagai warga dunia saat ini.

1. Jumlah penduduk yang besar. Saat ini sebanyak 7,9 miliar jiwa maka akan ada keterbatasan dunia untuk pemenuhan kebutuhan akan perumahan hingga makanan.

2. Era industri 4.0 dengan digitalisasi yang kini kita banyak bergantung. Sehingga banyak usaha tergusur misalnya taksi konvensional oleh taksi online, sebentar lagi perguruan tinggi akan banyak yang gulung tikar dan gedungnya kosong karena tumbuhnya universitas online.

3. Perubahan iklim. Sekarang bisa dikatakan sudah hilang musim hujan pada Oktober-April. Sudah 2 tahun belakangan hujan terus, tidak pernah lagi benar-benar terjadi kemarau.

Perubahan iklim menyebabkan terjadi peningkatan panas bumi, permukaan air laut naik, panas bumi diperkirakan pada tahun 2100 akan capai 70 derajat celcius jika tidak ada upaya serius menurunkannya.

4. Persoalan lain yakni perubahan pertarungan geo politik, yang terbaru saat ini yakni karena perang Ukraina-Rusia yang akan berdampak pada negara dengan makanan utama warganya gandum/roti. Sebab 40 persen produksi gandum dunia dari Ukraina.

Dalam pekan ini Taiwan mulai dikepung China. Semua ini menjadi ancaman akan terjadinya perang nuklir depan mata.

5. Hadirnya kondisi sosial baru  berupa fenomena post truth. Perilaku rekayasa kebohongan berulang untuk mendapatkan keuntungan politik dan ekonomi.

Kebohongan melalui medsos sebagai fenomena rekayasa kebohongan menjadi kekuatan untuk menang. Medsos betul-betul telah menjadi teknologi Dajjal. Banyak presiden terpilih dengan teori sosial baru ini.

Selain adanya lima tantangan tersebut, saya tambahkan satu tantangan perusak tatanan kehidupan dunia yakni liberalisme dan kebebasan tanpa batas.

Kita negara Pancasila tapi begitu mudah dan banyak orang yang mencaci-maki agama. Kebebasan ekspresi yang kebablasan, LGBT merajalela, sejumlah negara sudah membolehkan nikah sesama jenis. Di Indonesia saat ini sudah ada 2 juta orang LGBT.

Yang saya mau katakan terkait fenomena ini, kalau anak-anak kita tidak ada dasar agamanya dan bebas pegang ponsel sejak kecil tak bisa bisa kita bayangkan masalah dan susahnya menasihatinya.

Kita semua telah menyadari masalah di atas. Para orangtua mulai menjadikan pesantren sebagai pilihan utama mendidik anak-anaknya untuk memiliki kecerdasanintelektual sekaligus bagi emosional dan spiritualnya.(bersambung/fir)

*) Disarikan dari tausyiah Tabligh Akbar Muharram Yayasan Al Bayan Ponpes Hidayatullah Makassar diMasjid Umar Al Faruq, Sabtu (6/8/2022)

 



BACA JUGA