Minggu, 18 April 2021 | 08:35 Wita

Khawatir Amalan Tak Diterima

Editor: Firman
Share

Oleh : Ust Munir Sholahuddin Spd.i, Dai Hidayatullah Makassar.

HidayatullahMakassar — Allah ta’alla dalam surah At Taubah 105 telah berfirman :

وَقُلِ اعۡمَلُوۡا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُوۡلُهٗ وَالۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ وَسَتُرَدُّوۡنَ اِلٰى عٰلِمِ الۡغَيۡبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ‌ۚ

Dan katakanlah, “Beramallah kamu, maka Allah akan melihat amalmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu amalkan.”

Amal dalam ayat ini adalah secara umum. Mau amal yang baik maupun amal buruk yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Namun sebagai mukmin kita senantiasa harus mempersembahkan amal sholeh kepada Allah. Tentu beramal bukan sesuatu yang berat bagi orang beriman. Buktinya bagi orang beriman setiap hari shalat dan mengaji, senantiasa shalat lail dan bersedekah. Dan hari-hari ini saat Ramadhan dengan enteng menunaikan puasa.

Namun bagi orang shaleh yang berat di hati mereka adanya rasa khawatir kalau amal shaleh mereka belum diterima Allah.

Dalam hadits dari Ibnu Majah dan Tarmizi meriwayatkan ketika Aisyah bersama Rasulullah dan membaca al mukminun Ummu Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu anha ketika membaca surah Al mu’minun:

(إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ) (61)

Artinya :

(57) Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (58) Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (59)   Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), (60)   Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,

(61)  mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.

Lantas Aisya menanyakan sebab mereka merasa takut dalam ayat ini padahal mereka orang beriman Dan senantiasa melakukan amal shaleh.

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهُوَ الرَّجُلُ الَّذِى يَزْنِى وَيَسْرِقُ وَيَشْرَبُ الْخَمْرَ قَالَ : لاَ يَا بِنْتَ أَبِى بَكْرٍ – أَوْ يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ – وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ يَصُومُ وَيَتَصَدَّقُ وَيُصَلِّى وَهُوَ يَخَافُ أَنْ لاَ يُتَقَبَّلَ مِنْهُ.

“Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksudkan dalam ayat ‘Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut’, adalah orang yang berzina, mencuri dan meminum khomr?”

Rasulullah SAW lantas menjawab, “Wahai putri Ash-Shidiq! Yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah seperti itu. Bahkan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orang yang yang berpuasa, yang bersedekah dan yang salat, namun ia khawatir amalannya tidak diterima.” (HR At-Turmidzi No 3175 dan Ibnu Majah No 4198)

Allah menyebutkan sifat-sifat orang yang selalu menjaga amalannya dan takut jika tidak diterima Allah.

قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عنه:

«كُونُوا لِقُبُولِ الْعَمَلِ أَشَدَّ هَمًّا مِنْكُمْ بِالْعَمَلِ، أَلَمْ تَسْمَعُوا اللَّهَ تعالى يَقُولُ :

                          ﴿ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴾   

Artinya : jadilah kalian orang orang yg memiliki perhatian , kekhawatiran besar terhadap tidak diterimanya amal ketimbang amal itu sendiri,tidakkah kalian mendengar Furman Allah : sesungguhnya Allah hanya menerimah amal ibadah dari orang orang bertaqwa.(Al maidah 27)

Senada perkataan Malik bin Dinar seorang  abid, zahid :

الخوف على العمل أن لا يتقبل أشد من العمل!.

“Rasa takut amalan tidak diteriman itu lebih berat ketimbang amalan itu sendiri”

قال فَضَالَةُ بْنُ عُبَيْدٍ رضي الله عنه:

«لَأَنْ أَكُونَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ قَدْ تَقَبَّلَ مِنِّي مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا؛ لِأَنَّ اللَّهَ يَقُولُ :﴿ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينِ ﴾  

Dari Fadholah bin ‘Ubaid seorang sahabat rasulullah, beliau mengatakan, “Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikanku sekecil biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”

قال عبدالعزيز بن أبي رواد رحمه الله وهو يصف الصحابة : 

أدركتهم يجتهدون في العمل الصالح ،فإذا فعلوه وقع عليهم الهم ، أيقبل منهم أم لا ؟ ،

Abdul Aziz bin Abi Rowwad beliau seorang tabiin berkata, “Saya menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan shalih. Apabila telah melakukannya, mereka merasa khawatir apakah amalan mereka diterima ataukah tidak.”

Itulah kekhawatiran para sahabat Dan orang orang shaleh dahulu. Mereka begitu khawatir kalau-kalau amalannya tidak diterima. Namun berbeda dengan kita yang amalannya begitu sedikit dan kulitas keimanannya  sangat jauh dari mereka  . Kita begitu “pede” dan yakin dengan diterimanya amalan kita

Semoga Allah menerimah amalan kita Dan menjadikan kita orang orang bertaqwa.■

*) Catatan dari Taklim jelang buka puasa Ramadhan 18 April 2021 di Masjid Umar al Faruq.



BACA JUGA