Minggu, 25 Oktober 2020 | 19:49 Wita

Ini Bocoran Keputusan Munas Hidayatullah. Program Terbaru Hingga Perombakan Pengurus

Editor: Firman
Share

■ Bincang Podcast Bersama Dr Ir H Abdul Aziz Mudzakkar MSi (3-Selesai)

HidayatullahMakassar.id — Berikut ulasan terakhir dari bincang Podcast Seri Munas V Hidayatullah dengan Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Kampus Utama Makassar Dr Ir H Abd Aziz Qahhar Mudzakkar.

Rekaman lengkap Podcast yang dipandu Dirut Al Bayan Media Corp/AMC yang juga Pempred HidayatullahMakassar.id Firmansyah Lafiri itu dapat disaksikan melalui chanel YouTube Al Bayan Makassar TV di link https://youtu.be/W68k58u3yLA

Sebagai anggota Badan Pekerja Munas Hidayatullah, tentunya ustad punya bocoran kebijakan yang akan menjadi gambaran Hidayatullah untuk kepengurusan 5 tahun ke depan, apakah ada hal yang baru?

Insyallah perubahan akan dimulai dari perombakkan struktur atau perbaikan struktur organisasi. Karena akan dibuat struktur organisasi yang bisa menjawab tantangan dari problematika keummatan dan kebangsaan. 

Salah satunya ialah di struktur DPP Hidayatullah akan dibuatkan departemen baru yaitu Departemen Rumah Al Qur’an, karena memang kita ingin menqur’anisasi masyarakat melalui Rumah Qur’an.

Kenapa Rumah Quran, apa bedanya dengan TPA ?

Selama ini Al Qur’an disosialisasikan ke masyarakat yang dikenal dengan TPA, hanya saja TPA diisi oleh kanak-kanak. Dan Hidayatullah ingin merubah itu dengan membuat Rumah Qur’an yang lebih luas program, peserta dan kegiatannya.

Di Rumah Qur’an peserta tarbiyahnya dari segi umur mulai dari kanak-kanak sampai kakek nenek diharapkan datang, tentu dengan metode yang berbeda-beda ada yang belajar iqra, tajwid, terjemahan Al Qur’an, menghafal Qur’an, tafsir, fiqih dan lain sebagainya.

Jadi Hidayatullah benar-benar ingin membawa Al Qur’an di tengah masyarakat dalam seluruh aspek untuk semua kalangan dan umur. Alhamdulillah kita sudah punya percontohan dengan kesuksesan DPW Hidayatullah Jakarta mendirikan dan mengelola 135 Rumah Qur’an dalam waktu 2 tahun terakhir ini.

Maka dengan rencana pembentukan Departemen Rumah Quran ke depan makin ekspansif. Ini sebagai ikhtiar Hidayatullah tak tanggung-tanggung untuk quranisasi masyarakat.

Kalau tak salah Pemprov Sulsel juga memiliki program serupa namun belum nampak realisasinya

Kita di Sulsel juga sudah ada didirikan Rumah Quran namun memang belum menjadi program yang ekspansif.

Selain untuk di Sulsel mempunyai sekolah khusus yaitu Sekolah Da’i Hidayatullah di Parepare yang programnya setahun guna menyiapkan SDM pengelolaan Rumah Qur’an.

Ini akan menarik jika memang program nasional Hidayatullah ada kesamaan dan selaras dengan program prioritas pemerintahan provinsi Sulsel, berarti ini juga merupakan peluang untuk optimalkan program bersama dan Hidayatullah siap bekerja sama untuk itu.

Ada bocoran lain tad ?

Dalam bidang ekonomi bahwa sesegera mungkin Hidayatullah membuat atau memiliki bahkan sudah ada marketplace (pasar online) yaitu H Mall. Ya seperti aplikasi Tokopedia, Buka Lapak dan sebagainya.

