Senin, 18 Oktober 2021 | 15:54 Wita

Hidupkan Hikmah Maulid Nabi

Editor: Firman
Share

Oleh: Syamril, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Kalla

HidayatullahMakassar.id — Maulid Nabi Muhammad SAW hendaknya dijadikan momentum untuk merenungi nikmat paling besar yang Allah berikan kepada ummat manusia yaitu dilahirkannya Rasulullah Muhammad SAW. Beliau adalah manusia ciptaan Allah yang terbaik. Penutup para Nabi, penyempurna risalah yang dibawa oleh para nabi dan rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Isa as.

Kehadiran Nabi Muhammad SAW yang membawa ajaran Islam telah mengubah dunia. Semula masyarakat di Kota Mekkah dan sekitarnya di Jazirah Arab hidup dalam zaman jahiliyah. Kedzaliman, penindasan, perampokan, ketidakamanan, ketidakadilan dalam segala kehidupan, penyembahan berhala, kecurangan dalam perdagangan, pelecehan harkat perempuan, perbudakan dan berbagai kebiasaan buruk lainnya perlahan-lahan hilang dengan datangnya Islam. Setelah seluruh Jazirah Arab di bawah naungan Islam maka terciptalah keamanan, keadilan, ketenteraman dan kesejahteraan.

Dari renungan dan bacaan penulis, ditemukan ada 4 keyakinan dan kesadaran yang berhasil ditanamkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Keyakinan dan kesadaran itu kemudian tumbuh dan berkembang sampai sekarang dan menjadi kunci kejayaan Islam. Keyakinan dan kesadaran tersebut yaitu ‘ubudiyah, ihsaniyah, ukhuwah dan jama’ah.

Keyakinan ‘ubudiyah yaitu meyakini bahwa manusia adalah hamba Allah yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Segala aktivitas harus bernilai ibadah dengan syarat diniatkan ikhlas semata-mata untuk Allah, dan sesuai tuntunan syariah. Aktivitas tidak hanya ibadah khusus seperti shalat, puasa, haji, membaca Al Qur’an dan lainnya tapi juga aktivitas umum seperti bekerja, belajar, istirahat, tidur, berdagang dan lain sebagainya. Semuanya harus bernilai ibadah dan merupakan persembahan kepada-Nya.

Hidup di dunia bukan hanya mencari harta, tahta dan kesenangan duniawi lainnya. Hidup di dunia untuk menyiapkan bekal kehidupan akhirat yang kekal abadi. Bekalnya bukan uang dan jabatan tapi pahala. Agar dapat pahala maka niatkan segala aktivitas sebagai ibadah, berhati-hati menjalaninya, ikuti perintah dan jauhi larangan Allah.

Selanjutnya hal kedua yaitu kesadaran ihsaniyah. Ihsan artinya keutamaan atau kebaikan. Keutamaan dalam melakukan sesuatu secara baik dan benar, maksimal dan profesional. Semua itu dilakukan bukan karena pengawasan manusia atau atasan. Tapi timbul dari keyakinan bahwa ada Allah yang selalu mengawasi.

Kesadaran ihsaniyah meyakini segala aktivitas merupakan amal shaleh yang senantiasa diketahui dan dalam pengawasan Allah SWT. Dampaknya adalah lahirnya manusia yang jujur, bertanggung jawab, amanah dan profesional. Bekerja dengan sebaik-baiknya, tepat, sempurna, tuntas, efektif-efisien, kreatif, inovatif. Semua itu mendorong tercapaianya hasil dan prestasi yang terbaik.

Hal ketiga dan keempat yang ditanamkan oleh Rasulullah yaitu kesadaran ukhuwah dan jamaah. Ukhuwah adalah persaudaraan. Persaudaraan melahirkan kepedulian, tolong menolong, saling menghargai, toleransi, silaturrahim. Semuanya menjadi modal utama untuk bekerja sama dan sinergi dalam jamaah. Bekerja dalam tim, saling menopang dan menguatkan.

Jama’ah adalah kesatuan yang di dalamnya ada imam (pemimpin) dan makmum (pengikut) sebagaimana dalam shalat berjamaah. Hidup dalam jama’ah melahirkan kekuatan jika pemimpinnya adil dan penuh kasih sayang. Juga pengikutnya patuh dan taat pada pemimpin selama pemimpinnya berpegang teguh dalam kebenaran. Kekuatan jama’ah akan memudahkan mencapai tujuan dan visi bersama selama dalam jama’ah ada saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Berbekal 4 keyakinan dan kesadaran tersebut maka bangkitlah Islam from zero to hero. Semula tidak diperhitungkan karena lahir dari kawasan tandus di Jazirah Arabiyah. Kemudian menjadi kekuatan besar yang dapat mengalahkan Romawi dan Persia pada masa itu. Semoga Hikmah Maulid Nabi pada tahun 1443 H ini dapat menjadi momentum untuk menghidupkan dan menguatkan keyakinan dan kesadaran ‘ubudiyah, ihsaniyah, ukhuwah dan jama’ah.■



BACA JUGA