Kamis, 16 September 2021 | 09:18 Wita

Adzan Bilal dan Ibnu Ummi Maktum’

Editor: Firman
Share

■ Dakwah Al-Bayan : Kajian Bhulughul Maram KITAB SHALAT BAB ADZAN DAN IQAMAH (Hadits 172-173)

HidayatullahMakassar.id — Dari Ibnu ‘Umar dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ, وَعَائِشَةَ قَالَا: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – إِنَّ بِلَالاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ, فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُنَادِيَ اِبْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ”, وَكَانَ رَجُلاً أَعْمَى لَا يُنَادِي, حَتَّى يُقَالَ لَهُ: أَصْبَحْتَ, أَصْبَحْتَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي آخِرِهِ إِدْرَاجٌ

 “Sesungguhnya Bilal akan berazan pada malam hari, maka makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum berazan.” Ibnu Ummi Maktum adalah laki-laki buta yang tidak akan berazan kecuali setelah ada yang berkata, ‘Telah masuk waktu Shubuh, telah masuk waktu Shubuh.’” (Muttafaqun ‘alaih). Kalimat terakhir ada lafazh idraj (perkataan perawi dengan disisipkan dalam hadits) [HR. Bukhari dan Muslim].

Hadits 173

وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ; – إِنَّ بِلَالاً أَذَّنَ قَبْلَ اَلْفَجْرِ, فَأَمَرَهُ اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – أَنْ يَرْجِعَ, فَيُنَادِيَ: “أَلَا إِنَّ اَلْعَبْدَ نَامَ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَضَعَّفَهُ

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, “Sesungguhnya Bilal mengumandangkan azan sebelum Fajar, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk pulang seraya bersabda, “Sesungguhnya orang-orang masih tidur.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan ia menilainya hadits dha’if). 

Hal-Hal Penting Dari Hadits

▪️Hadits ini menunjukkan bolehnya ada dua muadzin dalam satu masjid. Dan boleh muadzin itu seorang buta. 

▪️Disyari’atkan setiap muadzin agar mengumandangkan adzan pada waktu yang dikhususkan baginya, agar bisa diketahui antara adzan yang satu dengan adzan berikutnya.

▪️Para ulama sepakat dianjurkan melakukan adzan di tempat yang tinggi, seperti menara atau atap masjid atau semacamnya. Di antara dalilnya adalah hadis Urwah bin Zubair Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang wanita dari Bani Najjar menceritakan,

كَانَ بَيْتِي مِنْ أَطْوَلِ بَيْتٍ حَوْلَ الْمَسْجِدِ وَكَانَ بِلَالٌ يُؤَذِّنُ عَلَيْهِ الْفَجْرَ فَيَأْتِي بِسَحَرٍ فَيَجْلِسُ عَلَى الْبَيْتِ يَنْظُرُ إِلَى الْفَجْرِ

“Rumahku termasuk bangunan yang paling tinggi di sekitar masjid Nabawi. Dulu Bilal adzan subuh di atas rumahku. Beliau pernah datang di waktu sahur, lalu beliau duduk di atas rumah menunggu fajar”. (HR. Abu Daud dan Baihaqi dan dihasankan al-Albani).

▪️Afdalnya adzan sebelum Shubuh adalah pada waktu sahur, hanya beberapa waktu yang lebih sedikit mendekati fajar Shubuh. Inilah yang dipilih oleh Al-Baghawi dari madzhab Syafi’I dan Ibnu Qudamah dari madzhab Hanbali.

▪️Hadits ini juga menjadi dalil bahwa jika dalam satu masjid ada dua adzan, maka adzan kedua harus bersamaan dengan terbitnya fajar, sehingga adzannya menjadi pemberitahuan bagi orang yang ingin berpuasa agar menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasanya, serta pemeberitahuan masuknya waktu shalat subuh. 

Wallahu a’lam bish shawwab.

Oleh: Ust Abdul Qadir Mahmud MAKadep Dakwah & Pelayanan Ummat Yayasan Al Bayan Hidayatullah, Makassar

Untuk menikmati sajian berseri Kajian Kitab Bhulughul Maram ini, serta info dan artikel dakwah lainnya, silahkan bergabung di

Group
● WA: Dakwah Al Bayan. Klik https://chat.whatsapp.com/HBSbB3fZ1Uk6fk71SkBm0Z ● Telegram: https://t.me/hidmanews ● Konsultasi & Pertanyaan ke 085255799111

Simak dan nikmati pula di :

● Portal: www.hidayatullahmakassar.id ● YouTube: Al Bayan Media TV https://youtube.com/chhannel/UC83a_coR66ZBb6fRxjKGyIA ● Facebook: Albayan Media Corp ( @albayanmediacorp )

Sebarkan!!! Semoga menjadi ladang pahala bagi kita semua. Aamiin



BACA JUGA