Rabu, 1 September 2021 | 11:49 Wita

Indahnya Kebiasaan Masyarakat Ustmani

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Masyarakat Islam pada masa Donasti Utsmaini memiliki kebiasaan dan budaya yang indah dan tentunya sesuai tuntunan syariat, di antaranya.

1. Air dan Kopi

Dahulu mereka akan menghidangkan satu cangkir kopi kepada tamu bersama segelas air putih.

Jika tamu tersebut minum air putih dahulu sebelum kopi, maka itu adalah tanda kepada tuan rumah bahwa tamu tersebut dalam keadaan lapar dan dia perlu menyediakan makanan.

Dan jika sebaliknya, maka dapat diketahui oleh tuan rumah bahwa tamu tersebut sudah kenyang.

2. Mawar Merah dan Mawar Kuning

Diletakkan mawar kuning di hadapan rumah orang yang sakit untuk memberitahu kepada orang yang lalu lalang dan tetangga, keharusan untuk menjaga suasana dan tidak mengganggu orang sakit tersebut.

Jika diletakkan mawar merah, artinya bahwa di dalam rumah tersebut ada seorang anak perawan yang sudah cukup usia menikah yang siap untuk dipinang dan menghindarkan dari perbincangan buruk orang tentang kehormatannya.

3. Pengetuk Pintu

Pada zaman Ustmaniyyah, diletakkan pada pintu-pintu rumah dua pengetuk pintu.

Satu pengetuk kecil dan satu pengetuk besar.

Jika pintu rumah diketuk dengan pengetuk kecil, maka itu adalah tanda bahwa tamu yang datang adalah perempuan, maka yang patut keluar menyambut tamu perempuan tersebut adalah tuan rumah perempuan juga.

Jika pintu rumah diketuk dengan pengetuk besar, maka itu adalah tanda bahwa tamu yang datang adalah laki-laki, maka yang patut keluar menyambut tamu laki-laki tersebut adalah tuan rumah laki-laki juga.

4. Sedekah

Golongan kaya zaman Ustmaniyyah, mereka begitu semangat bersedekah untuk mengurangi beban kesusahan fakir miskin.

Caranya mereka akan pergi ke kedai-kedai, warung dan pasar sayur untuk melihat buku daftar hutang mereka dan diminta untuk nama mereka dihapuskan dari list hutang serta dilunaskan hutang mereka.

Tanpa ditulis atau disebut nama mereka, golongan fakir miskin akan dapati nama mereka sudah terhapus dari list hutang tanpa mengetahui siapakah yang melunasi hutangnya

5. Umur 63 tahun

Jika orang-orang yang berusia lebih dari 63 tahun ditanya tentang berapakah umur mereka pada zaman Ustmaniyyah, mereka merasa malu karana umur mereka sudah melewati batas umur baginda Nabi Muhammar SAW.

Sebagai adab dan hormat kepada baginda Nabi SAW, maka mereka akan mengatakan : “Kami ini golongan yang telah melebihi batas ( batas umur baginda Nabi SAW) wahai anakku “.

Demikian sebagian keindahan, nilai estetika yang ada pada adat-adat Ustmaniyyah.■ Ahmad Azhar