Minggu, 15 November 2020 | 13:34 Wita

Ustadz Abdurrahman “Abid” Sibghatullah, Ketua Baru Pemuda Hidayatullah Sulsel. Keputusan Muswil Parepare

Editor: Firman
Share

PAREPARE, HidayatullahMakassar.id — Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan menggelar Musyawarah Wilayah 5 (Muswil) di Kampus Madya Hidayatullah Parepare. Sabtu-Ahad (14-15/11/2020).

Muswil yang berakhir hari ini, telah menghasilkan keputusan Ustadz Abdurrahman Sibghatullah BSh menjadi ketua terpilih dari organisasi kepemudaan Hidayatullah di Sulsel yang sebelumnya bernama Syabab Hidayatullah, Ahad 29 Rabi’ul Awwal 1442 H siang tadi.

Surat keputusan tersebut dibacakan langsung oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah, Ustadz Mazlis B Mustafa SE secara virtual. menetapkan Ustadz Abdurrahman yang akrab disapa Abid sebagai Ketua Pemuda Hidayatullah SulSel periode 2020-2023.

Ust Abid selanjutnya dilantik oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sulsel Ust Drs Mardhatillah menggantikan Ust Muhammad.

Sebelumnya, pembukaan Muswil bertema “Pemuda Diberdayakan SulSel Gemilang” itu dihadiri Ketua Majelis Murobbi SulSel Ust Ir H Abdul Majid MA, pengurud DPW Hidayatullah SulSel dan pengurus DPD se-Sulsel.

Saat membuka Muswil Pemuda Hidayatullah itu, Ust Mardhatillah mengatakan kalau ada yang bertanya Hidayatullah ke depan akan seperti apa? Maka sederhananya lihat pemudanya sekarang karena pemuda sekarang ini adalah generasi atau kader yang dipersiapkan dalam segala hal.

“Hidayatullah Sulsel sekarang ini salah satu fokusnya adalah mencari dan merawat kader, mempersiapkan kader sebanyak mungkin untuk Sulsel ke depan karena basisnya Hidayatullah adalah di Sulsel,” ujarnya.

Menurutnya syarat agar pemuda bisa unggul harus memiliki tiga hal yaitu pemuda harus memiliki karakter yang profesional dan berakhlak mulia.

Kedua Pemuda Hidayatullah harus unggul dalam kompotensi yaitu pemuda yang senantiasa kritis, kreatif dan progresif. Dan senantiasa bekerja sama atau kolaborasi. “Kalau hanya sendiri-sendiri tidak mungkinlah Islam itu bisa ditampilkan atau dijalankan tapi kita harus memiliki kebersamaan yaitu ada kepemimpinan,” urainya.

Lebih lanjut Ust Marda memotivasi, untuk menguasai sektor pendidikan, ekonomi, politik dan lainnya kira-kira apa referensi kita, yakni Al Quran. “Konsep kita dari surah Al Alaq sampai Al Fatihah sudah mengajarkan kepada kita untuk menguasai dunia bahkan akhirat sudah selesai,” tuturnya.

Bahkan pemuda sekarang ini, tandasnya, harus digenjot pemahamannya agar terbentuk dalam pola Sistematika Wahyu.
Karena pemuda disiapkan untuk menjadi pemimpin yang kuat, yaitu kuat iman, ilmu dan prinsipnya.■ laida/*

Golongan Pemuda Peraih Naungan Allah

Shahih Bukhari hadis nomor 620 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar Bundar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [‘Ubaidullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Khubaib bin ‘Abdurrahman] dari [Hafsh bin ‘Ashim] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang Pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.”



BACA JUGA