Jumat, 28 Mei 2021 | 05:53 Wita

Ar Rabi’ bin Sulaiman Murid “Slow Learner”. Begini Imam Syafi’i Mengajarnya

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Sangat mengesankan pada apa yang ditulis oleh Imam Baihaqi dalam kitab Manaqib Imam Syafii, bagaimana cara Imam Syafii, sebagai guru mengajar salah satu muridnya yang sangat lamban dalam memahami pelajaran.

Sang Murid itu adalah Ar Rabi’ bin Sulaiman, murid paling slow learner. Berkali-kali diterangkan oleh sang guru Imam Syafii, tapi Robi’tak juga faham. Setelah menerangkan pelajaran, Imam Syafii bertanya,
“Rabi’ Sudah faham paham belum ?”
“Belum faham, ”jawab Rabi’.

Dengan kesabaranya, sang guru mengulang lagi pelajaranya,lalu ditanya kembali, ”sudah faham belum? Belum.
Berulang diterangkan sampai 39x Rabi’ tak juga paham.

Merasa mengecewakan gurunya dan juga malu, Rabi’ beringsut pelan-pelan keluar dari majelis ilmu. Selesai memberi pelajaran Imam Syafii mencari Robi’, melihat muridnya. Imam Syafi’i berkata, ”Robi’ kemarilah, datanglah ke rumah saya !”.

Sebagai seorang guru, sang imam sangat memahami perasaan muridnya, maka beliau mengundangnya untuk belajar secara privat.
Sang Imam mengajarkan Rabi’ secara privat, dan ditanya kembali, ”Sudah paham belum ?
Hasilnya? Rabi’ bin Sulaiman tidak juga paham.

Apakah Imam Asy-Syafi’i berputus asa?
Menghakimi Rabi’ bin Sulaiman sebagai murid bodoh? Sekali-kali tidak. Beliau berkata,

”Muridku, sebatas inilah kemampuanku mengajarimu. Jika kau masih belum paham juga, maka berdoalah kepada Allah agar berkenan mengucurkan ilmu-Nya untukmu. Saya hanya menyampaikan ilmu. Allah-lah yang memberikan ilmu. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu.”

Mengikuti nasihat gurunya, Rabi’ bin Sulaiman rajin sekali bermunajat berdoa kepada Allah dalam kekhusyukan. Ia juga membuktikan doa-doanya dengan kesungguhan dalam belajar. Keikhlasan, kesalehan, dan kesungguhan, inilah amalannya Rabi’ bin Sulaiman.

Tahukah kita? Rabi’ bin Sulaiman kemudian berkembang menjadi salah satu ulama besar Madzhab Syafi’i dan termasuk perawi hadis yang sangat kredibel dan terpercaya dalam periwayatannya.

Sang slow learner bermetamorfosis menjadi seorang ulama besar.
Inilah buah dari kesabaran Imam Asy-Syafi’i dalam mengajar dan mendidik.

Adakah kita, para guru dan orangtua bisa meneladani kesabaran Imam Syafii dalam mengajar ?

Berapa kuat kita meyakini bahwa tidak ada anak dan murid yang bodoh?

Sudahkan kita, para guru dan orangtua mendoakan anak-anak dan murid didik kita agar difahamkan pelajaran ?

Sudahkan kita, para guru dan orangtua Memotivasi anak murid kita agar gigih berdoa kepada Allah Taala?

Bersuara Merdu

Imam Ar-Rabi’ bin Sulaiman merupakan salah satu ulama besar mazhab Syafi’i . Nama lengkap beliau adalah ar-Rabi’ bin Sulaiman bin Abdul Jabbar bin Kamil al-Muradi. Imam Ar-Rabi’ adalah teman sekaligus pelayan Imam Syafi’i ketika di Mesir.

Beliau adalahseorang muadzin di Masjid Jami’ Kota Fusthath (ibukota Mesir sebelum Kairo) yang memiliki suara merdu. Dikutip dari wiki.laduni.id, Rabi’ bin Sulaiman lahir pada Tahun 174 Hijriyah. Beliau wafat pada Tahun 270 Hijriyah dan memiliki anak bernama Abu al-Madha Muhammad.

Guru dan sanad kelimuannya, Imam Ar-Rabi’ bin Sulaiman belajar langsung kepada Imam Syafi’i . Dia ikut meyebarkan kitab-kitab karya Imam Syafi’i dan meriwayatkan hadis darinya. Selain itu dia belajar kepada ulama-ulama lain. Di antaranya Abdullah bin Wahb, Abdullah bin Yusuf at-Tanisi, Ayyub bin Suwaid ar-Ramli, Yahya bin Hassan Asad bin Musa.

Imam Ar-Rabi’ bin Sulaiman sering melantunkan adzan di Masjid Jami’ Fusthath, masjid yang dikenal dengan nama Masjid ‘Amru bin al-‘Ash. Beliau melantunkan adzan dengan suara yang sangat merdu dan sangat disukai oleh Imam Syafi’i.

Imam Ar-Rabi’ bin Sulaiman termasuk perawi hadis yang sangat kredibel dan terpercaya dalam periwayatannya. Bahkan ketika ditemukan kontradiksi antara riwayatnya dan riwayat al-Muzini, para pengikut Imam Syafi’i lebih mendahulukan riwayatnya. Pada semua orang tahu bahwa al-Muzini juga termasuk yang sangat mumpuni dan kredibel dalam periwayatan hadis.

Banyak ulama yang belajar kepada Ar-Rabi’ bin Sulaiman dan meriwayatkan hadis darinya. Berikut ini adalah penerus keilmuannya dan periwayat hadis darinya:

Imam Abu Daud, Imam an-Nasa’i, Imam Ibnu Majah, Abu Zur’ah ar-Razi, Abu Hatim ar-Razi, Abdurrahman bin Abu Hatim ar-Razi, Zakaria as-Saji, Abu Ja’far ath-Thahawi, Abu Bakar Abdullah bin Muhammad Ibnu Ziyad an-Naisaburi, Al-Hasan bin Habib al-Hashairi, Ibnu Sha’id, Abu al-Abbas al-Asham, Abu al-Fawaris as-Sandi, Imam at-Tirmidzi (meriwayatkan hadis dari Ar-Rabi’ melalui metode ijazah/memberikan lisensi untuk meriwayatkan kitab-kitabnya).■

Sumber:

1. Kitab Thabaqat al-Fuqaha’ Syafi’iyyin juz 1 karya Ibu Katsir ad-Dimasyqi, hlm. 143-144.

2. Kitab Thabaqat Syafi’iyyah al-Kubra juz 2 karya Abdul Kafi as-Subki, hlm. 132-135. 3.

3. Ensiklopedia Imam Syafi’i karya Dr. Ahmad Nahrawi Abdussalam al-Indunisi, hlm. 553