Selasa, 17 Agustus 2021 | 13:15 Wita

Fakta di Hari Ke 76 Tahun Kemerdekaan

Editor: Firman
Share

Oleh:  Mas Imam Nawawi, Ketua DPP Pemuda Hidayatullah

HidayatullahMakassar.id — Kita tentu bersyukur hari ini Indonesia memasuki tahun ke 76 usia kemerdekaan. Tetapi kita tidak boleh abai terhadap fakta yang juga terjadi di hari kemerdekaan ini.

Fakta itu diantaranya jumlah utang luar negeri yang pada kuartal kedua tahun 2021 ini jumlahnya nyaris Rp 6.000 triliun atau tepatnya 5.972,46 triliun. Meski demikian hutang sejumlah itu oleh pihak pemerintah disebut telah menerapkan prinsip kehati-hatian dan terkendali.

Bagi kebanyakan masyarakat umum berhutang itu bikin pusing kepala. Memang jelas ia yang harus membayar. Jadi kalau pemerintah mengatakan itu aman dan terkendali, maka bisa ditebak bahwa mereka tidak merasa harus membayarnya.

PPKM “Tiada” Henti

Di hari kemerdekaan berita yang begitu kuat setelah pidato kenegaraan presiden adalah perpanjangan PPKM. Langkah itu kata pemerintah akan terus diambil sampai benar-benar situasi di negeri ini stabil. Tetapi sadarkah pemerintah stabil menurut dia dan stabil bagi rakyat itu di mana persamaannya.

Bagi mereka yang terbiasa dengan gaji yang pasti mau sampai 2024 PPKM tidak berpengaruh. Tetapi bagi rakyat biasa di mana penghasilan mereka ada di jalanan jelas ini sangat menyiksa.

Terlebih di dalam penerapan PPKM sudah banyak warga Indonesia yang harus di rumahkan dan sebagian kehilangan penghasilan.

Apakah bisa nanti kalau PPKM diakhiri mereka kembali bisa bekerja? Tentu seperti kata pepatah hidup itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Pemerintah harus berpikir kapan PPKM diakhiri dan bagaimana masyarakat dapat penghasilan kembali seperti kala Indonesia tidak terkena wabah.

Tapi Rakyat Tetap Bahagia

Namun di tengah fakta itu rakyat Indonesia memang luar biasa. Sekalipun bernafas dalam penuh keterbatasan mereka tetap bahagia. Mereka tetap menggelar lomba. Bahkan mereka tetap merayakan kemerdekaan ini dengan ekspresi yang mampu mereka lakukan.

Apakah itu dikarenakan himbauan pemerintah? Apakah itu karena arahan dari penguasa? Itu semua terjadi karena memang bangsa ini milik rakyat Indonesia.

Negara ini memang belum sampai pada stabilitas yang kokoh berdiri diatas idealitas konstitusi. Tetapi rakyat Indonesia optimis bahwa hadirnya pemerintahan yang tidak memihak kepada rakyat adalah satu pelajaran penting bahwa rakyat harus kembali sadar.

Merdeka itu itu bukan sekadar tidak adanya orang asing di Indonesia yang menjajah kita. Tetapi juga tunduknya penguasa pada kepentingan asing itu menunjukkan kita belum seutuhnya merdeka. Lebih jauh adalah kita harus mampu memilih orang yang cakap, layak, dan amanah di dalam mengemban tugas membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Dengan demikian tugas utama dan penting seluruh elemen bangsa hari ini dan ke depan adalah melahirkan generasi bangsa yang tangguh, cerdas dan superior serta memiliki cita-cita luhur mewujudkan bangsa Indonesia yang maju, cerdas dan berpengaruh.

Sunnatullah-nya, bangsa ini merdeka karena hadirnya generasi-generasi cerdas, tangguh, dan siap berjuang serta berkorban untuk kemajuan rakyat. Sebagaimana generasi itu dahulu ada di negeri ini, ke depan tugas rakyatlah melahirkan pemimpin seperti itu.

Maka rakyat Indonesia harus melek, sadar, melangkah, bersatu dan punya agenda yang jelas di dalam mengisi kemerdekaan yang sesungguhnya.(*)