Kamis, 10 Juni 2021 | 11:58 Wita

Mengenal Manhaj Sistematika Wahyu/Tartib Nuzuli

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Drs. H. Ahkam Sumadiyana, MA, Trainer Nasional, Anggota Dewan Muzakarah Pusat Hidayatullah 2015-2020

HidayatullahMakassar.id — (Muqaddimah) Untuk mengenal lebih detail tentang ‘Manhaj Sistematika Wahyu/Tartiib Nuzuuli’ alangkah indahnya bila kita mengawali dengan definisi atau batasan terlebih dahulu, agar pembaca tidak salah faham dalam penggunaan istilah ‘Manhaj Sistematika Wahyu’, khususnya tentang makna secara etimologi maupun secara terminologi.

Berikut pengertian ‘Sistematika Wahyu’ secara etimologis, Kata sistematika berasal dari bahasa Arab yaitu ‘Tartib’ maknanya sesuatu yang teratur, atau tetap. [Muhammad Ibn Mukrim Ibn Manzur al-Afriqi, Lisan al-‘Arab (Cet. I; Bairut: Dar Sadir, t. th.). Jilid 1 h. 409]. Sedangkan dalam bahasa latin asal kata “sistema”, yang berarti urutan sistematis [KBBI].

Selanjutnya pengertian Wahyu adalah berasal dari bahasa Arab (الوَحْيُ) yang artinya isyarat atau pemberitahuan dengan cepat dan tersembunyi. Menurut Manna Khalil Al-Qotthon Wahyu adalah;

الإعلام الخفي السريع الخاص بمن يوجَّه إليه بحيث يخفى على غيره

Pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan pada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang lain. [Manna Al-Qotthoon, Mabahits fi Ulumil-Quran (Maktabah Ma’arif, 2000), hlm. 28]

Sedangkan menurut ‘Ibnu Hajar Al-Asqolani’ Wahyu adalah;

الوحي مصدر بمعنى الإشارة السريعة الخفية

Wahyu adalah mashdar yang bermakna isyarat yang cepat dan tersembunyi [Doktor Muhammad Ali Al-Hasan, Al-Manaar fi Ulumil-Quran (Muassasah Ar-Risalah, 2000), hlm. 55].

Kemudian Wahyu yang dikemukakan oleh Az-Zuhri;

الْوَحْيُ مَا يُوحِي اللَّهُ إِلَى نَبِيٍّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ فَيُثْبِتُهُ فِي قَلْبِهِ

Wahyu adalah apa yang diwahyukan kepada para Nabi, kemudian Allah teguhkannya dalam hatinya. [Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqon fi Ulumil-Quran (Al-Hayyiah Al-Mishriyyah,1974),Juz.1.h 160].

Setelah kita mengetahui bersama bahwa pengertian ‘Wahyu’ secara bahasa berarti “memberi tahu dengan cepat dan tersembunyi” Selanjutnya kita fahami pengertian ‘Wahyu’ menurut Al-Quran, menurut istilah syariat ‘Wahyu’ berarti kalam Allah yang diturunkan kepara para Nabi dan Rasul Allah. Hal ini ditunjukkan dalam ayat Al-Quran sebagai berikut;

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُوراً ﴿١٦٣﴾

Artinya; “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu [Muhammad] sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud”. [QS. An-Nisa : 163].

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآناً عَرَبِيّاً لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ ﴿٧﴾

Artinya; “Demikianlah Kami wahyukan kepada-Mu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam”. [QS. Asy-Syura : 7]

Berdasarkan uraian dan tinjauan diatas maka penulis menyimpukan bahwa yang dimaksud dengan ‘Sistematika wahyu’ adalah urutan-urutan wahyu al-qur’an yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam baik yang diterimanya secara langsung dari Allah Swt maupun yang melalui perantara malaikat jibril.

KH.Abdullah Said Rahimahullahu Ta’alaa senantiasa menggunakan istilah ‘Sistenatika Wahyu’ untuk menyebut Tartib Nuzuli, maksudnya adalah untuk menyebut urutan-urutan surah dalam al-qur’an khususunya penggalan surah-surah awal yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni mulai dari surah al-alaq ayat;1-5, al-qalam;1-7, al-muzzammil;1-10, al-muddatstsir;1-7 dan al-fathihah;1-7 sebagai methodologi atau pola dakwah dan tarbiyah hidayatullah. [Kesimpulan penulis, dari kajian, tulisan dan ceramah KH.Abdullah Said].

