Kamis, 7 Oktober 2021 | 18:15 Wita

Bercadar tapi Pacaran

Editor: Firman
Share

Oleh: Astrid, Mahasantri Albayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.id — Bercadar tapi pacaran, inilah fenomena yang membiat miris, sangat banyak ditemui di zaman sekarang. Pacaran bukan hanya disukai wanita muslim yang berjilbab, bahkan para akhwat yang bercadar pun masih banyak menjalin hubungan yang tidak halal.

Mereka mengaku muslimah tapi tetap saja mereka menentang Allah, bahkan dengan bangganya mereka memamerkan pasangan mereka di sosial media.

Jika kita mengaku muslimah  maka jangan menjadi muslimah yang munafik, di satu sisi kita mengaku taat kepada Allah, tapi di sisi lain kita taat kepada ajakan iblis untuk pacaran.

Jadilah muslimah yang takut kepada Allah takut dalam arti sadar dan menyadari bahwa ajal itu sangat dekat. Bayangkan jika seseorang yang sedang bermesra-mesraan dengan pacarnya, lalu malaikat  Izrail datang mencabut nyawanya .Apakah mereka mati dalam keadaan khusnul khotimah? tentu saja tidak, mereka mati dalam keadaan maksiat. Memaksiati Allah adalah mati dalam keadaan yang buruk (suul khotimah), Naudzubillah.

Entah apa yang menjadi alasan sehingga para akhwat yang bercadar ini pacaran, sedangkan banyak sekali ayat-ayat yang memastikan tentang haramnya pacaran. Jangankan pacaran mendekatinya pun tidak boleh. Seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al Isra ayat 32, seharusnya mereka mengetahui hal tersebut, yaitu dalam syari’at Islam, pacaran hanya boleh dan bisa dilakukan bagi mereka yang sudah menikah.

Pacaran dalam Pandangan Islam

Islam mengakui rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah sebuah anugerah dari Allah Yang Maha Kuasa, termasuk rasa cinta ke pada lawan jenis (QS, Ali Imran:14). Di dalam Islam cinta kepada lawan jenis itu hanya di benarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas, sebelum adanya ikatan itu maka jika ada dua insan yang saling jatuh cinta lalu mereka mengikat hubungan mereka dengan status pacaran, maka hal itu bukanlah sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat. 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ”Aku tidak pernah melihat dua orang yang saling mengasihi kecuali dalam pernikahan,” (HR,Ibnu Majah).

Makna hadits ini adalah melabuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepada lawan jenis itu hanya halal ketika sudah menikah, di luar itu adalah haram.

Sadarilah, pacaran adalah salah satu bagian dari jerat-jerat setan untuk mengelabui seseorang mukmin agar terjerumus dalam jurang perzinahan. Pacaran hanya akan melahirkan kegelisahan demi kegelisahan di dunia jika tak segera bertaubat, pacaran juga akan memberi dampak penderitaan selamanya di akhirat kelak.

Untuk itu, wahai para Ukhti, sadarilah kalian adalah idaman para lelaki, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Kita mengetahui bahwa baik buruknya pasangan kita sesuai dengan cerminan diri sendiri jika engkau baik, sholeha, mampu menjaga diri, maka engkau akan mendapatkan laki-laki yang sholeh pula dan begitupun sebaliknya. 

Tentu hal ini bukanlah hal yang diada-adakan melainkan Allah sudah memperingati, kita dalam QS. An-Nur ayat 3 “Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan penzina perempuan atau dengan perempuan musyrik dan penzina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik, dan yang demikian itu di haramkan.

Tips agar terhindar dari pacaran
1. Doa, khususnya doa agar kita dilindungi dari maksiat pacaran. Apalagi di zaman sekarang yang serba jauh dari Islam, kita mesti jangan jauh-jauh dari Allah SWT.  Perbanyaklah mendekatkan diri kepada-Nya.

2. Cari teman yang jauh dari kebiasaan pacaran.

3. Dekatkan diri dengan majelis ilmu dan cari guru pembimbing.

4. Sibukkan diri dengan aktivitas perpahala

5. Baca Siroh Rosulullah dan sejarah Islam .

6. Jangan sering melihat, membaca, atau mendengar hal-hal yang dapat membangkitkan rasa ingin pacaran.

7. Berdoa memohon istiqomah kepada Allah 

8. Nikah.■



BACA JUGA