Alhamdulillah karena ada teman dekat kita yang punya aplikasi eMoney, nah dengan eMoney beliau kita bekerjasama dalam dua hal, pertama jasa transaksi di seluruh yayasan Hidayatullah yang akan digunakan, yang kedua beliau meminta kita punya marketplace dan ini sudah ada namun belum di-launching.

Jadi besok-besok diharapkan kepada masyarakat Islam apalagi yang memiliki hubungan langsung dengan Hidayatullah seperti orang tua murid dan para jama’ah itu ketika belanja online jangan lagi di tempat lain tapi menggunakan H Mall saja. Ini juga merupakan upaya mengantisipasi perkembangan pasar online.

Insyallah seluruh kader Hidayatullah selalu siap menerima perubahan-perubahan bahkan selalu mendorong perubahan itu.

Dan memang tantangannya adalah menghadapi dinamika perubahan yang sangat cepat. Kemudian ke depan ini tingkat DPP akan ada generasi milenial yang menjadi pengurus DPP.

Ngomong-ngomong apa yang menjadi alasan Hidayatullah tetap melaksanakan Munas di saat masih mewabah Covid19. Padahal ormas Islam lainnya memilih menunda kegiatan serupa ?

Memang Munas kali ini merupakan Munas yang unik dan berbeda yang akan dilaksanakan oleh Hidayatullah, karena dilaksanakan secara virtual.

Jadi begini, kenapa Hidayatullah berani Munas di tengah pandemi Covid19, pertama karena kita sebenarnya melakukan secara kombinasi ada offlinenya yaitu memghadirkan pengurus pusat dan ketua DPW saja. Sedangkan pengurus DPD mengikuti secara online.

Bahwa biasanya munas-munas ormas apalagi munas orpol pembahasan yang paling rumit adalah pada tata tertib pemilihan ketua umum karena itu bisa lempar-lemparan orang di dalam dan tidak mungkin kita lempar-lemparan kalau secara online, tidak bisa baku debat habis kalau secara online. 

Nah kita di Hidayatullah kenapa kita bisa online karena pemilihan ketua umum di Hidayatullah ini hanya oleh Majelis Syura.

Jadi kita melakukan penyerapan aspirasi secara berjenjang dari bawah, mulai DPD, DPW dan kemudian masuk ke Majelis Syura yang jumlah dari Majelis Syura sekitar 30an orang.

Jadi aspirasinya sudah dilakukan secara berjenjang dan pemilihannya dipilih oleh Majelis Syura, nah ini yang dilakukan secara offline karena hanya sebatas 30 orang saja, jadi kita bisa berdiskusi dengan sangat baik tidak juga melanggar protokol Covid19.

Terakhir tad dan keluar dari tema. Posisi dan dukungan politik ustad biasanya ditunggu. Ada komentar soal Pilkada di Sulsel atau Makassar khususnya ?

Kalau politik praktis selalu tidak mudah bagi ormas, jadi memang selalu dilema. Bagi semua ormas Islam ataukah misalnya para da’i dilemanya adalah di satu sisi kita pasti ingin calon-calon yang akan terpilih yaitu yang punya komitmen keIslaman dan pasti kita semua di situ.

Kita ingin calon pemimpin yang punya kepedulian kepada masalah keummatan, tapi di sisi lain sebagai da’i itu juga ingin mengayomi semua calon.

Artinya bagi kita siapapun jadi pejabat ini adalah orang-orang yang perlu kita “dakwahi”

Perlu kita ajak untuk bicara masalah keummatan dan kebangsaan sehingga kita tidak mengambil sebuah sikap ekstrim bahwa kita menjadi tim sukses.

Sebenarnya ingin juga menjadi tim sukses kepada calon yang punya komitmen keIslaman yang tinggi.■ laida

*) Bincang seri Podcast bersama Ust Abdul Aziz Qahhar Mudzakkat dapat disaksikan melalui chanel YouTube Al Bayan Makassar TV di link https://youtu.be/W68k58u3yLA

Like, subscribe and share dari Anda insyallah akan menjadi kebaikan bersama.



BACA JUGA