DR. K.H. Nashirul Haq Lc.MA. Menyatakan bahwa yang dimaksud Sistematika Wahyu adalah; Pola dasar gerakan hidayatullah yang bersifat ijtihadi untuk merekonstruksi nilai-nilai al-qur’an secara sistematis berdasarkan rangkaian lima surah pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Adalah ayat-ayat awal yang diturunkan atau penggalan-penggalan pertama yang terdapat di dalam lima surah pertama berdasarkan Tirtibun Nuzul, yaitu al-Alaq, al-Qalam, al-Muzzammil, al-Muddattsir dan al-Fatihah. [Hidayatullah.or.id].

Sistematika Wahyu dalam implementasi dari Manhaj Nabawi mengandung beberapa unsur pokok dan prinsip-prinsip penting sebagai berikut: 

  1. Ar-Rabbaniyah (bersifat rabbani) Artinya Sistematika Wahyu sumbernya adalah al-Qur’an dan as-Sunnah atau rabbaniyat al-masdar. 
  2. At-Tadarrujiyah (bertahap dan sistematis) Artinya Sistematika Wahyu sebagai manhaj tarbiyah dan dakwah mengandung tahapan-tahapan yang sistematis. 
  3. As-Syumuliyah (sistemik dan komprehensif) Artinya Sistematika Wahyu mencakup prinsip-prinsip penting dalam ajaran Islam yang meliputi akidah, akhlak, ibadah, muamalah, dakwah, dan sistem kehidupan (Manhajul Hayat). [Baca. DR. KH. Nashirul Haq Lc. MA ‘Khittah Hidayatullah Sistematika Wahyu (Tartib Nuzuli) Manhaj Gerakan Tarbiyah Dan Dakwah Penyusun DPP Hidayatullah Jakarta, Thn 2015:h.7 ].

Berdasarkan kajian dan pengalaman selama ini, secara umum Sistematika Wahyu dapat dibagi menjadi tiga perspektif:

Pertama: Sistematika Wahyu dari segi kajian (Dirasiyah), yaitu pembahasan  ayat demi ayat dalam lima surah pertama turun, baik dalam bentuk kajian tafsir, tadabbur, perenungan maupun eksplorasi.

Kedua: Sistematika Wahyu dari segi aplikasi (Tathbiqiyah), yaitu aspek pengamalan dan pengalaman serta implementasi ayat-ayat tersebut dalam kehidupan.

Ketiga: Sistematika Wahyu dari segi manhaj (Manhajiyah), yakni menjadikan Sistematika Wahyu sebagai manhaj gerakan tarbiyah dan dakwah serta pola dasar perjuangan menuju terbangunnya Peradaban Islam di muka bumi ini. [Baca.DR.KH.Nashirul Haq Lc.MA ‘Khittah Hidayatullah Sistematika Wahyu (Tartib Nuzuli) Manhaj Gerakan Tarbiyah Dan Dakwah Penyusun DPP Hidayatullah Jakarta, Thn 2015, h.7 ].

‘Sistematika Wahyu’ sebagai ‘Manhaj Tarbiyah dan Dakwah’ bagi Ormas Hidayatullah adalah merujuk kepada pendapat Abu Abdullah Az-Zanjani dalam kitab tarikh Al qur’an, merujuk kitab ‘Nadzmud-Durar Wa Tanasuqul Ayat Wa Suwar’  yang disusun oleh Ibrahim bin Umar Al Biqai dan sebagian ulama di dalam buku  sejarah dan pengantar  Al Quran karya Prof. Hasby As-shiddeiqy menulis secara berurutan sebagai berikut; surat Al Alaq, Al Qalam, Al Muzzamil, Al Muddatstsir, dan Al Fatihah. [TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar dalam Al Quran, Bulan Bintang, Jakarta 1992, hlm. 53-54].  Wallahu A’lam.■



BACA JUGA