Jumat, 15 Oktober 2021 | 16:33 Wita

Ustad Abu Bakar Bessah Pimpin DPC Hidayatullah Wotu, Hantar Santri Berprestasi Hingga Tingkat Sulsel

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Ustad Abu Bakar Bessah memulai pengabdian di Hidayatullah Wotu Kabupaten Luwu Timur pada 2018 setelah mendapat mandat dari DPW Hidayatullah Sulsel sebagai pimpinan.

Sejak tamat SD Inpres Lohayong 2006 Kabupaten Flores Timur, Ust Abu melanjutkan pendidikan pesantren ke cabang Hidayatullah Bali 2009. Lalu SMA di Hidayatullah Makassar dan tamat 2012.

Pria kelahiran Lohayong 1992 Kabupaten Flores Timur ini melanjutkan ke STIS Hidayatullah Balikpapan selama dua
tahun dan kembali ke Makassar hingga diutus sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hidayatullah Wotu, Luwu Timur.

Kepada reporter HidayatullahMalassar.id ia menuturkan awal perjuangannya sebagai pimpinan cabang di Wotu tidaklah mudah. Bersama rekannya memulai melakukan perbaikan program tahfidzul Quran dengan memisahkan tempat putra dan putri yang dinilai terlalu dekat.

Setelah merombak pesantren Ust Abu dan penguris memfokuskan perbaikan kualitas bacaan quran pada santri putra yang dinilai belum fasih bacaan alqur’an.

Setahun membina dengan program unggulanya, DPC Hidayatullah Wotu mengirim santrinya untuk mengikuti MTQ 2019 tingkat Kecamatan di Wotu Luwu Timur dan berhasi menjadi juara.

“Kemudian kami lanjut mengutus santri untuk mengikuti ajang lomba tahfidz quran pada program Imam Desa yang diselenggarakan oleh Gubernur Sulsel tingkat propinsi tahun 2019 di Makassar mewakili kabupaten Luwu Timur dan berhasil meraih peringkat ketiga,” tuturnya.

Sejak santrinya meraih banyak prestasi itu pesabtren Hidayatullah Wotu mulai menarik simpati dan pujian dari masyarakat dan kepala daerah setempat.

Bupati Luwu Timur, Tohoriq Husler (Almarhum) memberi apresiasi dan memberi sumbangan berupa uang pembangnuan untuk asrama. “Alhamdulilah dari prestasi santri itu membuat masyarakat dan Bupati Luwu Timur memberi apresiasi pada pesantren,” imbunya.

Hingga saat ini minat masyarakat setempat sangat tinggi masuk Pesantren Hidayatullah Wotu. Terbukti dengan bertambahnya jumlah santri. “Bahkan kami harus membatasi penerimaan santri tahun ini karena terbatasnya sarana. Gedung yang tak cukup,” tuturnya.

Salah satu program unggulan di Pesantren Hidayatullah Wotu saat ini adalah santri wajib menyelesaaikan hafalan 10 juz sebagai persyaratan mengikuti Ujian Nasional.

Santri juga dibekali dengan kemampuan berdakwah sehingga bisa khotbah dan ceramah ketika berada di tengah masyarakat. Selain itu santri pun tak dipungut biaya apapun.

Ust Abu berharap agar santri yang dididiknya menjadi santri yang menjadi calon pemimpin dan teladan di masa depan. “Ikhlas, sabar dan syukur adalah kunci dari seorang pemimpin dan senantiasa hadirkan iman sebagai kunci keberhasilan dakwah,” pesannya.■ irfan/fir