Jumat, 11 Desember 2020 | 07:12 Wita

Pengalihan Kiblat, Ungkap Sifat Para Penolak Perintah Allah

Editor: Firman
Share

■ Tafsir As Sa’di Surah Al Baqarah Ayat 142

HidayatullahMakassar.id — Kiblat pertama kaum muslimin adalah Masjidil Aqsa. Lalu setelah setahun Rasulullah hijrah di Madinah Allah perintahkan merubah kiblat ke Kabah, Masjidil Haram.

Rasulullah mendoakan agar Allah segera memindahkan kiblat karena selalu dinyinyir oleh kaum Yahudi. Mereka mengolok kaum Muslimin mengikut kiblat mereka Baitul Maqdis.

Hal ini tergambar dalam firman Allah ta alla dalam surah Al Baqarah ayat 142 (ayat pertama dalam juz 2)

سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”.

Ayat ini membungkam olokan orang Yahudi. Dalam Tafsir As Sadi menjelaskan makna dan pelajaran dari ayat ini 

1. Ayat ini menjelaskan mukzijat. Mengabarkan bahwa orang Yahudi akan tetap mengolok dimanapun kiblat kaum Muslimin. 

Mukjizat itu apa yang dikabarkan dalam quran pasti terjadi, tidak mungkin salah. Sebelum dan sesudah pemindahan kiblat tetap Yahudi menghina muslim.

Mukjizat lain karena di naskah Taurat dan Injil sebelumnya telah menginformasikan kiblat kaum Muslim.

2. Hiburan bagi kaum Muslimin dari celaan kaum Musyrikin. Bahwa tak usah merasa hina jika menunaikan perintah Allah. 

3. Penenang hati kaum Muslim karena ketika orang musyrik memperolok bahwa ibadah kaum Muslimin sebelumnya tak sah. Tapi Allah menjawab tidak akan menyianyiakan amal selama mengikuti perintah.

4. Pembangkangan Yahudi dan ahli kitab yang dijawab dengan singat dan jelas oleh Allah “Kepunyaan Allahlah timur dan barat” sehingga kemanapun menghadap tetap diterima Allah amal ibadahnya.

Ayat Ini juga menjelaskan jika kita tak mengetahui arah kiblat, setelah berikhtiar maka tunaian kemana keyakinan kemana saja arah kiblatnya.

5. Juga mengungkapkan sifat dan karakter orang yang menolak perintah Allah. Yakni tahu kebenaran tapi tak mau menerimanya. Perintah menjadikan Kabah sebagai kiblat tapi orang Yahudi tetap enggan. Disebut sebagai sifat syapih/sufaha.

6. Bagaimana seharusnya sikap seorang muslim jika turun perintah Allah maka dengarkan dan taati.

Pelajaran lain bahwa seorang berakal tak akan pusing dengan perkataan dan olokan orang bodoh. Sekadar dijawab saja tanpa perlu dipusingkan.

Kiblat kabah juga ditafsirkan oleh ulama menunjukan umat muslim sebagai umat pertengahan. Kabah berada di tengah/pusat Bumi.

*) Dari catatan on the spot Kajian Tafsir As sya’di oleh Ust Hendra Wijaya Lc MH di Masjid Umar Al Faruq Yayasan Al Bayan Hidayatullah, BTP Makassar, Kamis malam (10/12/2020)



BACA JUGA